1. Prabowo Beberkan Dugaan Perampasan Kekayaan Indonesia oleh Belanda
Kuatbaca.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan temuan mengejutkan terkait sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Dalam sambutannya pada pembukaan Indo Defence 2025 di Jakarta, Prabowo menyampaikan bahwa berdasarkan hasil sebuah riset terbaru, kekayaan Indonesia yang diambil oleh Belanda selama masa penjajahan ditaksir mencapai angka fantastis: US$ 31 triliun, atau sekitar Rp 502.000 triliun jika dihitung dengan kurs saat ini (Rp 16.200 per dolar AS). Nilai ini menjadi sorotan karena mencerminkan betapa besarnya kerugian ekonomi yang dialami bangsa Indonesia selama lebih dari tiga abad penjajahan.
2. Nilai Kerugian Disebut Setara 18 Kali PDB Indonesia Saat Ini
Menurut Prabowo, jumlah kekayaan yang dirampas tersebut tidak bisa dianggap remeh. Dengan asumsi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini berada di angka US$ 1,5 triliun, maka nilai US$ 31 triliun yang hilang selama penjajahan sama dengan 18 kali lipat dari total PDB nasional saat ini. Angka ini menggambarkan besarnya potensi ekonomi Indonesia yang seharusnya bisa memperkuat posisi bangsa di kancah internasional jika kekayaan tersebut tidak dirampas. Dalam perspektif anggaran negara, jumlah ini juga jauh melampaui total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang berkisar di angka Rp 3.000 triliun per tahun.
3. Penjajahan Berujung Kemakmuran Belanda, Penderitaan Bagi Indonesia
Prabowo juga menggarisbawahi bahwa selama masa kolonialisme, Belanda sempat menikmati posisi sebagai negara dengan GDP per kapita tertinggi di dunia. Hal ini menurutnya tidak terlepas dari eksploitasi sumber daya dan kekayaan alam Indonesia. Ia menyebutkan bahwa jika Indonesia berhasil mempertahankan kekayaannya sendiri, maka saat ini Indonesia bisa saja menjadi salah satu negara dengan GDP per kapita tertinggi di dunia. Hal ini menjadi refleksi penting mengenai dampak panjang dari penjajahan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa.
4. Seruan Prabowo: Jaga Kekayaan Nasional demi Masa Depan Bangsa
Lebih lanjut, Prabowo menjadikan temuan ini sebagai pengingat bagi generasi sekarang agar tidak mengulang kesalahan masa lalu. Ia menekankan pentingnya menjaga dan mengelola kekayaan nasional dengan baik, khususnya dalam konteks pertahanan dan kedaulatan. Menurutnya, bangsa yang tidak mampu menjaga sumber dayanya akan mudah dieksploitasi kembali, baik secara ekonomi maupun politik. Pernyataan ini sekaligus menjadi penguat narasi bahwa penguatan sektor pertahanan dan pengelolaan sumber daya alam adalah dua pilar utama dalam menjaga keberlanjutan kemerdekaan.
5. Momentum Sejarah untuk Menata Masa Depan Ekonomi Indonesia
Pernyataan Prabowo tentang nilai kekayaan yang hilang selama masa penjajahan bukan sekadar kilas balik sejarah, melainkan dorongan untuk melakukan reorientasi pembangunan nasional. Dengan potensi alam yang masih melimpah, Indonesia diharapkan tidak lagi menjadi korban eksploitasi, melainkan bisa menjadi negara produsen dan pengelola sumber daya unggul. Pemerintah diminta untuk fokus memperkuat ketahanan ekonomi melalui pembangunan industri dalam negeri, hilirisasi sumber daya alam, dan perlindungan kekayaan nasional agar tidak kembali “mengalir keluar” tanpa manfaat nyata bagi rakyat.
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang dugaan kerugian Rp 502 ribu triliun selama masa penjajahan Belanda menjadi refleksi serius tentang pentingnya pengelolaan sumber daya nasional. Ini bukan hanya peringatan sejarah, tapi juga seruan agar Indonesia tidak mengulangi kesalahan serupa di era modern. Dengan pembangunan berkelanjutan, kedaulatan ekonomi, dan pertahanan yang kuat, Indonesia berpeluang besar untuk bangkit sebagai negara maju dan mandiri di panggung global.