Fosil: Pengertian, Proses Pembentukan, dan Jenisnya

Fosil sudah ditemukan manusia setidaknya sejak 30 ribu tahun yang lalu. Ada beberapa penemunya yang menganggap bahwa fosil memiliki keuatan magis.
Para pemburu dari zaman es, misalnya. Mereka membuat kalung dari fosil yang ditemukan karena percaya bahwa itu bisa melindunginya.
Sebenarnya, apa itu fosil?
Pengertian fosil
Fosil tanaman Florigerminis jurassica yang memiliki kuncup bunga (ditandai dengan panah putih), Diyakini sebagai kuncup bunga tertua yang pernah ditemukan dan diketahui berusia 164 juta tahun lalu dari zaman Jurrasic di China. Kata 'fosil' berasal dari bahasa Latin, fossillis, berarti menggali.
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas tumbuhan, hewan, dan organisme yang membatu, karena telah melalui berbagai proses kimiawi dan fisika di dalam Bumi.
Biasanya fosil ditemukan di dalam batuan sedimen. Adapun, ilmu yang mempelajari fosil disebut paleontologi.
Proses pembentukan fosil Commons Wikimedia Fosil dinosaurus yang dipamerkan di World Museum Liverpool, Inggris.Fosil terbentuk lewat proses fosilisasi. Terjadi karena adanya penimbunan sisa hewan dan tumbuhan yang terakumulasi.
Kemudian sisa tersebut mengendap dalam sedimen atau endapan lainnya, baik yang mengalami pengawetan maupun tidak.
Berikut beberapa syarat fosilisasi atau proses pembentukan fosil:
Organismenya bertubuh keras Mengalami pengawetan Terbebas dari bakteri pembusuk Terjadi secara alamiah Mengandung kadar oksigen berjumlah sedikit Berumur lebih dari 10 ribu tahun yang lalu
Fosilisasi terjadi ketika suatu organisme mati, dan bangkainya terkubur. Secara perlahan, organisme itu akan berubah menjadi fosil.
Biasanya hanya bagian terkeras saja, seperti cangkang atau tulang. Kadang bangkai tersebut perlahan-lahan membatu.
Molekul aslinya digantikan oleh berbagai jenis mineral, seperti kalsit atau besi pirit. Namun, ada pula beberapa fosil yang masih mengandung sebagian besar molekul aslinya.
Jenis-jenis fosil
Fosil ikan 3 dimensi dari periode Jurassic bernama PachycormusMenurut ahli paleontologi, ada bermacam-macam fosil, tetapi secara umum hanya ada tiga macam fosil yang perlu diketahui, yaitu:
Fosil berupa organisme itu sendiri
Adalah organisme itu sendiri yang terawetkan atau tersimpan. Dapat berupa tulang atau cangkang. Hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian tubuh yang keras.
Bentuk fosil ini, antara lain jaringan asli yang diawetkan, permineralisasi, mineralisasi, dan distilasi.
Fosil berupa sisa aktivitas makhluk hidup
Sering juga disebut dengan fosil jejak, karena yang terlihat hanya sisa aktivitasnya. Jadi, ada kemungkinan fosil itu bukan bagian tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri.
Penyimpanan atau pengawetan fosil ini dapat berupa cetakan. Ada yang permukaannya halus, dan ada pula yang kasar.
Contoh fosil yang termasuk kelompok ini adalah fosil telur, fosil jejak, sarang dan liang, koprolit, gastrolith, cetakan dan cor.
Fosil hidup
Adalah sebutan bagi hewan yang dianggap sudah punah dan menjadi fosil, tetapi pada kenyataannya masih hidup.
Fosil hidup adalah organisme hidup menyerupai spesies yang diketahui dari fosilnya.
Misal Coelacanth, yang diperkirakan sudah punah jutaan tahun lalu, ternyata ditemukan berenang dengan bebas di sekitar perairan timur Afrika.
Fosil hidup juga dapat mengacu pada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya, atau kelompok kecil spesies yang tidak memiliki spesies dekat lainnya.
Contoh, Nautilus. Selain itu, ada juga tumbuhan yang dianggap sebagai fosil hidup yaitu pohon ginkgo.