Di Balik Perbedaan Istilah Gestapu, Gestok, hingga G30S...

1 October 2022 22:32 WIB
5d9182ba91b41.jpg

Tanggal 30 September 1965 menjadi puncak gejolak politik di Indonesia, yang juga menjadi momentum peralihan pemerintahan Orde Lama ke Orde baru. Di masa itu, terjadi pembunuhan enam jenderal serta satu perwira TNI AD. Partai Komunis Indonesia (PKI) dituding Orde Baru sebagai dalang di balik pembuhuhan tersebut.

Meski terkenal dengan Gerakan 30 September, tetapi sebenarnya peristiwa itu terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari. Selain itu, ada berbagai perbedaan istilah yang dipakai untuk menandai peristiwa tersebut. Ada yang menyebut Gestapu, Gestok, hingga G30S/PKI.

Apa latar di balik perbedaan istiah-istilah itu?

Gerakan 30 September (G30S)

Awalnya, Gerakan 30 September (G30S) bukanlah rencana pembunuhan, melainkan operasi yang diinisiasi oleh satuan tentara pengamanan presiden.

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Kamis (30/9/2021), Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Letkol (Inf) Untung Samsoeri bersaksi bahwa operasi tersebut awalnya diberi nama Operasi Takari.

Nama itu dianggap terlalu berbau militer, sehingga diubah menjadi G30S. Operasi ini bertujuan untuk menghadapkan sekelompok jenderal yang disebut Dewan Jenderal ke hadapan Presiden Soekarno. Resimen Tjakrabirawa mendapat informasi bahwa Dewan Jenderal ingin melengserkan Soekarno.

Operasi G30S direncanakan tanpa mengetahui bahwa pasukan di lapangan malah membunuh jenderal-jenderal yang dimaksud.

Gestapu

Istilah Gestapu dipakai untuk menghubungkan peristiwa pembunuhan jenderal-jenderal dengan kekejaman Gestapo di era Nazi Jerman.

Gestapo merupakan singkatan dari Geheime Staatspolizei, polisi rahasia bentukan Nazi Jerman. Mereka berperan dalam genoshida orang Yahudi di Eropa saat Perang Dunia II.

Gestapu merupakan plesetan dari Gestapo. Istilah ini merujuk pada "Gerakan September Tiga Puluh".

Istilah ini dicetuskan oleh Brigjen RH Sugandhi yang saati itu merupakan Kepala Penerangan Staf Angkatan Bersenjata dan juga pimpinan harian Angkatan Bersenjata.

Namun, istilah ini lebih banyak digunakan oleh kelompok anti-PKI.

Gestok

Guntur Soekarno Putra, putra sulung Soekarno menyebut bahwa alasan ayahnya menggunakan istilah Gestok, yakni karena pembunuhan terhadap para jenderal terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari, bukan 30 September 1965.

Dikutip dari Harian Kompas, Jumat (30/9/2022), Presiden Soekarno mengusulkan istilah "Gestok" atau Gerakan Satu Oktober pada 9 Oktober 1965 di sidang kabinet pertama setelah G30S.

Usulan ini untuk mengganti istilah Gestapu yang identik dengan Nazi Jerman.

"Gestok (Gerakan Satu Oktober) terjadi karena keblingernya pimpinan PKI, lihainya kekuatan Barat atau kekuatan Nekolim (Neokolonialisme dan Imperialisme), serta adanya oknum-oknum yang tidak benar," kata Soekarno dalam pidato di depan MPRS yang diberi judul "Nawaksara".

MPRS belum dapat menerima pidato itu karena dianggap belum lengkap. Kemudian pada 10 Januari 1967, Soekarno mengirim surat kepada pimpinan MPRS berupa pelengkap ”Nawaksara” yang di dalam surat itu dia secara tegas menyebut Gestok.

G30S/PKI

Pemerintah Orde Baru secara resmi menggunakan istilah G30S setelah Departemen Pertahanan menerbitkan buku 40 Hari Kegagalan G-30-S. Jenderal Yoga Sugama sebagai KasKopkamtib dan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Soedharmono sebagai tangan kanan Soeharto, yakin bahwa peristiwa pembunuhan para jenderal didalangi oleh PKI.

Istilah G30S/PKI pun mulai dicetuskan, hingga berpengaruh pada penerbitan buku. Buku yang tidak menggunakan istilah G30S/PKI akan direvisi paksa atau bahkan bisa dilarang diterbitkan oleh Kejaksaan. Seiring pergantian kekuasaan, buku-buku yang sebelumnya dilarang, mulai boleh diterbitkan.

Perlahan setelah Orde Baru lengser, istilah G30S/PKI mulai kembali berubah dan menggunakan istilah G30S, seperti sebelumnya. Pada kurikulum 2004, beberapa penerbit buku pelajaran mulai menyebut G30S tanpa embel-embel PKI.

g30s pki
gestapu
gestok

pengetahuan

Fenomena Terkini






Trending