Revolusi Pembiayaan Pendidikan: Danacita dan Solusi Alternatif di ITB

Kuatbaca - Kabar mengenai pembiayaan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) menggunakan skema pinjaman online (pinjol) baru-baru ini mencuat dan menarik perhatian. Namun, Danacita, yang terlibat dalam pembiayaan ini, membantah label pinjol dan menjelaskan perannya sebagai penyedia Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI). Di tengah sorotan publik, Direktur Utama Danacita, Alfonsus Wibowo, menyatakan komitmennya untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas di Indonesia.
Danacita Bukan Pinjol: Menggugah Reputasi Layanan Pendanaan
Alfonsus Wibowo menegaskan bahwa Danacita bukanlah pinjol, dan istilah tersebut sering kali menciptakan konotasi negatif terkait layanan pendanaan. Sebagai perusahaan yang beroperasi dalam kerangka hukum dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Danacita berfokus pada praktik layanan pendanaan yang bertanggung jawab dan etis. Pernyataan tersebut merupakan respons terhadap perdebatan seputar pembiayaan kuliah di ITB yang melibatkan perusahaan ini.
MoU Danacita-ITB: Solusi Fleksibel untuk Mahasiswa
Alfonsus Wibowo juga merinci bahwa Memorandum of Understanding (MoU) antara Danacita dan ITB, ditandatangani pada Agustus 2023, bertujuan untuk memberikan solusi alternatif bagi mahasiswa ITB. Kesepakatan tersebut memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa yang mungkin kesulitan membayar biaya kuliah (UKT) secara langsung. Dengan demikian, Danacita hadir sebagai opsi yang dapat membantu mahasiswa mencapai pendidikan tinggi tanpa beban keuangan yang berlebihan.
Prinsip-Prinsip Transparansi dan Kehati-hatian: Fondasi Layanan Pendanaan Danacita
Alfonsus Wibowo menjelaskan bahwa Danacita menetapkan sejumlah prinsip dalam menjalankan layanannya, termasuk transparansi produk dan metode penawaran produk layanan. Ini mencakup penjelasan seluruh biaya yang terkait dengan pengajuan biaya pendidikan, dari biaya persetujuan hingga bunga dan biaya keterlambatan. Prinsip ini bertujuan untuk memberdayakan pelajar agar dapat menerima pendanaan dengan tanggung jawab.
Danacita menjunjung tinggi komitmen untuk tidak memberikan masalah baru kepada pelajar atau wali. Mereka memastikan bahwa pendanaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan pembayaran pelajar dan/atau wali, agar tidak menyulitkan saat proses pembayaran kembali. Dalam hal ini, proses analisis dan verifikasi mendalam digunakan untuk menilai kesanggupan pelajar dan/atau wali melunasi pendanaan yang diberikan.
Alfonsus Wibowo menyoroti pentingnya itikad baik dalam penanganan data pribadi. Danacita telah menerapkan standar keamanan siber ISO 27001, menegaskan kemampuannya dalam melindungi informasi dan data pribadi setiap pelajar. Dengan langkah-langkah ini, Danacita berkomitmen untuk memberikan layanan dengan integritas dan keamanan yang tinggi.
Danacita memberikan gambaran jelas mengenai biaya yang dikenakan kepada pelajar. Dengan menetapkan biaya persetujuan dan biaya platform, Danacita menciptakan transparansi yang dapat memberikan kejelasan kepada pelajar yang mengajukan pendanaan. Ini mencakup biaya persetujuan sebesar 3% dari nominal pendanaan yang disetujui dan biaya platform yang bervariasi sesuai dengan jangka waktu pembayaran yang dipilih.
Dalam respon terhadap sorotan publik, Danacita mengambil sikap proaktif untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan praktik layanannya. Kesadaran terhadap kebutuhan akan pembiayaan pendidikan yang adil dan terjangkau di Indonesia menjadi landasan bagi eksistensi Danacita. Meskipun tetap berfokus pada aksesibilitas, perusahaan ini menegaskan komitmennya untuk tetap mematuhi regulasi dan etika bisnis.
Dalam pemberitaan yang berkembang, Danacita menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi dalam mendukung akses pendidikan di Indonesia. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip transparansi, kehati-hatian, dan itikad baik, Danacita berusaha menciptakan model layanan pendanaan yang tidak hanya inovatif tetapi juga bertanggung jawab. Melalui langkah-langkah ini, Danacita berharap dapat membantu menciptakan masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.