Kuatbaca - Komitmen untuk mewujudkan pemerataan energi nasional terus diwujudkan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Kali ini, perusahaan energi pelat merah itu resmi memulai pembangunan Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Maumere yang berlokasi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi bagian dari visi strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia yang selama ini kerap menghadapi tantangan distribusi.
Dimulainya proyek ini ditandai dengan pelaksanaan rapat awal atau Kick Off Meeting yang digelar di Capa Resort Maumere, pertengahan Juni 2025. Pembangunan fisik terminal akan dilaksanakan oleh konsorsium antara PT Nindya Karya dan PT Bangun Bejana Baja, sementara pengawasan teknis tetap berada di bawah kendali Pertamina Patra Niaga.
Pembangunan terminal ini merupakan tindak lanjut dari penugasan resmi yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai bagian dari upaya menjamin pasokan dan ketersediaan energi di wilayah yang selama ini belum sepenuhnya terjangkau oleh infrastruktur energi yang memadai.
Ketahanan energi tidak hanya diukur dari kapasitas produksi dan cadangan nasional, namun juga sejauh mana energi dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat, dari pusat hingga ke pelosok. Terminal BBM Maumere akan menjadi simpul distribusi strategis yang diharapkan mampu menjangkau wilayah-wilayah terpencil di Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada penurunan biaya logistik, peningkatan kegiatan ekonomi, serta kelancaran pasokan BBM untuk kebutuhan rumah tangga dan industri lokal.
Lebih jauh, kehadiran terminal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan aktivitas perdagangan, mobilitas barang dan jasa, serta memacu sektor transportasi dan pariwisata yang menjadi andalan di kawasan tersebut.
Pembangunan Terminal BBM Maumere bukan sekadar proyek infrastruktur biasa. Pertamina berharap kehadirannya mampu membawa perubahan positif di tingkat lokal, mulai dari penciptaan lapangan kerja, pelibatan kontraktor lokal, hingga tumbuhnya usaha-usaha pendukung di sekitar lokasi proyek. Dengan begitu, proyek ini juga menjadi alat pemberdayaan masyarakat.
Proyek ini juga menunjukkan bahwa pembangunan tidak harus terpusat di wilayah barat atau kota besar saja. Justru sebaliknya, kawasan timur Indonesia memerlukan perhatian khusus agar tidak terus tertinggal dalam hal infrastruktur energi. Dengan adanya terminal ini, diharapkan terjadi akselerasi pembangunan yang merata di seluruh pelosok negeri.
Salah satu aspek yang menarik dari proyek ini adalah sinergi antarlembaga negara dan badan usaha milik negara (BUMN). PT Nindya Karya yang tergabung dalam konsorsium pelaksana menegaskan kesiapan mereka dalam menjalankan proyek dengan standar tinggi, mulai dari aspek keselamatan kerja hingga efisiensi waktu dan mutu hasil. Komitmen ini juga mencerminkan profesionalisme BUMN yang tidak hanya mengedepankan target pembangunan, tetapi juga nilai sosial yang diusung dalam setiap proyek.
Selain itu, kolaborasi ini juga membuka ruang lebih luas untuk penguatan rantai pasok dalam negeri dan pemanfaatan tenaga kerja lokal, yang sangat penting bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar proyek.
Proyek pembangunan Terminal BBM Maumere menjadi salah satu contoh konkret dari upaya pemerintah melalui Pertamina untuk menghadirkan energi yang berkeadilan—bukan hanya tersedia, tetapi juga terjangkau dan dapat diakses oleh semua kalangan. Langkah ini sekaligus menjadi simbol dari arah pembangunan nasional yang mulai lebih berpihak kepada daerah-daerah yang sebelumnya berada di luar jangkauan infrastruktur modern.
Dengan selesainya proyek ini nantinya, Maumere tidak hanya akan menjadi titik distribusi penting, tetapi juga representasi dari semangat membangun Indonesia dari pinggiran. Pemerintah dan Pertamina berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.