Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto tengah mematangkan rencana penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) melalui skema baru yang disebut blending. Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk memastikan subsidi BBM lebih tepat sasaran.
Skema blending ini menggabungkan dua bentuk bantuan: sebagian dalam bentuk barang langsung (produk BBM), dan sisanya dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam keterangannya, Bahlil menyebut bahwa subsidi dalam bentuk produk akan diberikan kepada kendaraan berpelat kuning, seperti angkutan umum.
“Saat ini kami sedang menyempurnakan data penerima subsidi bersama kementerian dan lembaga terkait. Data tunggal ini akan menjadi acuan utama agar bantuan diberikan secara akurat kepada yang berhak,” jelas Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/5/2025). Ia menambahkan bahwa proses penyusunan data hampir rampung dan tinggal menunggu waktu pelaksanaan.
Wacana skema subsidi BBM dengan pendekatan blending ini sebelumnya telah dibahas dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo. Menurut Bahlil, dari sejumlah opsi yang dievaluasi, skema blending menjadi alternatif paling realistis untuk diimplementasikan.
“Meskipun belum ada jadwal resmi kapan kebijakan ini mulai diterapkan, yang jelas pemerintah ingin segera melaksanakannya. Lebih cepat, lebih baik,” imbuhnya.
Langkah ini diambil sebagai upaya reformasi dalam penyaluran subsidi energi yang selama ini dinilai belum sepenuhnya efisien dan merata. Pemerintah berharap skema baru ini tidak hanya mengurangi kebocoran subsidi, tetapi juga meningkatkan keadilan distribusi di tengah masyarakat.