MenPAN-RB Tekankan Peran Ketahanan Pangan untuk Tekan Angka Stunting Anak

Kuatbaca - Ketahanan pangan rumah tangga tak lagi sekadar isu pertanian atau ekonomi, tapi telah menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat—terutama dalam memerangi stunting. Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Untuk itulah pemerintah kini mengaitkan reformasi birokrasi dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan secara langsung di masyarakat.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Rini Widyantini, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memastikan kebutuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, terpenuhi secara merata dan berkelanjutan.
Kunjungan Langsung ke Puskesmas Tambakrejo
Dalam rangka meninjau langsung implementasi program tersebut, Menteri Rini mengunjungi Puskesmas Tambakrejo di Surabaya, Jawa Timur. Di sana, ia melihat bagaimana ketahanan pangan bukan hanya sebatas teori atau wacana, melainkan benar-benar dijalankan dalam bentuk program nyata yang menyentuh masyarakat bawah.
Salah satu kegiatan yang ditinjau adalah pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil—program yang diharapkan mampu memutus rantai stunting sejak dari masa kehamilan. Melalui program ini, pemerintah ingin memastikan bahwa generasi baru lahir dalam kondisi sehat dan memiliki peluang tumbuh optimal.
Kolaborasi Lintas Lembaga Jadi Kunci
Apa yang dilakukan di Puskesmas Tambakrejo menurut Rini merupakan contoh ideal dari kerja sama antar lembaga yang terstruktur dan harmonis. Puskesmas bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama serta berbagai elemen masyarakat dalam menjalankan program ketahanan pangan yang terarah. Pemerintah pusat berharap pola kolaboratif seperti ini bisa ditiru oleh wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Langkah ini juga menunjukkan bahwa birokrasi seharusnya tidak hanya menjadi regulator atau pengatur administratif semata, tetapi hadir sebagai solusi konkret bagi persoalan masyarakat.
RB Tematik: Mewujudkan Birokrasi yang Berdampak Nyata
Program ketahanan pangan yang dikunjungi Rini merupakan bagian dari Reformasi Birokrasi (RB) Tematik, sebuah pendekatan baru dalam reformasi pemerintahan yang menitikberatkan pada hasil dan dampak langsung ke masyarakat. RB Tematik ini bertujuan mengakselerasi penyelesaian isu-isu besar nasional yang menyentuh kehidupan rakyat secara langsung.
Lima fokus utama RB Tematik antara lain adalah pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi, hilirisasi industri, ketahanan pangan, serta kualitas dan akses layanan kesehatan. Dalam hal ini, ketahanan pangan dilihat sebagai pilar penting untuk memastikan kesehatan generasi masa depan bangsa.
Menteri Rini juga menegaskan bahwa kunjungannya ke Surabaya bukan hanya untuk melakukan pengawasan, tetapi juga sebagai upaya mendengar langsung suara masyarakat penerima manfaat. Ia menilai, reformasi birokrasi tidak boleh berhenti pada laporan atau angka di atas kertas. Yang jauh lebih penting adalah perubahan nyata yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
Dengan mendekatkan diri ke lapangan, pemerintah bisa mengetahui tantangan yang dihadapi pelaksana program dan menyesuaikan kebijakan agar lebih tepat sasaran. Dari situlah efektivitas reformasi bisa terus ditingkatkan.
Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga menyangkut masa depan sumber daya manusia Indonesia. Anak yang mengalami stunting berisiko lebih rendah dalam aspek kognitif, fisik, bahkan produktivitas di masa depan. Karena itu, pemerintah menjadikan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas nasional.
Melalui program RB Tematik ketahanan pangan ini, diharapkan kebutuhan dasar masyarakat—yakni makanan sehat dan bergizi—bisa lebih mudah diakses, khususnya oleh kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil. Jika program ini berjalan masif dan tepat sasaran, maka penurunan angka stunting nasional bukan lagi sekadar target di atas kertas, tapi kenyataan yang bisa diwujudkan.