Menaker Pimpin Delegasi Indonesia di ILC ke-113, Suarakan Perlindungan dan Kerja Layak

8 June 2025 14:22 WIB
kemnaker-1749358748645_169.jpeg

Kuatbaca.com-Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, memimpin delegasi Indonesia pada Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) sesi ke-113 yang berlangsung di Jenewa, Swiss, pada 2-13 Juni 2025. Dalam forum ketenagakerjaan terbesar dunia ini, Indonesia membawa sejumlah isu strategis yang penting untuk masa depan dunia kerja nasional maupun global.


1. Tiga Isu Strategis dalam Fokus Indonesia

Dalam konferensi yang diselenggarakan oleh International Labour Organization (ILO) tersebut, Indonesia mengangkat tiga isu utama yang menjadi perhatian nasional sekaligus relevan dengan agenda global. Pertama adalah pentingnya kerja layak dalam ekonomi platform digital yang kini tengah berkembang pesat. Kedua, perlindungan tenaga kerja dari bahaya biologis di tempat kerja menjadi prioritas dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ketiga, Indonesia menekankan pentingnya transisi pekerja dari sektor informal ke sektor formal sebagai upaya memperluas cakupan perlindungan sosial dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja.

Menteri Yassierli menegaskan, “Kerja layak bukan hanya soal perlindungan, tapi juga investasi jangka panjang agar tenaga kerja kita menjadi kompeten, sehat, dan produktif.” Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun dunia kerja yang inklusif, adaptif, serta berorientasi pada produktivitas.


2. Peran Indonesia dalam Menguatkan Kerja Sama Global

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menaker Yassierli tidak hanya menyampaikan pendapat di forum internasional, tetapi juga aktif membangun jaringan dan kerja sama strategis dengan berbagai pihak. Melalui keterlibatan dalam sidang komite dan pleno, seperti Komite Keuangan, Komite Urusan Umum, Komite Diskusi Umum, dan Komite Aplikasi Standar, Indonesia berkontribusi dalam

merumuskan kebijakan ketenagakerjaan yang berpihak pada kesejahteraan pekerja.

Lebih lanjut, keikutsertaan Indonesia dalam berbagai pertemuan regional seperti Asia-Pacific Group Ministers Meeting, ASEAN Labour Leader Meeting, dan pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal ILO serta mitra internasional memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama ketenagakerjaan global.


3. Dialog Tripartit dan Komitmen Pembangunan Ketenagakerjaan

Delegasi Indonesia dibentuk dengan prinsip tripartit yang melibatkan unsur pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja. Model ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap dialog sosial sebagai fondasi pembangunan ketenagakerjaan yang adil dan berkeadilan.

Menteri Yassierli mengungkapkan harapannya agar dunia kerja menjadi ruang yang terbuka dan adil untuk semua. “Melalui konferensi ini, kami membawa semangat kolaboratif untuk merumuskan solusi nyata, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga komunitas global,” ujarnya.


4. Menaker Akan Sampaikan Pernyataan Nasional di Sidang Pleno

Pada sidang pleno ILC yang berlangsung pada 9 Juni 2025, Menaker Yassierli dijadwalkan menyampaikan pernyataan nasional Indonesia. Pernyataan tersebut mengangkat laporan dari Dirjen ILO berjudul Jobs, Rights, and Growth: Reinforcing the Connection. Laporan ini menyoroti pentingnya keterkaitan antara pekerjaan, pemenuhan hak-hak tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang produktif dan berkelanjutan.

Keterlibatan aktif Indonesia di ILC ke-113 ini menjadi momentum strategis untuk menguatkan posisi negara dalam forum ketenagakerjaan dunia sekaligus mendorong terwujudnya kebijakan global yang melindungi pekerja dan mendukung pembangunan sumber daya manusia unggul.

Keterlibatan Menaker Yassierli dan delegasi Indonesia di konferensi ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan dunia kerja di era digital dan globalisasi. Dengan membawa isu-isu krusial dan berpartisipasi aktif dalam perumusan kebijakan internasional, Indonesia siap menjadi bagian dari solusi dunia ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan berkeadilan.

pemerintah

Fenomena Terkini






Trending