top ads
Home / Pemerintah / Kondisi Pemimpin Oposisi Korea Selatan Menurun Usai Mogok Makan selama 19 Hari

Pemerintah

  • 6

Kondisi Pemimpin Oposisi Korea Selatan Menurun Usai Mogok Makan selama 19 Hari

Kondisi Pemimpin Oposisi Korea Selatan Menurun Usai Mogok Makan selama 19 Hari
  • September 18, 2023

Kuatbaca - Seoul kembali gempar dengan kabar terbaru mengenai Pemimpin oposisi mereka, Lee Jae Myung, yang harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setelah menjalani aksi mogok makan selama 19 hari. Aksi ini merupakan bentuk ketidaksetujuan Lee terhadap beberapa kebijakan pemerintah Korea Selatan yang menurutnya kontroversial.


Lee, yang berusia 58 tahun, memulai mogok makannya pada akhir Agustus dengan tujuan utama menentang kebijakan pemerintah yang dianggap kurang memadai. Salah satu kebijakan yang ia kritik tajam adalah mengenai reaksi pemerintah Korea Selatan terhadap pelepasan air limbah dari reaktor nuklir Fukushima oleh Jepang.


1. Kondisi Kesehatan


Tak lama setelah berita tentang kondisi kesehatannya yang memburuk menyebar, jaksa di Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan Lee terkait dugaan kasus korupsi. Diduga, Lee terlibat dalam kasus suap yang melibatkan transfer dana sebesar US$ 8 juta ke Korea Utara. Selain itu, Lee juga dituduh merugikan perusahaan milik otoritas kota Seongnam sebesar 20 miliar Won ketika ia menjabat sebagai Wali Kota. Meski demikian, Lee tetap membantah segala tuduhan yang diarahkan padanya.


Polemik ini menjadi semakin rumit ketika Majelis Nasional harus mempertimbangkan untuk mencabut kekebalan parlementer yang dimiliki oleh Lee. Ini diperlukan agar jaksa dapat melanjutkan dengan pengajuan surat perintah penangkapan. Tapi, dengan Partai Demokrat yang dipimpin Lee memiliki mayoritas suara di majelis, keputusan ini tentunya akan menimbulkan banyak kontroversi.


Partai Demokrat sendiri memberikan respons tajam terhadap surat perintah penangkapan ini, menilainya sebagai langkah yang menunjukkan kekejaman pemerintahan saat ini. Meskipun demikian, Partai Kekuatan Rakyat, yang saat ini berkuasa, telah menyarankan Lee untuk menghentikan aksinya dan bersedia untuk berdiskusi mengenai kebijakan setelah kondisi kesehatannya membaik.


Diketahui bahwa Lee sempat menjadi kandidat dalam pemilihan presiden Korea Selatan tahun lalu dan kalah tipis dari Yoon Suk Yeol dengan selisih suara yang sangat sedikit. Namun, perjalanan pencapresan Lee penuh dengan kontroversi, termasuk tuduhan skandal lahan dan rumor mengenai hubungannya dengan kejahatan terorganisir. Tragisnya, beberapa individu yang terkait dengan skandal tersebut bahkan ditemukan tewas.


Kasus ini tentunya menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat Korea Selatan. Dengan kondisi politik yang semakin memanas dan berbagai pihak yang terlibat, bagaimana masa depan politik Korea Selatan akan terbentuk? Sementara itu, masyarakat internasional juga menantikan langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah Korea Selatan selanjutnya terkait kasus yang melibatkan pemimpin oposisi mereka.

side ads
side ads