Gibran Ajak Malaysia Perkuat Industri Halal dan Lawan Sentimen Negatif Sawit

22 April 2025 13:58 WIB
wapres-gibran-rakabuming-raka-1742236008782_169.jpeg

Kuatbaca - Dalam suasana diplomatik yang semakin hangat, Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka menerima kunjungan kehormatan dari Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Ahmad Zahid Bin Hamidi. Pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama bilateral, khususnya dalam pengembangan industri halal, ekonomi, dan perlindungan pekerja migran.

Membangun Sinergi di Sektor Halal

Salah satu topik utama yang menjadi sorotan dalam pertemuan ini adalah penguatan kerja sama di industri halal. Sebagai dua negara dengan populasi Muslim terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dan Malaysia dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar halal global.

Gibran mendorong agar sinergi antara kedua negara tak berhenti pada tataran dokumen semata. Ia mengusulkan agar implementasi Nota Kesepahaman (MoC) tentang pengakuan sertifikasi halal bisa dipercepat. Hal ini diharapkan dapat membuka jalan bagi arus produk halal kedua negara untuk lebih leluasa memasuki pasar masing-masing, serta memperkuat daya saing di tingkat internasional.

Fokus pada Ekspor Produk Halal

Menurut Gibran, kerja sama halal tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman, tetapi juga mencakup sektor farmasi, kosmetik, hingga busana muslim. Ia menilai penting untuk menghapus hambatan tarif maupun non-tarif yang selama ini menjadi penghalang dalam perdagangan produk halal antarnegara.

“Kalau Indonesia dan Malaysia bisa bergerak bersama, kita bisa menjadi poros kekuatan industri halal dunia,” begitu semangat yang disampaikan Gibran dalam pertemuan tersebut.

Tak hanya membahas soal halal, Gibran juga menyinggung pentingnya kerja sama infrastruktur, salah satunya proyek kapal RoRo (Roll On/Roll Off) yang menghubungkan Batam dan Johor. Ia menilai, jalur laut ini bisa menjadi penggerak utama dalam mendukung arus logistik yang efisien serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi antara dua kawasan tersebut.

Dengan kelancaran transportasi antarnegara, bukan hanya barang yang bergerak lebih cepat, tetapi juga terbuka ruang bagi interaksi sosial dan ekonomi lintas batas yang lebih erat.

Dalam pertemuan itu, Gibran turut menyinggung soal tantangan yang dihadapi sektor minyak kelapa sawit, yang kerap mendapat kampanye negatif dari negara-negara luar. Ia mendorong kerja sama lebih erat untuk memperkuat posisi Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries), serta membuka akses yang lebih luas ke pasar global.

Menurutnya, narasi negatif tentang sawit harus dilawan dengan pendekatan kolektif dan data ilmiah, serta promosi berkelanjutan tentang peran sawit dalam pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan.

Perlindungan Pekerja Migran Jadi Perhatian

Tak ketinggalan, isu perlindungan pekerja migran juga menjadi pembahasan utama. Gibran menekankan pentingnya hubungan antarmasyarakat (people-to-people connection) antara Indonesia dan Malaysia, terutama dalam konteks perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Ia mendorong perbaikan sistem perekrutan agar lebih transparan dan sesuai prosedur. Selain itu, penguatan pusat pembelajaran komunitas dan akses pendidikan untuk anak-anak TKI di Malaysia turut menjadi perhatian. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menjamin hak dasar seluruh warga negara, di mana pun mereka berada.

Pertemuan antara Gibran dan Ahmad Zahid menjadi bukti nyata bahwa kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia semakin mengarah ke sektor-sektor strategis yang menyentuh kehidupan masyarakat langsung. Dengan semangat kolaboratif dan visi jangka panjang, kedua negara siap menatap masa depan bersama sebagai mitra sejajar di panggung regional maupun global.

pemerintah

Fenomena Terkini






Trending