Kuatbaca.com-Upaya memperkuat konektivitas wilayah melalui transportasi massal terus menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi memimpin langkah ambisius dengan rencana reaktivasi lima jalur kereta api yang telah lama tidak beroperasi. Program ini diharapkan tidak hanya menghidupkan kembali infrastruktur lama, tetapi juga membawa dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengalokasikan dana jumbo sebesar Rp 20 triliun untuk merealisasikan proyek reaktivasi jalur kereta ini. Dana ini akan difokuskan pada perbaikan jalur lama, pembangunan sarana pendukung, dan integrasi sistem perkeretaapian dengan moda transportasi lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menyambungkan kembali daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau oleh transportasi massal modern.
Jalur-jalur yang akan direaktivasi meliputi Banjar-Cijulang, Cibatu-Garut-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Cipatat-Padalarang, serta Cikudapateuh-Ciwidey. Lima jalur ini memiliki potensi strategis karena menghubungkan kawasan industri, pertanian, hingga destinasi wisata yang bisa dioptimalkan kembali melalui transportasi berbasis rel.
Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak bergerak sendiri. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyatakan kesiapannya untuk mendukung proyek ini. Pemerintah pusat dan daerah akan duduk bersama membahas skema kerja sama, termasuk pembagian tanggung jawab serta teknis operasional.
Salah satu opsi yang akan dikaji lebih lanjut adalah pengoperasian kereta listrik (KRL) di jalur-jalur yang direaktivasi. Penggunaan KRL dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien, terutama jika dikombinasikan dengan sistem transportasi modern lainnya. Dengan dukungan teknologi dan sumber daya dari pemerintah pusat, proyek ini diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan terukur.
Reaktivasi jalur kereta lama bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga motor penggerak ekonomi regional. Jalur-jalur yang selama ini terbengkalai akan membuka akses baru bagi masyarakat untuk mobilitas, distribusi barang, serta mendukung sektor pariwisata lokal.
Sebagai contoh, reaktivasi jalur Cikudapateuh-Ciwidey berpotensi meningkatkan kunjungan wisata ke kawasan Bandung Selatan. Demikian pula jalur Garut-Cikajang yang melewati kawasan agrowisata dan penghasil kopi, bisa membuka peluang lebih besar bagi petani lokal untuk memasarkan produknya ke kota-kota besar.
Tak hanya fokus di wilayah Jawa Barat, Kementerian Perhubungan juga tengah menyiapkan ekspansi jaringan KRL menuju Pelabuhan Merak. Langkah ini menjadi solusi atas tingginya permintaan penumpang di rute Commuter Line Lokal Merak. Jika terintegrasi dengan proyek reaktivasi di Jabar, maka sistem transportasi antardaerah akan semakin solid dan efisien.
Dengan berbagai rencana ini, masa depan transportasi rel di Jawa Barat terlihat semakin menjanjikan. Komitmen kuat dari pemerintah daerah dan pusat diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan aksesibilitas, dan memperkuat konektivitas antarwilayah di Pulau Jawa.