Toyota Masih Rajai Impor Mobil, BYD Siap Saingi di Pasar Indonesia

1 May 2025 13:24 WIB
potret-penjualan-mobil-di-ri_169.jpeg

Kuatbaca - Meskipun industri otomotif Indonesia terus berkembang dengan produksi lokal, kenyataannya masih banyak merek mobil yang memilih mendatangkan kendaraan dari luar negeri. Sepanjang Maret 2025, tren impor mobil menunjukkan bahwa sejumlah pabrikan global masih bergantung pada ekspor unit utuh (CBU) ke pasar domestik. Toyota menjadi pemain dominan dalam hal ini, namun bayang-bayang persaingan semakin terlihat dari kehadiran merek asal Tiongkok, BYD.

Toyota Tak Tergoyahkan di Puncak Impor

Sebagai merek otomotif yang telah lama mengakar di Indonesia, Toyota tetap menunjukkan dominasinya bukan hanya dalam penjualan, tetapi juga dalam volume impor. Berdasarkan data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Maret 2025, Toyota tercatat mengimpor 3.106 unit kendaraan ke Indonesia.

Unit-unit yang masuk ini bukan model biasa. Di antaranya adalah mobil-mobil kelas menengah hingga premium seperti Alphard, Vellfire, Voxy, hingga SUV andalan seperti RAV4 dan Land Cruiser. Tak ketinggalan, mobil listrik Toyota bZ4X juga menjadi salah satu andalan impor dalam menjawab tren elektrifikasi yang terus menguat.

BYD Tancap Gas, Siap Produksi Lokal Mulai 2026

Menyusul di posisi kedua, BYD tampil sebagai pendatang baru yang ambisius. Dengan total impor 2.407 unit, BYD membuktikan keseriusannya menantang dominasi merek Jepang di Indonesia. Seluruh model BYD saat ini masih didatangkan langsung dari China, termasuk model populer seperti Dolphin, Seal, Atto 3, hingga Sealion 7 yang baru-baru ini diperkenalkan.

Menariknya, meski saat ini BYD 100% mengandalkan impor, mereka telah mengumumkan rencana besar untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia pada 2026. Langkah ini bukan hanya memperkuat posisi mereka di pasar lokal, tetapi juga menunjukkan sinyal kuat bahwa Indonesia semakin dilirik sebagai basis manufaktur otomotif di Asia Tenggara.

Mitsubishi Masih Bergantung pada Produksi ASEAN

Di posisi ketiga, Mitsubishi Motors tercatat mengimpor sebanyak 1.065 unit kendaraan. Berbeda dengan Toyota dan BYD, Mitsubishi lebih mengandalkan basis produksi di kawasan ASEAN, terutama Thailand dan Filipina, untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Strategi ini dinilai lebih efisien dalam hal logistik dan biaya produksi, meski secara volume belum menyamai dua raksasa di atas.

Model-model yang diimpor umumnya merupakan varian dengan segmen pasar menengah ke atas atau model yang belum dirakit secara lokal. Hal ini juga menegaskan bahwa strategi Mitsubishi masih selektif dalam menentukan lini produk mana yang diproduksi di dalam negeri dan mana yang masih harus diimpor.

Selain BYD, merek-merek asal China lainnya seperti AION dan Denza juga masuk dalam daftar lima besar importir mobil terbanyak. AION mengimpor sebanyak 959 unit, sementara Denza 891 unit. Menariknya, Denza saat ini hanya menawarkan satu model di Indonesia, yaitu MPV mewah D9. Meski demikian, angka impornya cukup signifikan, menunjukkan bahwa ada ceruk pasar khusus yang mereka bidik, yaitu segmen kendaraan premium listrik.

Di luar lima besar, nama-nama seperti Geely, Suzuki, Mazda, Lexus, dan Citroen melengkapi daftar 10 pabrikan dengan jumlah impor tertinggi. Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak model sudah diproduksi secara lokal, permintaan terhadap mobil impor masih tinggi, khususnya untuk model-model khusus yang belum tersedia dari lini produksi domestik.

Melihat daftar ini, tampak bahwa meski produksi dalam negeri terus didorong pemerintah, impor kendaraan masih memainkan peran penting dalam memenuhi selera dan kebutuhan pasar. Merek-merek besar masih menggunakan strategi ini untuk menawarkan varian yang lebih luas, mulai dari kendaraan keluarga, SUV, hingga kendaraan listrik premium.

Pemerintah sendiri terus mendorong para agen pemegang merek untuk melakukan investasi lokal agar menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Dalam beberapa tahun ke depan, langkah seperti yang diambil BYD diprediksi akan menjadi tren baru, yakni membangun pabrik lokal guna memperkuat posisi di pasar yang semakin kompetitif ini.

Daftar 10 Merek Mobil dengan Impor Terbanyak di Indonesia (Maret 2025)

Toyota – 3.106 unit

BYD – 2.407 unit

Mitsubishi Motors – 1.065 unit

AION – 959 unit

Denza – 891 unit

Geely – 750 unit

Suzuki – 610 unit

Mazda – 281 unit

Lexus – 252 unit

Citroen – 173 unit

Dengan dinamika ini, peta persaingan otomotif Indonesia akan terus bergerak. Peran mobil impor masih kuat, tapi tekanan untuk memproduksi lokal juga makin besar. Kini tinggal bagaimana setiap pabrikan menyesuaikan langkah agar tetap relevan di tengah perubahan lanskap industri otomotif yang terus berkembang.

otomotif

Fenomena Terkini






Trending