Tesla Alami Tekanan Hebat: Konsumen Mulai Beralih

6 July 2025 10:28 WIB
gelombang-protes-melanda-dealer-dealer-tesla-di-berbagai-negara-1744106730317_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kondisi pasar global tengah tak menguntungkan bagi Tesla. Pasalnya, janji mereka untuk menghadirkan mobil listrik murah belum juga terealisasi, sementara rival-rival asal China seperti BYD terus memperperlebar jarak. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Tesla semakin kehilangan pangsa pasar dan kepercayaan konsumen.

1. Penurunan Penjualan Terjadi di Semua Pasar Utama

Menurut laporan Q2 2025, penjualan global Tesla tumbang tajam. Tesla hanya mampu mengirimkan 384.122 unit, turun sekitar 13,5–14% dibanding periode sama tahun sebelumnya . Ini adalah penurunan kuartal ketiga berturut-turut dan sinyal kuat bahwa tren negatif semakin melebar. Bahkan di Eropa, penurunan tajam dialami, dengan angka permintaan merosot hampir 45% di beberapa negara .

2. Model Murah Belum Juga Tiba, Konsumen Beralih

Salah satu alasan utama adalah keterlambatan model entry-level yang dijanjikan oleh Elon Musk sejak 2020. Janji mobil berharga $25.000 sempat gencar diangkat, tetapi hingga pertengahan 2025 belum ada realisasi. Musk sendiri mengaku sering terlalu optimis dan sempat menyangkal kabar pembatalan, meski level eksekutif internal Tesla yakin proyek tersebut sudah dibatalkan .

3. Persaingan Semakin Ketat, Konsumen Banyak Beralih

Sementara itu, konsumen mulai memilih alternatif. BYD mencatat pertumbuhan penjualan BEV hingga +42,5% pada Q2, melampaui Tesla . Model-model entry-level dari China dan Eropa menawarkan fitur lebih segar dan harga terjangkau, atau mobil hibrida, sehingga banyak konsumen merasa Tesla tidak lagi relevan.

4. Musk dan Isu Politik: Citra Tesla Tergerus

CEO Elon Musk juga membawa efek negatif ke Tesla. Keterlibatannya dalam ranah politik—seperti mendukung Donald Trump dan AfD Jerman—memicu protes dan Dampak yang nyata: penurunan penjualan di pasar Eropa, AS, bahkan China . Survei AAA menyoroti bahwa minat beli mobil listrik di AS turun dari 25% di 2022 menjadi hanya 16% pada Juni 2025, menandakan korelasi kuat antara brand image dan perilaku konsumen .

5. Langkah Drastis: Pemecatan Kepala Operasional

Untuk meredam tekanan, Elon Musk mengambil langkah tegas dengan memecat Omead Afshar, Kepala Operasional untuk Amerika Utara dan Eropa—yang tak lain adalah tangan kanan Musk selama ini. Langkah ini dianggap sebagai sinyal bahwa Musk bersedia melakukan reformasi internal untuk mengembalikan kepercayaan investor dan publik.

6. Strategi Masa Depan: Robotaxi vs Mobil Murah

Saat dunia menanti model murah Tesla, fokus perusahaan tampak beralih ke inovasi futuristik seperti robotaxi dan AI. Beberapa pilot robotaxi sudah dimulai di Austin, Texas. Namun, sebagian besar analis menilai strategi ini belum mampu menebus hilangnya penjualan mobil biasa, yang masih menjadi tulang punggung pendapatan.

7. Tantangan Inventaris & Stok yang Menggunung

Di tengah penurunan penjualan, Tesla justru memproduksi lebih banyak mobil daripada yang bisa dijual. Pada Q2 2025, perusahaan memproduksi 410.244 unit, lebih tinggi dari jumlah yang terkirim. Akibatnya, stok kendaraan menumpuk, memberikan tekanan pada arus kas dan kemungkinan strategi diskon produk, yang bisa berdampak pada margin.

8. Bagaimana Masa Depan Volkswagen & GM Habis vs Tesla?

Tesla kini menghadapi realitas baru: pesaing-pesaing seperti GM EV, Volkswagen, hingga startup China seperti Xiaomi, mulai mengambil pangsa pasar. GM EV melaporkan penjualan Q2 yang lebih dari dua kali lipat dari setahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penurunan Tesla bukan fenomena industri EV, tetapi manifestasi dari kelemahan internal mereka.

otomotif

Fenomena Terkini






Trending