Penyebab Gagal Finis Fabio Quartararo di MotoGP Inggris: Ini Fungsi Rear Height Device

Kuatbaca.com - Fabio Quartararo, pembalap andalan Yamaha, harus menelan pil pahit saat mengikuti MotoGP Inggris 2025. Start dari posisi pertama, Quartararo menunjukkan performa yang sangat menjanjikan. Ia sempat memimpin jalannya balapan dengan jarak hingga empat detik dari rival-rivalnya. Namun harapan untuk mengunci podium tertinggi pupus ketika motornya mengalami masalah teknis, tepatnya pada bagian rear height device.
Sempat mencoba kembali ke lintasan, Quartararo akhirnya harus menepi dan mengakhiri balapan lebih awal. Rasa kecewa jelas tergambar dari ekspresinya saat tertunduk di pinggir lintasan. Momen emosional itu menyita perhatian banyak penggemar MotoGP, terlebih karena Quartararo merasa dirinya telah tampil maksimal sejak awal balapan.
1. Ungkapan Kekecewaan Quartararo Usai Balapan
Dalam wawancara usai balapan, Quartararo menjelaskan bahwa kerusakan terjadi pada rear height device motornya. Ia menyebut ini sebagai salah satu balapan terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir dan sangat menyayangkan harus gagal finis karena faktor teknis.
“Ini balapan yang sangat luar biasa bagi kami, tapi sayangnya kami memiliki masalah teknis dengan rear-height device. Saya pikir ini akan jadi 'balapan kami', semuanya berjalan baik,” ujar Quartararo dalam pernyataannya yang dirilis Yamaha.
Ia menambahkan bahwa dirinya sudah sangat percaya diri bisa tampil sebagai juara. “Motornya yang terbaik sejauh ini. Saya membalap dengan bagus dan saya akan jadi yang tercepat... Saya tak bilang ini yang terbaik sepanjang karier, tapi setidaknya dalam 3-4 tahun terakhir,” sambungnya.
2. Mengenal Rear Height Device dan Fungsi Utamanya
Rear height device adalah salah satu teknologi canggih di dunia MotoGP yang berfungsi untuk mengatur ketinggian bagian belakang motor. Perangkat ini dikembangkan oleh Ducati dan sejak itu diadopsi oleh berbagai pabrikan lain termasuk Yamaha. Fungsinya cukup vital dalam mendukung performa pembalap, terutama saat start dan ketika melibas lintasan lurus dengan kecepatan tinggi.
Dengan menggunakan ride height device, pembalap dapat menurunkan posisi motor agar lebih dekat ke aspal. Tujuan utamanya adalah mengurangi efek wheelie atau terangkatnya roda depan saat akselerasi keras. Selain itu, perangkat ini juga membantu dalam menjaga stabilitas motor saat pengereman dan saat keluar dari tikungan.
3. Regulasi Terkait Penggunaan Ride Height Device di MotoGP
Seiring berkembangnya teknologi, Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP mulai mengatur penggunaan perangkat seperti ride height device. Sejak musim 2023, penggunaan front ride height device telah resmi dilarang karena dianggap meningkatkan risiko kecelakaan ketika motor melaju dengan kecepatan tinggi.
Meski rear height device masih diizinkan, wacana pelarangan perangkat ini juga telah digulirkan dan direncanakan berlaku pada tahun 2027. Hal ini menunjukkan bahwa meski perangkat ini memberi keuntungan teknis, keselamatan pembalap tetap menjadi prioritas utama dalam regulasi MotoGP.
4. Evaluasi Yamaha dan Harapan untuk Seri Berikutnya
Kejadian yang dialami Fabio Quartararo menjadi pelajaran penting bagi tim Yamaha untuk lebih memperhatikan keandalan komponen teknis pada motornya. Balapan di Silverstone menunjukkan bahwa kecepatan saja tidak cukup jika aspek teknis belum 100% siap. Kegagalan pada rear height device ini menjadi bukti bahwa teknologi secanggih apapun tetap rentan mengalami gangguan.
Namun demikian, Quartararo tetap optimis. Ia menyebut timnya telah menunjukkan progres signifikan dalam pengembangan motor dan yakin bisa bangkit di seri-seri berikutnya. Dukungan dari para penggemar dan evaluasi mendalam dari tim teknis akan menjadi modal penting untuk mengincar kemenangan di sisa musim ini.