Pemerintah China Desak Produsen Setop Jual Mobil Terlalu Murah, Ini Alasannya

10 June 2025 08:56 WIB
ilustrasi-mobil-china-1749431795327_169.jpeg

1. Perang Harga Mobil China Kian Ganas dan Tak Terkendali

Kuatbaca.com - Industri otomotif China tengah menghadapi fenomena yang mengkhawatirkan: perang harga ekstrem antar produsen mobil. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan antar pabrikan, khususnya di segmen kendaraan listrik dan hybrid, semakin sengit dengan strategi menjual mobil pada harga yang sangat rendah—bahkan dianggap tidak masuk akal oleh sebagian pengamat. Kondisi ini telah mendorong pemerintah China mengambil langkah tegas untuk menghentikan eskalasi yang dapat berdampak negatif bagi stabilitas industri.

Pemerintah pusat di Beijing telah memanggil sejumlah petinggi perusahaan otomotif untuk berdialog dan menyampaikan kekhawatiran atas fenomena ini. Mereka mendorong pelaku industri untuk melakukan regulasi mandiri (self-regulation) sebelum dampak lebih besar merusak ekosistem otomotif nasional.

2. Potensi Bahaya dari Persaingan Harga yang Tak Sehat

Meskipun strategi banting harga sempat meningkatkan penjualan mobil di pasar domestik, pemerintah menyadari bahwa langkah ini berpotensi menciptakan fenomena yang disebut “race to the bottom”—persaingan yang terlalu tajam hingga akhirnya merugikan semua pihak, termasuk produsen sendiri. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa melemahkan kualitas produk, menekan profitabilitas, dan menurunkan kepercayaan konsumen terhadap merek lokal.

Regulator pasar China pun menyuarakan hal senada, menyebut bahwa kompetisi yang terjadi saat ini bersifat “involusioner”, istilah yang juga digunakan oleh Perdana Menteri Li Qiang dalam laporan kerja tahunannya. Involusi merujuk pada perkembangan yang terus menerus namun tanpa arah atau hasil positif, yang pada akhirnya hanya membuat semua pihak terjebak dalam siklus kerugian.

3. Harga Mobil Baru Turun Drastis, Apakah Ini Berkelanjutan?

Data menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir, harga ritel rata-rata untuk mobil baru—terutama kendaraan listrik—di China telah turun hingga 19%. Saat ini, harga mobil baru dipatok sekitar 165.000 yuan atau Rp 370 jutaan. Penurunan harga ini tentu menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, namun menimbulkan pertanyaan besar: apakah sistem ini bisa bertahan jika semua produsen terus menurunkan harga tanpa batas?

Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) turut memperingatkan bahwa perang harga yang tidak masuk akal akan memperparah persaingan dan bisa menghancurkan ekosistem industri yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Keberlangsungan bisnis para pemain baru pun dipertaruhkan jika margin keuntungan terus ditekan secara agresif.

4. Langkah Pemerintah dan Sikap Skeptis dari Industri

Menanggapi kekacauan ini, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) berencana memperketat regulasi dan menegakkan hukum untuk menciptakan iklim persaingan yang lebih sehat. Namun, banyak pengamat pasar yang meragukan efektivitas langkah tersebut. Mereka justru memprediksi bahwa perang harga akan semakin intens, terlebih dengan makin banyaknya pemain baru di pasar otomotif China.

Salah satu yang menyuarakan keraguan adalah He Xiaopeng, CEO dari Xpeng Motors. Ia memperkirakan bahwa kompetisi akan semakin brutal dalam lima tahun ke depan. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa apa yang terjadi sekarang “baru hidangan pembuka”, mengindikasikan bahwa industri akan menghadapi tantangan lebih besar seiring masuknya banyak produsen baru dengan teknologi dan strategi harga yang agresif.

5. Jalan Tengah: Inovasi dan Regulasi Seimbang

Solusi atas perang harga ini bukan semata-mata dengan menekan produsen agar menaikkan harga. Pemerintah dan pelaku industri harus menemukan titik temu yang memungkinkan inovasi, efisiensi, dan perlindungan pasar berjalan beriringan. China yang selama ini dikenal sebagai pionir dalam mobil listrik, harus menjaga kualitas dan kelangsungan bisnis agar tidak jatuh karena kompetisi internal yang tidak terkendali.

Perlu juga dirancang sistem regulasi insentif—di mana produsen yang mengedepankan teknologi, kualitas, dan keberlanjutan diberikan dorongan tambahan, bukan semata-mata siapa yang bisa menjual paling murah. Dengan begitu, konsumen tetap mendapatkan mobil terjangkau, tetapi ekosistem bisnis juga tidak tumbang.

Harga Murah Tak Selalu Menguntungkan

Fenomena mobil murah buatan China memang menarik dari sisi konsumen, namun menyimpan risiko besar bagi kelangsungan industri. Tanpa penanganan yang tepat, perang harga bisa menjadi bumerang yang melemahkan kualitas, menekan produsen, dan bahkan merusak citra global mobil China. Oleh karena itu, regulasi yang bijak dan kesadaran kolektif antar produsen menjadi kunci untuk menjaga industri otomotif tetap sehat, inovatif, dan kompetitif.

otomotif

Fenomena Terkini






Trending