Kuatbaca - Pasar otomotif Indonesia tengah diramaikan oleh kehadiran merek mobil baru asal Tiongkok yang cukup unik: Lepas. Ya, namanya memang langsung menarik perhatian masyarakat karena dalam bahasa Indonesia, “lepas” memiliki arti yang sangat kontekstual—bisa positif, bisa negatif. Banyak yang penasaran: apakah ini strategi pemasaran yang disengaja, atau hanya kebetulan linguistik belaka?
Ternyata, nama tersebut bukanlah plesetan dari bahasa Indonesia. Meskipun terdengar akrab bagi telinga lokal, ‘Lepas’ ternyata adalah akronim dari dua kata dalam bahasa Inggris, yakni Leap dan Passion. Kombinasi itu mencerminkan filosofi yang ingin dibawa merek ini ke pasar global, termasuk Indonesia. Jadi, tidak ada sangkut pautnya dengan arti ‘lepas kendali’ atau ‘lepas landas’ yang biasa kita dengar sehari-hari.
Nama Leap sendiri berarti lompatan. Ini merepresentasikan semangat inovasi dan ambisi perusahaan untuk melompati batasan, baik dari segi teknologi, desain, maupun distribusi pasar. Sementara itu, Passion atau gairah merujuk pada tekad kuat untuk memberikan produk berkualitas dengan semangat penuh. Jadi, secara filosofis, Lepas ingin dikenal sebagai merek yang berani, penuh semangat, dan melampaui ekspektasi.
Uniknya lagi, pemilihan nama ini juga terinspirasi dari Leopard, atau macan tutul—hewan yang dikenal lincah, gesit, dan berwibawa. Maka, secara estetika, merek Lepas tidak hanya ingin tampil sebagai mobil biasa, tetapi membawa kesan sporty, eksklusif, dan penuh tenaga. Inilah yang mereka sebut sebagai “Leopard Aesthetics”.
Meski secara tulisan sama, pelafalan “Lepas” versi Chery ternyata berbeda dengan cara masyarakat Indonesia mengucapkannya. Bunyi “e” pada Lepas dibuat lebih menyerupai pengucapan dalam kata “leopard” (lih-pes), bukan seperti “lepas tali” dalam bahasa kita. Maka dari itu, meski awalnya terasa ganjil, merek ini percaya bahwa masyarakat akan terbiasa seiring waktu.
Pihak Lepas juga menegaskan bahwa mereka tidak berniat mengganti nama tersebut hanya karena perbedaan persepsi lokal. Justru, keunikan ini dianggap sebagai keunggulan branding yang bisa membedakan mereka dari kompetitor. Pendekatan ini tak jauh berbeda dari strategi beberapa merek global lain yang tetap mempertahankan identitas meski berbeda budaya atau bahasa.
Lepas bukanlah merek independen. Ia berada di bawah naungan Chery Holding Group, perusahaan otomotif asal China yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia lewat berbagai lini produk. Berbeda dari merek Chery yang lebih mainstream, Lepas diposisikan sebagai sub-brand yang fokus pada mobil premium dengan desain futuristik dan performa tinggi.
Merek ini akan diperkenalkan secara resmi kepada publik Indonesia dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Ini akan menjadi debut penting yang menandai langkah pertama Lepas memasuki pasar otomotif nasional.
Untuk tahap awal, Lepas telah menyiapkan tiga model yang sedang dipersiapkan masuk ke Indonesia, yaitu Lepas L4, L6, dan L8. Namun, dari ketiganya, model L8 akan menjadi ujung tombak peluncuran perdana. Mobil ini digadang-gadang memiliki desain sporty dengan fitur teknologi canggih yang menyasar segmen kelas menengah ke atas.
Jika strategi mereka tepat sasaran, bukan tidak mungkin Lepas akan menjadi wajah baru yang mencuri perhatian, seperti halnya Wuling atau Chery di masa awal kehadirannya di Indonesia.
Terlepas dari perdebatan soal nama, langkah Lepas untuk menancapkan kukunya di pasar otomotif Indonesia menunjukkan keseriusan industri otomotif Tiongkok dalam mengekspansi pasar Asia Tenggara. Dengan membawa filosofi global, desain modern, dan positioning premium, Lepas bisa menjadi merek yang “melejit” jika mampu menjawab ekspektasi pasar yang semakin cerdas dan menuntut kualitas.
Kini, tinggal menunggu apakah “Lepas” akan benar-benar terbang tinggi—atau justru lepas kendali di tengah persaingan yang semakin ketat. Yang jelas, mereka sudah membuat gebrakan awal yang cukup membuat pasar penasaran.