Mengapa Mobil Listrik China Lebih Diminati di Indonesia Dibanding Merek Jepang dan Eropa?

4 July 2025 10:48 WIB
germany-autosbyd-6_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pasar otomotif Indonesia terus berkembang, terutama dalam segmen kendaraan listrik. Meski produsen mobil listrik dari Jepang dan Eropa telah memasuki pasar dalam negeri, nyatanya mobil listrik asal Tiongkok atau China justru menjadi pilihan utama masyarakat. Apa sebenarnya yang membuat masyarakat Indonesia lebih memilih mobil listrik China dibanding merek lain?

1. Mobil Listrik China Tawarkan Harga yang Lebih Terjangkau

Salah satu alasan utama mengapa mobil listrik China lebih diminati adalah karena harganya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan merek Jepang atau Eropa. Bagi masyarakat Indonesia, yang sebagian besar masih dalam tahap awal mengenal mobil listrik, harga menjadi faktor yang sangat krusial.

Sebagai contoh, merek seperti Wuling dan BYD menawarkan mobil listrik dengan banderol harga yang lebih rendah namun tetap menghadirkan fitur yang lengkap dan teknologi modern. Hal ini tentu menjadi daya tarik utama bagi konsumen yang ingin beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik tanpa harus menguras kantong.

2. Fitur dan Teknologi Tidak Kalah Saing

Selain harga, mobil listrik asal China juga tidak kalah dari sisi fitur dan teknologi. Banyak model yang telah hadir di Indonesia menawarkan fitur-fitur canggih seperti sistem infotainment layar sentuh, konektivitas smartphone, hingga sistem keamanan modern seperti ADAS (Advanced Driver Assistance System).

Meskipun lebih murah, mobil listrik dari China mampu bersaing dalam hal teknologi dengan merek dari Jepang dan Eropa. Hal ini membuat konsumen merasa mendapatkan nilai lebih dari uang yang mereka keluarkan.

3. Merek Jepang dan Eropa Dinilai Terlalu Mahal

Merek-merek dari Jepang seperti Toyota dan Nissan serta merek Eropa seperti Citroen dan Peugeot memang telah menghadirkan kendaraan listrik mereka ke Indonesia. Namun harga yang ditawarkan umumnya berada di kisaran yang cukup tinggi. Toyota bZ4X misalnya, dibanderol dengan harga yang masih di atas Rp1 miliar.

Hal ini membuat mobil listrik dari Jepang dan Eropa hanya menyasar kalangan menengah ke atas, sementara mobil listrik China menjangkau segmen pasar yang jauh lebih luas, termasuk kelas menengah yang menjadi mayoritas di Indonesia.

4. Citra Mewah Merek Eropa Tidak Selalu Relevan

Mobil Eropa biasanya diidentikkan dengan kemewahan dan kenyamanan. Namun dalam konteks kendaraan listrik, konsumen Indonesia cenderung lebih fokus pada fungsi dan efisiensi biaya. Banyak yang beranggapan bahwa fitur dan kemewahan dari mobil listrik Eropa belum tentu sepadan dengan harga yang ditawarkan, apalagi jika dibandingkan dengan mobil China yang memberikan fitur serupa dengan harga jauh lebih rendah.

5. Merek Korea Selatan Belum Cukup Kompetitif

Merek Korea seperti Hyundai dan Kia juga telah menawarkan mobil listrik mereka, seperti Hyundai Ioniq 5 dan Kia EV6. Meskipun mendapat sambutan yang cukup positif, harga yang ditawarkan masih dianggap terlalu tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Selain itu, fiturnya tidak jauh berbeda dari mobil listrik Jepang, sehingga membuat banyak konsumen beralih ke alternatif China yang lebih terjangkau.

6. Ekspansi Agresif dan Strategi Pemasaran yang Efektif

Produsen mobil listrik asal China juga memiliki strategi ekspansi yang sangat agresif. Mereka aktif mengikuti pameran otomotif, memberikan promo besar-besaran, dan mendekati pasar melalui dealer lokal yang mudah diakses. Strategi pemasaran ini membuat nama-nama seperti BYD, Wuling, dan GWM cepat dikenal oleh masyarakat luas.

Tak hanya itu, mereka juga bekerja sama dengan berbagai pihak dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari infrastruktur pengisian daya hingga layanan purna jual. Semua ini membuat konsumen merasa lebih yakin dan nyaman dalam memilih mobil listrik China.

7. Respons Konsumen Indonesia: Fungsionalitas dan Efisiensi

Wawancara dengan beberapa pengguna mobil listrik di Jakarta dan Bandung mengungkapkan bahwa mereka memilih mobil listrik China karena efisiensi biaya dan ketersediaan layanan purna jual yang semakin luas.

“Saya pakai Wuling Air ev untuk kebutuhan sehari-hari. Hemat banget, dan saya nggak perlu khawatir soal servis karena bengkel resminya sudah banyak,” ujar Andi, seorang karyawan swasta di Jakarta.

Sementara itu, Lina, seorang ibu rumah tangga di Bandung, mengaku tertarik dengan desain futuristik BYD Dolphin yang cocok untuk mobilitas urban. “Modelnya keren, fitur lengkap, dan harganya juga bersahabat. Cocok banget untuk ibu-ibu kayak saya,” katanya.

otomotif

Fenomena Terkini






Trending