Mengapa Marak Mobil Bekas 0 Kilometer di China? Ini Penjelasan dan Dampaknya

1. Mobil Bekas 0 Kilometer: Antara Baru dan Bekas
Kuatbaca.com - Fenomena mobil bekas 0 kilometer tengah menjadi sorotan di China. Istilah ini merujuk pada kendaraan yang telah didaftarkan sebagai mobil bekas meskipun belum pernah dikendarai secara nyata. Artinya, secara hukum dan administratif mobil tersebut berstatus bekas, namun secara fisik dan teknis, mobil itu nyaris baru.
Kendaraan semacam ini memiliki pelat nomor dan surat registrasi, tetapi tidak memiliki catatan jarak tempuh yang signifikan. Banyak konsumen yang terkecoh karena kendaraan tersebut ditawarkan sebagai mobil bekas, padahal kondisinya masih seperti unit baru—namun dengan harga yang seolah-olah lebih murah.
2. Tujuan Tersembunyi: Akal-Akalan Target Penjualan dan Stok
Praktik ini muncul karena adanya target penjualan agresif dari pabrikan, serta tekanan untuk mengurangi stok tak terjual di dealer. Caranya, produsen menjual kendaraan ke dealer afiliasi atau pihak ketiga, kemudian kendaraan itu didata sebagai terjual, padahal hanya berpindah antar entitas internal. Mobil tersebut lalu ditawarkan kembali ke publik sebagai "mobil bekas", walaupun dalam kondisi baru.
Taktik ini memiliki beberapa keuntungan tersembunyi:
- Produsen bisa melaporkan angka penjualan tinggi secara fiktif.
- Dealer bisa mengurangi stok dengan cepat tanpa harus menjual secara langsung ke konsumen.
- Dalam beberapa kasus, mobil yang telah terdaftar dapat mengklaim subsidi, atau dianggap memenuhi syarat ekspor, padahal belum pernah digunakan.
3. Dampak Negatif: Distorsi Harga dan Merusak Kepercayaan Konsumen
Walaupun menguntungkan jangka pendek, praktik ini berdampak buruk pada integritas pasar mobil bekas. Ketika mobil nyaris baru dikategorikan sebagai bekas dan dijual di bawah harga mobil baru, maka terjadi distorsi harga. Konsumen akan sulit membedakan mana mobil bekas sebenarnya, dan mana yang hanya “berstatus” bekas.
Masalah ini dapat:
- Merosotkan kepercayaan konsumen, terutama mereka yang merasa ditipu.
- Menyulitkan pelaku usaha mobil bekas lain, karena harga pasar menjadi tidak transparan.
- Menurunkan kualitas data penjualan mobil secara nasional, sebab angka penjualan menjadi bias dan tidak mencerminkan permintaan riil.
4. Tindakan Pemerintah dan Pentingnya Regulasi Ketat
Melihat skala dan dampaknya, Kementerian Perdagangan China kini menyelidiki praktik ini, menargetkan produsen dan jaringan dealer. Pemerintah menyadari pentingnya mengembalikan kredibilitas pasar dengan memberlakukan regulasi lebih ketat.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan:
- Pengawasan ketat atas proses registrasi kendaraan.
- Larangan menjual mobil baru sebagai bekas jika tidak ada pemakaian nyata.
- Transparansi data penjualan dan registrasi agar tidak dimanipulasi oleh produsen atau dealer.
5. Tips Konsumen: Jangan Tertipu Label “Bekas”
Bagi konsumen, penting untuk waspada dan teliti sebelum membeli mobil bekas, terutama di pasar seperti China yang kini tengah bergejolak karena praktik semacam ini. Beberapa langkah bijak:
- Periksa tanggal registrasi kendaraan dan jarak tempuh asli.
- Minta laporan inspeksi independen untuk menilai apakah mobil benar-benar belum digunakan.
- Cek riwayat transaksi—mobil yang berpindah antar dealer biasanya meninggalkan jejak administratif.
Perlu Transparansi dan Reformasi Sistemik
Fenomena mobil bekas 0 kilometer di China memperlihatkan celah dalam sistem penjualan otomotif yang bisa dimanfaatkan untuk manipulasi data dan keuntungan sepihak. Meskipun kendaraan itu secara teknis masih baru, praktik menyulapnya menjadi “mobil bekas” menipu konsumen dan merusak struktur harga pasar.
Agar pasar mobil tetap sehat, perlu kolaborasi antara pemerintah, industri, dan konsumen dalam menciptakan sistem yang transparan dan adil. Bagi negara lain, fenomena ini bisa menjadi peringatan dini agar regulasi otomotif lebih tegas dan tidak memberi ruang bagi permainan angka yang merugikan masyarakat luas.