Ketum IMI Tekankan Pentingnya Pembinaan Atlet Balap Sejak Usia Dini

29 June 2025 12:22 WIB
ketua-umum-ikatan-motor-indonesia-imi-bambang-soesatyo-bamsoet-saat-menerima-ketua-imi-daerah-istimewa-yogyakarta-kanjeng-pang-1751169937443.jpeg

Kuatbaca.com - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, atau yang akrab disapa Bamsoet, menegaskan bahwa pembinaan atlet balap sejak usia dini adalah fondasi utama untuk membangun prestasi olahraga otomotif Indonesia di masa depan. Menurutnya, anak-anak memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap berbagai teknik, strategi, dan disiplin yang dibutuhkan dalam dunia balap jika dibimbing secara tepat sejak awal.

Bamsoet menuturkan bahwa melalui program pelatihan yang sistematis dan terencana, para calon atlet muda dapat mengasah keterampilan teknis dan taktis balap, sekaligus mengembangkan kemampuan fisik seperti koordinasi motorik, kelincahan, dan daya tahan tubuh. Hal ini akan memberi mereka keuntungan signifikan dibandingkan dengan atlet yang memulai pelatihan di usia lebih dewasa.

1. Model Pembinaan Balap di Negara-Negara Juara Dunia sebagai Inspirasi

Dalam kesempatan pertemuan dengan Ketua IMI Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat, Bamsoet mengungkapkan bahwa negara-negara yang unggul di dunia balap, seperti Spanyol dan Italia, telah lama menerapkan sistem pembinaan atlet balap dari usia dini. Di sana, pembalap muda mendapatkan akses fasilitas lengkap mulai dari sirkuit mini hingga pelatihan teknik berkendara dan simulasi balap yang meniru kondisi sesungguhnya.

Lebih jauh, di beberapa wilayah di Spanyol, pendidikan balap bahkan menjadi bagian dari program ekstrakurikuler di sekolah-sekolah olahraga, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat balap mereka secara menyeluruh sejak dini.

2. IMI Dorong Pembentukan Ekosistem Balap Lengkap di Indonesia

Bamsoet menekankan bahwa Indonesia perlu meniru model serupa dengan membangun ekosistem pembinaan balap yang komprehensif. Tidak hanya menyediakan motor mini atau gokart untuk latihan, tetapi juga melengkapi dengan sekolah balap formal, pelatih bersertifikat, jadwal kompetisi rutin, serta dukungan psikologis dan nutrisi yang tepat.

“Peran pemerintah, IMI, dan sektor swasta sangat krusial dalam membangun jalur pembibitan yang berkelanjutan dan sistematis,” ujarnya. Dengan ekosistem yang terintegrasi ini, proses pembentukan atlet balap akan berjalan optimal dan menghasilkan pembalap berkualitas.

3. Pembinaan Usia Dini Bukan Sekadar Teknik, Tapi Juga Pembentukan Karakter

Selain keterampilan teknis, Bamsoet juga menggarisbawahi pentingnya pembinaan usia dini dalam membentuk karakter pembalap. Dunia balap menuntut kedisiplinan tinggi, kemampuan mengambil keputusan di bawah tekanan, serta sportivitas. Nilai-nilai tersebut akan menjadi bekal utama bagi atlet muda saat mereka menghadapi kompetisi tingkat nasional maupun internasional.

“Pembalap yang terbiasa dilatih dengan sistem profesional sejak kecil biasanya memiliki etos kerja yang kuat, mental kompetitif yang tangguh, dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik,” tambah Bamsoet.

Sebagai bukti keberhasilan sistem pembinaan yang baik, Bamsoet menyoroti prestasi pembalap muda Indonesia, Veda Ega Pratama asal Gunung Kidul, Yogyakarta. Veda baru-baru ini mencetak sejarah dengan meraih gelar juara berturut-turut di Red Bull Rookies Cup 2025 yang digelar di Mugello, Italia. Kesuksesan ini menjadi cerminan bahwa program pembinaan jangka panjang yang didukung oleh orang tua dan pelatih berpengalaman mampu mencetak atlet berkelas dunia.

“Veda tidak muncul begitu saja, tapi lahir dari proses pembinaan yang matang sejak usia dini, dengan keberanian menembus kompetisi internasional di usia muda,” tutup Bamsoet dengan penuh keyakinan.

otomotif

Fenomena Terkini






Trending