FIF Raih Laba Rp 4,4 Triliun, Berkat Penjualan Motor yang Meningkat Pesat

Kuatbaca - Tahun 2024 membawa kabar baik bagi PT Federal International Finance (FIF), lembaga pembiayaan yang telah beroperasi lebih dari tiga dekade. Berkat tingginya angka penjualan sepeda motor di Indonesia, FIF berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 4,4 triliun. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan perusahaan, tetapi juga mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor industri sepeda motor di Indonesia.
Penjualan Motor di Indonesia Meningkat Signifikan
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor di Indonesia pada tahun 2024 tercatat mencapai 6,3 juta unit. Angka ini sedikit lebih tinggi dari target AISI yang sebelumnya diprediksi, yakni 6,2 juta hingga 6,5 juta unit. Penjualan yang melonjak ini memberikan dampak positif pada perusahaan pembiayaan seperti FIF, yang memainkan peran besar dalam mendukung pembelian motor melalui skema kredit.
Melonjaknya penjualan motor ini tentunya berhubungan erat dengan tren konsumen yang lebih memilih membeli kendaraan bermotor secara kredit. Hal ini menjadi peluang besar bagi FIF untuk memberikan pembiayaan kepada konsumen yang menginginkan sepeda motor, tetapi tidak memiliki dana tunai yang cukup. FIF berhasil memanfaatkan kesempatan ini untuk terus mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan laba bersih secara signifikan.
Laba Bersih FIF Tumbuh 7,5% Tahun ke Tahun
Dalam laporan resmi yang disampaikan oleh FIF, laba bersih yang tercatat pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup impresif, yakni 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, FIF mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun. Laba yang terus meningkat ini menunjukkan kemampuan FIF dalam mengelola pembiayaan serta memperkuat posisinya di pasar motor Indonesia, meski dengan tantangan ekonomi yang tak jarang datang silih berganti.
Selain itu, FIF juga melaporkan adanya peningkatan dalam penyaluran pembiayaan. Nilai pembiayaan yang disalurkan pada 2024 mencapai Rp 45,9 triliun, naik sebesar 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 42,3 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan betapa besarnya permintaan untuk pembiayaan motor di Indonesia, yang didorong oleh tingginya angka penjualan motor serta meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki sepeda motor secara kredit.
Meskipun dihadapkan pada tantangan dalam industri pembiayaan, FIF berhasil menjaga tingkat kualitas pembiayaan yang baik. Non-Performing Finance (NPF), yang menunjukkan rasio pembiayaan bermasalah, tercatat pada level 1,18% pada tahun 2024. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan ambang batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menunjukkan bahwa FIF berhasil mengelola risiko pembiayaan dengan baik. Dengan NPF yang rendah, FIF mendapatkan status sebagai perusahaan pembiayaan yang sangat sehat dan kredibel, yang tentu saja meningkatkan kepercayaan investor dan pelanggan.
Keberhasilan FIF dalam menjaga kualitas pembiayaan ini sangat penting, mengingat sektor pembiayaan sering kali terpapar pada risiko kredit. Namun, dengan pengelolaan yang hati-hati dan pengawasan yang ketat, FIF mampu mengurangi risiko tersebut dan tetap tumbuh secara stabil.
Perubahan di Struktur Manajemen: Penyegaran di Direksi dan Dewan Komisaris
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada tahun 2024, FIF juga mengumumkan perubahan besar dalam struktur manajemennya. Rudy, yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris, kini diangkat sebagai Presiden Komisaris menggantikan Suparno Djasmin yang telah memasuki masa purna bakti. Selain itu, Margono Tanuwijaya juga dilantik sebagai Komisaris Independen menggantikan Gede Harja Wasistha.
Perubahan ini merupakan bagian dari upaya FIF untuk melakukan penyegaran dalam struktur organisasi demi menunjang pertumbuhan dan pencapaian perusahaan di masa mendatang. Dengan susunan Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, diharapkan FIF dapat terus berinovasi dan memperkuat posisinya di pasar pembiayaan motor.
Selain fokus pada aspek keuangan, FIF juga menyoroti pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dalam operasional mereka. Dalam agenda RUPST, Direksi FIF memaparkan berbagai program keberlanjutan yang mereka jalankan, termasuk upaya untuk meningkatkan penerapan strategi Environment, Social, and Governance (ESG). Melalui FIFGROUP 2030 Sustainability Aspirations, perusahaan berkomitmen untuk membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Sebagai perusahaan yang berperan penting dalam industri pembiayaan, FIF menyadari pentingnya memiliki program yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga pada kontribusi terhadap kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. Dengan berbagai inisiatif ini, FIF berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Meskipun tantangan ekonomi global dan lokal tetap ada, PT Federal International Finance (FIF) berhasil membukukan hasil yang gemilang di tahun 2024. Laba bersih yang mencapai Rp 4,4 triliun dan peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 8,5% menunjukkan bahwa perusahaan ini terus berkembang dengan sehat. Selain itu, FIF juga mampu menjaga kualitas pembiayaan dengan NPF yang terjaga di angka rendah, mencerminkan manajemen yang efektif dan profesional.
Dengan dukungan struktur manajemen yang baru dan komitmen terhadap keberlanjutan, FIF siap menghadapi tahun-tahun mendatang dengan penuh optimisme. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada pencapaian sosial yang lebih besar, menjadikannya sebagai pemain utama dalam industri pembiayaan di Indonesia.