Kuatbaca.com - Pasar otomotif China sedang digemparkan oleh munculnya praktik yang tidak biasa, yaitu penjualan mobil bekas 0 kilometer. Meski disebut “bekas”, kendaraan ini sejatinya belum pernah digunakan di jalanan dan mencatat jarak tempuh nol. Namun, karena telah terdaftar secara resmi sebagai kendaraan yang telah dijual, statusnya berubah menjadi mobil bekas. Ini menciptakan ilusi bahwa mobil tersebut sudah pernah digunakan, padahal kondisinya masih sepenuhnya baru.
1. Strategi Tersembunyi di Balik Penjualan Mobil Bekas 0 KM
Fenomena ini muncul bukan tanpa alasan. Salah satu motivasi utamanya adalah strategi dari produsen atau dealer untuk memanipulasi angka penjualan. Dalam praktiknya, mobil-mobil baru didaftarkan terlebih dahulu atas nama pihak ketiga, seperti dealer afiliasi atau platform penjualan. Setelah itu, kendaraan tersebut dijual kembali sebagai mobil bekas—padahal belum pernah menyentuh aspal. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan catatan penjualan pabrikan secara statistik, mengosongkan stok, serta mengejar insentif tertentu seperti subsidi dari pemerintah atau kebijakan ekspor yang menguntungkan.
2. Dampak Langsung bagi Konsumen: Harga Lebih Murah tapi Berisiko
Konsumen memang diuntungkan secara nominal karena harga mobil bekas 0 kilometer ini bisa mencapai 20 hingga 30 persen lebih murah dari harga aslinya. Namun, di balik keuntungan harga, tersimpan berbagai risiko tersembunyi. Salah satu yang paling krusial adalah masa garansi. Karena garansi biasanya dimulai saat mobil terdaftar pertama kali, maka pembeli baru sering kali kehilangan beberapa bulan masa perlindungan. Tidak hanya itu, beberapa kendaraan juga bisa saja masih terkait dengan kredit aktif atau memiliki riwayat hukum yang tidak transparan, yang bisa menyulitkan konsumen di kemudian hari.
3. Dampak Sistemik bagi Pasar Otomotif dan Stabilitas Ekonomi
Praktik ini juga berpengaruh pada stabilitas pasar otomotif secara keseluruhan. Ketika angka penjualan kendaraan digelembungkan melalui strategi seperti ini, maka data yang ditampilkan tidak mencerminkan realitas pasar. Ini dapat menyesatkan investor, mengacaukan analisis pasar, dan menciptakan distorsi harga. Bahkan untuk beberapa model seperti BYD Qin L, harga pasar mobil bekas turun drastis hingga 40% dibanding harga barunya. Efek domino dari depresiasi ini bisa memicu ketidakstabilan dan penurunan kepercayaan jangka panjang dari konsumen maupun pelaku industri.
4. Seruan untuk Kembali ke Esensi: Inovasi dan Kepercayaan Konsumen
Melihat dampak luas dari praktik ini, para pelaku industri mulai menyuarakan pentingnya kembali pada nilai-nilai dasar: inovasi produk, peningkatan kualitas, dan membangun kepercayaan konsumen. Jika tren mobil bekas 0 kilometer terus dibiarkan, bukan hanya akan merugikan konsumen secara individu, tapi juga dapat menggoyahkan fondasi ekonomi sektor otomotif itu sendiri. Pemerintah pun mulai turun tangan dengan melakukan pengawasan lebih ketat dan memanggil produsen untuk memberikan penjelasan resmi.