Tuchel Ingin Bertahan Lebih Lama di Kursi Pelatih Inggris hingga Euro 2028

Kuatbaca - Sejak resmi menukangi Tim Nasional Inggris, Thomas Tuchel tampaknya sudah mulai jatuh hati pada atmosfer sepak bola Negeri Tiga Singa. Meski baru seumur jagung menjabat sebagai pelatih kepala, pelatih asal Jerman itu sudah menunjukkan ketertarikannya untuk terus melanjutkan perjalanannya bersama skuad Inggris hingga Euro 2028, turnamen yang kebetulan akan digelar di tanah Britania.
Misi Awal: Meloloskan Inggris ke Piala Dunia 2026
Thomas Tuchel ditunjuk sebagai pelatih Inggris menggantikan Gareth Southgate pada awal 2025 dengan durasi kontrak 18 bulan. Penunjukan ini bukan tanpa tekanan. Tuchel dihadapkan pada target utama: membawa Inggris lolos ke Piala Dunia 2026. Tugas ini bukan sekadar soal meraih hasil, tetapi juga mengelola generasi emas yang sedang berada di puncak performa.
Dalam empat laga awalnya bersama The Three Lions, Tuchel membukukan tiga kemenangan di babak kualifikasi dan satu kekalahan saat laga persahabatan melawan Senegal. Hasil minor itu sempat mengundang sorotan, terlebih karena ia menurunkan banyak pemain inti. Namun bagi Tuchel, kekalahan justru menjadi kesempatan untuk mengevaluasi dan memperkuat pendekatan taktisnya.
Kecintaan yang Tumbuh Cepat
Meski baru beberapa bulan memimpin, Tuchel mengaku merasa nyaman dan diterima di lingkungan baru. Ia menikmati dinamika ruang ganti, kualitas pemain, serta gairah para pendukung sepak bola Inggris. Ketertarikan Tuchel untuk bertahan lebih lama pun bukan sekadar basa-basi. Ia terang-terangan menyatakan keinginannya untuk tetap berada di kursi pelatih Inggris hingga turnamen Euro 2028.
Yang membuat keinginannya semakin kuat adalah fakta bahwa Inggris akan menjadi tuan rumah bersama negara-negara tetangganya seperti Skotlandia, Wales, dan Republik Irlandia. Baginya, tampil di turnamen besar di kandang sendiri adalah pengalaman luar biasa yang tidak ingin ia lewatkan.
Lebih dari Sekadar Pelatih Tamu
Banyak pelatih asing yang pernah menangani tim nasional Inggris, tapi tidak semuanya bisa membaur dengan baik. Namun Tuchel datang dengan pendekatan yang berbeda. Ia memahami ekspektasi besar yang melekat pada timnas Inggris dan tidak segan menaruh rasa hormat terhadap budaya sepak bola setempat.
Sikapnya yang terbuka, ditambah rekam jejak sukses di klub-klub besar Eropa seperti Chelsea dan Paris Saint-Germain, memberi harapan bahwa Tuchel bisa membawa Inggris melangkah lebih jauh, bukan hanya di Piala Dunia 2026 tapi juga Euro 2028. Ia menyatakan bahwa dirinya merasa berada di tempat yang tepat, dikelilingi oleh tim dan staf yang mendukung visi jangka panjang.
Sebagai pelatih yang dikenal gemar mempelajari sistem dan strategi baru, Tuchel melihat menangani timnas bukan hanya sebagai pekerjaan sementara, tetapi tantangan yang membangkitkan gairahnya dalam dunia sepak bola. Ia menyebut Inggris sebagai lingkungan kerja yang menyenangkan, profesional, dan penuh semangat — kombinasi ideal untuk menciptakan tim juara.
Kekalahan dari Senegal tidak menyurutkan niatnya. Justru hasil tersebut menjadi cerminan bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Namun dengan pendekatan yang tepat dan semangat yang tinggi, ia percaya bahwa tim ini punya potensi besar untuk menorehkan sejarah.
Euro 2028 masih tiga tahun lagi, tapi rencana jangka panjang Tuchel menunjukkan keseriusannya membangun sesuatu yang berkelanjutan. Ia tidak ingin hanya menjadi pelatih sementara yang mengejar hasil instan, melainkan ingin meletakkan fondasi kuat untuk masa depan sepak bola Inggris.
Dengan dukungan penuh dari federasi, pemain, dan publik, besar kemungkinan Tuchel akan menjadi bagian penting dari perjalanan Inggris di ajang sepak bola terbesar Eropa tersebut. Jika semua berjalan sesuai rencana, bukan tidak mungkin Euro 2028 bisa menjadi momentum sempurna bagi Tuchel dan timnya untuk mempersembahkan gelar juara yang selama ini dinanti.