Trent Alexander-Arnold Resmi Berseragam Real Madrid: Identitas Baru, Nomor Kontroversial

Kuatbaca - Perjalanan panjang Trent Alexander-Arnold bersama Liverpool akhirnya mencapai titik perpisahan. Setelah hampir satu dekade membela klub masa kecilnya, bek kanan andalan timnas Inggris itu memilih untuk membuka lembaran baru dalam kariernya dengan hijrah ke raksasa Spanyol, Real Madrid.
Kepindahan ini menjadi salah satu transfer besar yang menyedot perhatian dunia sepak bola musim panas ini. Bukan hanya karena reputasi sang pemain, tapi juga karena transformasi yang menyertainya—dari nomor punggung hingga nama yang tertera di jerseynya.
Meninggalkan Nomor Ikonik 66
Selama bertahun-tahun, Trent identik dengan angka 66 di Liverpool. Nomor itu menjadi saksi perjuangannya dari akademi hingga mengangkat trofi Liga Champions dan Premier League. Namun, ketika mendarat di Santiago Bernabéu, ia harus merelakan nomor tersebut.
Regulasi LaLiga menetapkan bahwa nomor punggung tim utama hanya diperbolehkan antara angka 1 hingga 25. Sementara nomor 66, yang telah melekat dengan Trent, dianggap sebagai nomor yang masuk kategori pemain cadangan atau tim reserve. Maka, pilihan itu tak tersedia baginya.
Nomor 12: Warisan yang Baru Ditinggalkan
Trent disebut-sebut akan mengenakan nomor punggung 12 di Madrid—nomor yang sebelumnya digunakan oleh Eduardo Camavinga. Menariknya, Camavinga baru-baru ini dikabarkan telah mengganti nomor punggungnya menjadi 6, yang sebelumnya sempat dikenakan oleh legenda seperti Nacho Fernandez dan Sami Khedira.
Perubahan ini membuka ruang bagi Trent untuk mengambil alih nomor 12, menjadikannya identitas baru yang akan dibawanya di klub barunya. Meskipun bukan nomor yang sarat makna di Madrid, angka tersebut punya sejarah menarik di banyak klub sebagai simbol fleksibilitas dan dedikasi.
Nama Baru, Semangat Baru
Tak hanya nomor punggung yang berubah, Trent juga mengambil langkah tak biasa dengan mengganti name set di punggungnya. Jika di Liverpool ia selalu dikenal dengan ‘Alexander-Arnold’ di jersey-nya, kini ia memilih tampil dengan nama ‘Trent’ saja di Real Madrid.
Pilihan ini bisa jadi lebih dari sekadar estetika. Ada nuansa personal di balik penggunaan nama depan yang lebih ringkas, menunjukkan niatnya untuk membangun citra baru sebagai individu, bukan hanya sebagai bagian dari masa lalu. Dengan nama itu pula, ia tampaknya ingin dikenang di Spanyol.
Tak perlu menunggu lama untuk memulai bab baru, Trent langsung dibawa dalam skuat Real Madrid yang akan berlaga di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Turnamen ini akan digelar di Amerika Serikat, dan Los Blancos dijadwalkan menghadapi Al Hilal pada laga pembuka mereka di Miami, tepatnya pada 19 Juni mendatang.
Langkah cepat ini mengindikasikan bahwa Carlo Ancelotti dan tim pelatih Madrid menaruh kepercayaan besar pada pemain berusia 26 tahun itu. Keikutsertaannya dalam skuat utama menunjukkan bahwa Trent diharapkan bisa langsung berkontribusi dan beradaptasi dengan filosofi permainan Madrid.
Bagi Trent, bergabung dengan Madrid adalah tantangan besar. Ia meninggalkan kenyamanan dan status sebagai ikon lokal di Liverpool untuk bersaing di klub dengan tradisi juara dan ekspektasi tinggi setiap musimnya. Apalagi, persaingan di lini belakang Madrid sangat ketat, dengan banyak talenta muda dan senior berebut tempat.
Namun, dengan pengalaman dan kualitas teknik yang dimilikinya, tidak berlebihan jika publik Madrid menaruh harapan besar pada pria kelahiran West Derby tersebut. Perpaduan gaya bermain Inggris dan tuntutan taktis LaLiga bisa jadi menjadikannya pemain yang lebih komplet ke depan.
Kisah Trent Alexander-Arnold di Real Madrid tak sekadar soal berpindah klub. Ini adalah tentang redefinisi seorang pemain yang ingin terus berkembang, membuktikan diri di panggung yang lebih luas, dan menulis ulang narasinya sebagai pesepakbola kelas dunia.
Dengan nomor baru, nama baru, dan lingkungan baru, semua mata kini tertuju padanya. Apakah Trent bisa mengukir sejarah di Madrid seperti halnya di Liverpool? Waktu akan menjawabnya.