Reaksi Dingin Ancelotti Usai Camavinga Dikartu Merah Saat Madrid Dibekuk Arsenal

9 April 2025 19:30 WIB
eduardo-camavingac-carlo-ancelotti-arsenal-vs-real-madrid-liga-champions-20242025-perempatfinal-liga-champions-1744180442723_169.jpeg

1. Kekalahan Telak Real Madrid di Kandang Arsenal

Kuatbaca.com - Real Madrid mengalami malam kelam di Emirates Stadium usai dihajar Arsenal tiga gol tanpa balas dalam laga leg pertama perempat final Liga Champions 2024/2025, Rabu (9/4/2025) dini hari WIB. Gol-gol dari Declan Rice (2 gol) dan Mikel Merino membuat posisi Los Blancos berada di ujung tanduk jelang leg kedua. Tak hanya tertinggal secara agregat, Real Madrid juga kehilangan salah satu pemain kunci akibat kartu merah di menit-menit akhir pertandingan.

2. Camavinga Diusir Wasit, Tambah Derita Madrid

Penderitaan Real Madrid kian bertambah di masa injury time saat Eduardo Camavinga menerima kartu kuning kedua dan diusir dari lapangan. Aksi frustrasi gelandang asal Prancis itu terjadi usai pelanggaran terhadap Leandro Paredes. Camavinga, yang tak puas dengan keputusan wasit, menendang bola dengan kesal ke luar lapangan, yang dinilai sebagai bentuk protes berlebihan. Wasit Irfan Peljto tanpa ragu langsung memberikan kartu kuning kedua, mengakhiri malam buruk Camavinga.

3. Gestur Ancelotti yang Dingin dan Menyiratkan Kekecewaan

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, menunjukkan reaksi yang menarik perhatian usai insiden tersebut. Saat Camavinga berjalan menuju lorong stadion setelah dikartu merah, kamera menyorot Ancelotti yang memalingkan wajahnya, seolah enggan melihat anak asuhnya itu. Banyak pihak menilai gestur itu sebagai bentuk kekecewaan dan kemarahan Ancelotti terhadap kelakuan tak disiplin dari Camavinga, terutama karena hal itu terjadi di momen krusial saat Madrid butuh fokus penuh untuk mengejar ketertinggalan.

4. Camavinga Juga Sempat Adu Gestur dengan Ancelotti

Selain kartu merah, hubungan antara Camavinga dan Ancelotti juga tampak memanas di tengah pertandingan. Ketika Real Madrid sedang tertinggal, Ancelotti terlihat memberikan instruksi khusus kepada sang gelandang. Namun, Camavinga justru memberikan gestur menunjuk-nunjuk ke arah lapangan, seolah tak sepenuhnya setuju dengan arahan sang pelatih. Momen ini menambah sorotan terhadap dinamika internal Madrid yang tengah dalam tekanan besar.

5. Leg Kedua Jadi Tantangan Berat di Bernabeu

Dengan kekalahan telak di leg pertama dan absennya Camavinga di leg kedua, Real Madrid dihadapkan pada tugas berat. Mereka harus membalikkan defisit tiga gol saat menjamu Arsenal di Santiago Bernabéu pada 17 April 2025. Kehilangan pemain seperti Camavinga yang biasanya menjadi poros penting di lini tengah akan menjadi tantangan tersendiri bagi Ancelotti, terutama jika cedera pemain seperti Valverde dan Alaba juga belum pulih sepenuhnya.

6. Disiplin Jadi Sorotan di Tengah Ambisi Juara

Insiden yang melibatkan Camavinga kembali mengangkat isu kedisiplinan di tubuh skuad Real Madrid. Komentar mantan pemain Arsenal, Matt Upson, dalam siaran BBC menyebut bahwa tindakan Camavinga adalah contoh nyata buruknya disiplin pemain di level tertinggi. Di ajang sekelas Liga Champions, ketenangan dan fokus adalah kunci, dan kehilangan pemain karena emosi tak terkontrol bisa berdampak fatal dalam sistem permainan tim.

7. Masa Depan Camavinga dan Sikap Ancelotti

Meski belum ada pernyataan resmi dari Ancelotti soal kartu merah Camavinga, ekspresi dan sikap dinginnya bisa jadi sinyal bahwa sang pelatih tidak puas. Jika situasi ini berlanjut, bukan tidak mungkin akan ada evaluasi terhadap peran Camavinga dalam skuad utama. Namun, mengingat bakat dan usianya yang masih muda, masa depan Camavinga di Madrid masih terbuka, dengan catatan ia mampu belajar dari kesalahan dan memperbaiki sikapnya.

8. Real Madrid dalam Misi Mustahil

Real Madrid kini menghadapi situasi sulit, tak hanya secara skor tetapi juga dalam menjaga harmoni tim. Dengan tekanan besar jelang leg kedua dan dinamika internal yang sedang diuji, Ancelotti harus mencari cara untuk membangkitkan semangat para pemainnya. Satu hal yang pasti, mereka tak boleh melakukan kesalahan lagi jika masih ingin menjaga mimpi meraih trofi Liga Champions musim ini tetap hidup.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending