PSG Tembus Final Liga Champions Tanpa Neymar, Messi, dan Mbappe: Era Baru Telah Dimulai

Kuatbaca.com - Paris Saint-Germain (PSG) kembali mengukir sejarah dengan menembus final Liga Champions UEFA 2024/2025. Namun, yang membuat pencapaian ini luar biasa adalah fakta bahwa PSG melakukannya tanpa kehadiran tiga megabintang yang sebelumnya menjadi ikon klub: Neymar, Lionel Messi, dan Kylian Mbappe. Di bawah arahan pelatih Luis Enrique, PSG justru menemukan keseimbangan tim yang membawa mereka ke partai puncak Eropa.
1. PSG Singkirkan Arsenal di Semifinal
PSG memastikan tiket ke final usai menumbangkan Arsenal dengan agregat 3-1 dalam dua leg semifinal. Di leg pertama yang berlangsung di Emirates Stadium, Les Parisiens menang 1-0. Kemudian mereka mengukuhkan kemenangan dengan skor 2-1 pada leg kedua di Parc des Princes.
Hasil ini menjadi bukti bahwa PSG telah bertransformasi menjadi tim yang tidak hanya bergantung pada individu, tapi tampil kuat secara kolektif.
2. Final Kedua dalam Sejarah PSG
Final Liga Champions 2024/2025 menjadi yang kedua bagi PSG sepanjang sejarah klub. Mereka pertama kali mencapai final pada musim 2019/2020. Sayangnya, saat itu PSG gagal meraih trofi setelah dikalahkan Bayern Munich dengan skor tipis 0-1. Padahal saat itu mereka masih diperkuat oleh Neymar dan Mbappe yang menjadi ujung tombak serangan.
Kini, lima tahun kemudian, PSG kembali ke partai puncak dengan wajah baru—tanpa satupun dari trio bintang yang dulu diagung-agungkan.
3. PSG Justru Gagal Bersama Trio Superstar
Ironisnya, ketika Neymar, Messi, dan Mbappe berada di tim yang sama pada musim 2021/2022 dan 2022/2023, PSG justru gagal menunjukkan dominasi. Tim kaya raya asal Paris itu hanya mampu menembus babak 16 besar, meskipun secara di atas kertas mereka punya salah satu lini depan terbaik dunia.
Ketergantungan pada kemampuan individu membuat PSG kala itu terlihat spektakuler di highlight, tetapi kurang solid saat menghadapi tekanan kolektif dari lawan-lawan tangguh.
4. Revolusi Luis Enrique: Kolektivitas Lebih Penting dari Nama Besar
Ketika Messi dan Neymar hengkang pada musim 2023/2024, PSG tersisa dengan Mbappe sebagai bintang tunggal. Meski sempat menembus semifinal, PSG belum juga menyentuh final. Namun, ketika Mbappe akhirnya juga pergi, Luis Enrique diberi ruang untuk membangun ulang tim dengan filosofi yang lebih mengedepankan kerja sama, struktur, dan disiplin taktik.
Luis Enrique berhasil menyulap PSG menjadi tim yang seimbang, agresif dalam bertahan, dan efisien dalam menyerang. Ia tidak menggantungkan harapan pada satu sosok megabintang, tetapi pada kontribusi kolektif seluruh pemain.
5. Martin Keown: PSG Kini Lebih Komplet
Komentar menarik datang dari mantan pemain Arsenal, Martin Keown. Ia menyebut PSG saat ini adalah versi terbaik yang pernah dilihatnya. “PSG tidak punya Neymar, Messi, Mbappe—semuanya sudah keluar, tetapi sekarang mereka adalah tim yang lengkap. Saya belum pernah melihat pemain depan bekerja keras seperti ini,” ujar Keown kepada TNT Sports.
Pujian itu menunjukkan bahwa PSG telah bertransformasi dari "galaksi bintang" menjadi tim tangguh yang bisa bersaing di level tertinggi.
6. Final PSG vs Inter: Misi Menebus Kegagalan 2020
Di partai final, PSG akan menghadapi Inter Milan di Allianz Arena, Munich, pada 31 Mei 2025. Laga ini akan menjadi ujian besar bagi pasukan Luis Enrique untuk membuktikan bahwa era baru PSG benar-benar telah lahir dan siap merebut mahkota Eropa yang selama ini selalu luput.
Final ini juga menjadi ajang penebusan atas kegagalan lima tahun lalu. Bedanya, kali ini PSG datang tanpa nama besar, tetapi membawa semangat dan kerja kolektif yang solid.
7. PSG Tak Butuh Bintang, Tapi Butuh Tim
Keberhasilan PSG melaju ke final Liga Champions 2024/2025 tanpa Neymar, Messi, dan Mbappe membuktikan satu hal penting: sepak bola adalah permainan tim, bukan pertunjukan individu. Luis Enrique berhasil membuktikan bahwa kolektivitas, komitmen, dan struktur tim bisa mengalahkan kebutuhan akan nama besar.
PSG kini lebih siap dari sebelumnya untuk merebut trofi Si Kuping Besar dan menuliskan sejarah baru. Pertanyaannya: apakah musim ini akan menjadi momen PSG akhirnya menjadi juara Eropa?