PON Bela Diri 2025 Siap Digelar di Kudus, KONI Pusat Gandeng Swasta untuk Dorong Prestasi Atlet Muda

17 June 2025 19:12 WIB
pon-bela-diri-2025-koni-1750141427028_169.jpeg

Kuatbaca - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat kembali melahirkan terobosan baru dalam pembinaan olahraga nasional. Melalui penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025, KONI membuka ruang kompetitif bagi cabang olahraga bela diri yang selama ini belum sepenuhnya terakomodasi dalam PON utama. Ajang yang rencananya akan digelar di Kudus, Jawa Tengah pada Oktober mendatang ini menjadi panggung bagi 10 cabang olahraga bela diri untuk unjuk gigi.

Langkah ini bukan sekadar seremoni, tapi juga strategi. Dengan PON 2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat diprioritaskan untuk cabang olahraga Olimpiade, KONI merasa penting menyediakan panggung kompetitif bagi cabor non-Olimpiade seperti bela diri. Di sinilah PON Bela Diri mengambil peran sentral—menjadi tolok ukur pembinaan dan prestasi atlet dari federasi, KONI daerah, hingga pemerintah kabupaten dan kota.

Kolaborasi Strategis dengan Swasta

Dalam upaya mewujudkan gelaran akbar ini, KONI Pusat tidak berjalan sendiri. Dukungan dari pihak swasta menjadi kunci keberlanjutan dan profesionalisme acara. Sebuah nota kesepahaman telah ditandatangani antara Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, dan General Manager PT Perada Swara Productions, Gege Dhirganta. Perwakilan dari Djarum Foundation juga hadir sebagai bagian penting dari kolaborasi ini.

Dukungan dari Djarum Foundation tak hanya sebatas finansial atau logistik, tetapi juga mencerminkan komitmen swasta terhadap pembinaan olahraga nasional. Menurut penyelenggara, keterlibatan pihak non-pemerintah sangat penting, terutama dalam mendorong kompetisi yang berkelanjutan dan profesional.

10 Cabor Bela Diri Akan Bertanding di Kudus

Sebanyak 10 cabang olahraga bela diri akan dipertandingkan pada edisi pertama PON Bela Diri ini. Di antaranya adalah pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, sambo, kempo, dan wushu. Sepuluh cabang ini dipilih dari total 18 cabor bela diri yang diakui secara nasional.

KONI Pusat menyatakan, delapan cabor lainnya sedang dalam proses perencanaan untuk digelar di kota berbeda. Ini menandakan PON Bela Diri bukan sekadar ajang satu kali, melainkan sebuah program yang disiapkan berkelanjutan dengan cakupan nasional. Dalam jangka panjang, even ini direncanakan berlangsung dua tahun sekali sebagai bentuk pembinaan sistematis bagi para atlet bela diri di Indonesia.

Fokus pada Pembinaan Atlet Muda

Yang menarik dari ajang ini adalah fokus utamanya kepada pembinaan generasi muda. KONI dan Djarum Foundation sama-sama menekankan pentingnya memberi panggung kepada atlet muda untuk tampil dan berkompetisi secara sehat. Tak hanya demi prestasi pribadi, tetapi juga sebagai proses regenerasi atlet bela diri nasional.

Ryan Gozali selaku Ketua Penyelenggara PON Bela Diri 2025 menjelaskan bahwa pihaknya akan mendampingi federasi masing-masing cabor untuk memastikan pelaksanaan berjalan optimal. Termasuk dalam hal penyusunan jadwal, sistem pertandingan, dan logistik akomodasi. Menurutnya, penting untuk memastikan seluruh peserta memiliki fasilitas memadai, mulai dari penginapan hingga konsumsi.

Sebagai tuan rumah, Kota Kudus punya tantangan tersendiri. Meskipun dikenal memiliki infrastruktur olahraga yang cukup baik, kesiapan kota dalam menampung ratusan hingga ribuan peserta masih menjadi perhatian utama. Ryan menyebut, pihaknya tidak ingin peserta terlantar hanya karena persoalan teknis seperti penginapan yang kurang memadai.

Oleh karena itu, pihak penyelenggara akan melakukan survei lapangan bersama dengan perwakilan federasi untuk memetakan kebutuhan masing-masing cabor. Setiap cabor memiliki karakteristik berbeda, baik dalam jumlah peserta, perlengkapan, maupun intensitas kompetisinya. Semua itu akan dibahas secara mendalam agar perhelatan ini bisa berlangsung lancar.

Lebih dari sekadar pertandingan, PON Bela Diri 2025 adalah bentuk investasi jangka panjang dalam dunia olahraga Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, dalam hal ini Djarum Foundation, menunjukkan bahwa pembinaan prestasi tak bisa dipikul satu pihak saja.

Dengan visi yang jelas, kompetisi yang terorganisasi, dan dukungan penuh dari berbagai pihak, PON Bela Diri bisa menjadi batu loncatan lahirnya juara-juara baru dari tanah air. Mereka bukan hanya akan mengharumkan nama daerahnya, tetapi juga bangsa di ajang internasional.

Kita tinggal menunggu waktu. Kudus akan menjadi saksi lahirnya sejarah baru dunia olahraga bela diri nasional pada Oktober 2025 nanti.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending