Perbedaan Gaya Bermain Amorim dan Ten Hag di Manchester United

30 December 2024 11:50 WIB
ruben-amorim_169.jpeg

Kuatbaca.com - Harry Maguire, pemain bertahan Manchester United, baru-baru ini memberikan pendapat mengenai tantangan besar yang dihadapi Ruben Amorim sebagai manajer baru tim. Menurut Maguire, gaya bermain Amorim sangat berbeda dengan Erik ten Hag, mantan manajer MU yang sebelumnya mengisi posisi tersebut. Amorim memiliki pendekatan yang lebih menekankan pada penguasaan bola dan penerapan garis pertahanan tinggi, yang kontras dengan pendekatan Ten Hag yang lebih mengandalkan formasi empat bek dan sistem permainan yang lebih terstruktur.

Maguire mencatat bahwa perbedaan tersebut membuat Amorim harus berhadapan dengan tantangan besar, terutama dalam menyesuaikan taktik dengan skuad yang ada. Tim MU yang sebelumnya sudah terbiasa dengan gaya Ten Hag, kini harus beradaptasi dengan metode baru yang lebih fleksibel dan menyerang. Dengan perubahan ini, Amorim dihadapkan pada tugas berat dalam memodifikasi strategi permainan tim dan memastikan hasil yang positif di setiap pertandingan.

1. Tantangan Transisi Gaya Bermain di Manchester United

Perubahan manajer di klub besar seperti Manchester United selalu menghadirkan tantangan besar, terutama dalam hal transisi gaya bermain. Harry Maguire mengungkapkan bahwa perbedaan filosofi antara Amorim dan Ten Hag membuat proses transisi di MU terasa lebih menantang. Amorim harus berusaha keras mengimplementasikan gaya permainannya yang lebih dinamis, sementara skuad MU sendiri sebelumnya sudah terbiasa dengan cara bermain yang lebih defensif dan terstruktur di bawah Ten Hag.

Menurut Maguire, perbedaan ini membuat periode transisi terasa berat, baik untuk pemain maupun manajer. "Kami harus beradaptasi dengan taktik baru yang diterapkan oleh Amorim, yang sangat menuntut penguasaan bola dan penerapan garis pertahanan yang lebih tinggi," kata Maguire. Meski begitu, ia yakin bahwa Amorim bisa membangkitkan MU dan membawa tim kembali ke jalur kemenangan, meski tantangan yang dihadapi tidaklah mudah.

2. Menghadapi Gaya Bermain yang Bertolak Belakang

Ruben Amorim datang ke Manchester United dengan pendekatan permainan yang sangat berbeda dibandingkan dengan Erik ten Hag. Amorim dikenal sebagai manajer yang lebih menekankan pada penguasaan bola dan serangan cepat, sementara Ten Hag lebih mengandalkan stabilitas pertahanan dan formasi empat bek. Salah satu perbedaan mencolok adalah kecenderungan Amorim untuk menggunakan tiga bek dalam formasinya, yang jarang diterapkan oleh Ten Hag.

Bagi tim seperti Manchester United, yang sudah terbiasa dengan sistem permainan yang lebih tradisional, adaptasi terhadap filosofi baru Amorim tentu bukan hal yang mudah. Pemain harus mempelajari peran mereka dalam taktik yang lebih ofensif dan menghadapi lebih banyak risiko di lini belakang. Perubahan tersebut tentunya menguji kemampuan pemain dalam beradaptasi dengan cara baru untuk mencapai hasil terbaik.

3. Hasil Kinerja MU di Bawah Amorim: Belum Memuaskan

Sejak kedatangan Ruben Amorim, performa Manchester United di bawah kepemimpinannya tidak sepenuhnya mulus. Dari 10 pertandingan yang sudah dijalani, MU tercatat kalah lima kali atau setengah dari total pertandingan yang dimainkan. Hasil ini menunjukkan bahwa Amorim masih membutuhkan waktu untuk mematangkan tim dan memastikan bahwa gaya bermainnya bisa diterima oleh para pemain serta menghasilkan kemenangan.

Meski demikian, Maguire tetap optimis dengan kemampuan Amorim untuk mengembalikan Manchester United ke jalur yang benar. "Kami percaya pada kemampuan manajer dan staf pelatih. Meskipun kami menghadapi banyak kesulitan, saya yakin dengan usaha keras, kondisi akan berbalik," ujar Maguire. Kepercayaan ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan besar dihadapi, ada keyakinan bahwa dengan waktu, Amorim dapat membawa perubahan positif bagi klub.

4. Keyakinan Maguire terhadap Masa Depan MU di Tangan Amorim

Harry Maguire menunjukkan keyakinannya bahwa Ruben Amorim bisa membawa Manchester United kembali ke level terbaik meskipun ada tantangan yang besar. Sebagai pemain senior, Maguire mengerti pentingnya memberikan dukungan penuh kepada manajer dan staf pelatih, apalagi di tengah perubahan besar yang sedang terjadi di klub. Dengan gaya bermain yang berbeda, Amorim memang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan tim dengan filosofi barunya.

Maguire menambahkan bahwa meskipun proses transisi ini berat, ia dan rekan-rekannya yakin bahwa Amorim tahu apa yang perlu dilakukan untuk membangun kembali tim dan mengembalikan klub ke jalur kemenangan. "Dia sangat menuntut, dan dia tahu persis apa yang diperlukan untuk mengembalikan klub ini," ungkap Maguire. Keyakinan ini penting untuk membangun semangat tim dalam menghadapi masa-masa sulit dan mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. (*)

olahraga

Fenomena Terkini






Trending