Marc Marquez Tak Mau Terlena, Tegaskan MotoGP 2025 Masih Panjang dan Penuh Tantangan

Marc Marquez menyadari bahwa perjalanan di MotoGP 2025 masih jauh dari kata selesai. Meski awal musim terlihat menjanjikan, rider tim Ducati tersebut memilih untuk tetap rendah hati dan tidak terjebak dalam euforia. Usai gagal meraih poin di MotoGP Amerika Serikat, Marquez menegaskan bahwa dia tak ingin overconfidence atau terlalu percaya diri menghadapi sisa musim.
1. Gagal di Austin, Marquez Tak Dapat Poin
Di gelaran MotoGP Amerika Serikat akhir pekan lalu, Marc Marquez mengalami crash saat race utama (main race). Akibat insiden tersebut, rider berjuluk "Baby Alien" ini pulang tanpa membawa satu poin pun. Sebaliknya, rekan setimnya Francesco "Pecco" Bagnaia justru keluar sebagai juara, memperlebar persaingan di papan atas klasemen.
Imbas dari kecelakaan itu, Marquez kini mengoleksi 86 poin dan harus turun posisi di klasemen sementara MotoGP 2025, hanya terpaut satu angka dari kakaknya, Alex Marquez, yang berada di puncak klasemen.
2. Tak Ingin Terbuai Prediksi Juara Dunia
Dalam wawancaranya dengan media Spanyol Marca, Marc Marquez menanggapi dengan serius anggapan bahwa dirinya terlalu difavoritkan menjadi juara dunia MotoGP 2025. Ia menyebut bahwa prediksi semacam itu bisa menyesatkan dan justru menjadi beban jika tidak disikapi dengan bijak.
"Banyak orang mengarang bahwa tak ada Kejuaraan Dunia. Saya menerima pujian yang saya terima sejauh ini, dan saya menerima kritik di hari ini, yang mana akan ada lebih banyak lagi kritik. Itu wajar," ujar Marquez.
3. Musim Panjang, Segalanya Bisa Terjadi
Dengan 22 seri balapan sepanjang musim 2025, Marquez menyadari bahwa setiap akhir pekan bisa mengubah dinamika perebutan gelar juara. Ia tidak ingin terjebak dalam tekanan atau euforia, dan justru memilih belajar dari kesalahan yang terjadi di Austin.
"Hari ini, saya membuat kesalahan; saya harus belajar dari itu; saya harus tahu bagaimana mencapai tujuan. Tapi, manusia adalah satu-satunya binatang yang tersandung dua kali pada batu yang sama," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa bukan hanya dirinya yang bisa melakukan kesalahan, namun juga Pecco Bagnaia, Alex Marquez, dan pembalap lainnya. Konsistensi dan mentalitas jadi kunci utama untuk tetap bertahan di jalur perebutan gelar.
4. Sikap Realistis Marc Marquez Dapat Apresiasi
Sikap realistis Marquez mendapat apresiasi dari banyak pengamat dan fans. Setelah beberapa musim penuh cedera dan tantangan, Marquez dinilai menunjukkan kedewasaan dan kesabaran sebagai pembalap senior. Ia tidak terpancing untuk buru-buru mendeklarasikan diri sebagai kandidat kuat juara, meski performanya musim ini cukup kompetitif di beberapa seri awal.
5. Persaingan Makin Ketat di Papan Atas
Dengan selisih poin yang tipis antar pembalap di papan atas klasemen, MotoGP 2025 semakin menarik untuk diikuti. Tiga pembalap—Marc Marquez, Pecco Bagnaia, dan Alex Marquez—masih dalam jarak yang realistis untuk saling salip menyalip. Keberhasilan setiap pembalap dalam mengelola tekanan, menghindari kesalahan, dan menjaga konsistensi akan sangat menentukan hasil akhir musim ini.
Marc Marquez menunjukkan bahwa ia bukan hanya pembalap hebat di lintasan, tapi juga memiliki mentalitas dan sikap yang matang dalam menghadapi tantangan. Ia tak ingin terbuai dengan pujian atau prediksi juara dunia terlalu dini, dan lebih memilih fokus satu balapan ke balapan berikutnya.
MotoGP 2025 masih panjang, dan segalanya bisa berubah dalam sekejap. Namun, satu yang pasti, dengan pendekatan realistis dan penuh perhitungan seperti ini, Marquez tetap menjadi ancaman serius bagi siapa pun di lintasan.