Kuatbaca - Musim 2024/2025 bagi Manchester United harus berakhir tanpa gelar. Meski berhasil menembus babak final Liga Europa dengan catatan impresif tanpa kekalahan, MU justru harus menelan pil pahit setelah kalah tipis dari Tottenham Hotspur dengan skor 0-1. Kekalahan ini sekaligus menjadi satu-satunya kekalahan yang dialami Setan Merah sepanjang perjalanan di kompetisi tersebut.
Sepanjang Liga Europa musim ini, Manchester United menunjukkan performa yang cukup meyakinkan. Mereka melaju ke final tanpa sekalipun menelan kekalahan dalam 14 pertandingan yang dijalani. Rinciannya, MU berhasil mencatat sembilan kemenangan dan lima hasil imbang, sebuah catatan yang menunjukkan konsistensi dan daya juang tinggi.
Namun, semua upaya tersebut harus berakhir dengan kekecewaan di Stadion San Mames, Bilbao, tempat berlangsungnya laga final. Gol tunggal Brennan Johnson untuk Tottenham Hotspur menjadi penentu nasib MU yang harus rela gagal mengangkat trofi.
Sepanjang perjalanan mereka di Liga Europa, lini serang Manchester United tampil tajam dengan berhasil mencetak 35 gol. Namun, tidak demikian dengan lini belakang yang beberapa kali tampil rapuh. MU harus kebobolan 18 kali dan hanya mampu mencatat tiga kali clean sheet selama kompetisi.
Pada laga final, masalah ini kembali muncul. Ketajaman lini depan MU gagal muncul, sementara pertahanan kembali kebobolan satu gol krusial yang menentukan kemenangan Spurs. Kegagalan lini serang mencetak gol sekaligus menahan serangan lawan menjadi salah satu faktor utama kegagalan MU meraih gelar.
Liga Europa sejatinya menjadi harapan terakhir MU untuk meraih gelar di musim 2024/2025. Di ajang domestik, Setan Merah menjalani musim yang berat. Mereka tersingkir di babak kelima Piala FA dan perempatfinal Carabao Cup. Sementara itu, performa mereka di Premier League juga jauh dari kata memuaskan, bahkan sempat terdampar di posisi ke-16 yang sangat jauh dari target juara.
Kekalahan di final Liga Europa menutup pintu terakhir bagi MU untuk menutup musim dengan trofi. Situasi ini tentu menjadi pukulan berat bagi klub yang memiliki sejarah besar dan target tinggi di tiap musimnya.
Dalam fase grup, MU tampil cukup baik dengan hasil seri melawan Twente, FC Porto, dan Fenerbahce, serta kemenangan penting atas PAOK, Bodo/Glimt, Viktoria Plzen, Rangers, dan Steaua Bucharest. Performa di babak gugur juga cukup impresif dengan kemenangan atas Real Sociedad di 16 besar, serta melewati hadangan Lyon di perempatfinal lewat drama extra time.
Di semifinal, MU kembali menunjukkan kekuatan dengan kemenangan agregat 7-1 atas Athletic Bilbao. Namun, momentum positif itu tidak berhasil mereka lanjutkan di partai puncak menghadapi Tottenham Hotspur.
Musim 2024/2025 menjadi periode yang penuh tantangan bagi Manchester United. Walaupun mampu menunjukkan kualitas hingga final Liga Europa, hasil akhirnya tetap mengecewakan tanpa gelar sama sekali. Kekalahan di laga paling krusial ini menjadi cerminan bahwa perjalanan panjang yang diwarnai performa tidak konsisten di berbagai kompetisi harus segera dievaluasi.
Ke depannya, MU perlu melakukan perbaikan signifikan baik dari segi teknis maupun manajemen agar bisa kembali menjadi kekuatan dominan di sepakbola Eropa dan Inggris. Musim ini memberikan pelajaran berharga bahwa perjalanan menuju kejayaan tidak mudah dan penuh liku yang harus dilewati dengan strategi matang.