Manchester United dan Penyesalan yang Tertunda: Apa yang Terjadi Setelah Kritik Cristiano Ronaldo?

Kuatbaca - Pada penghujung tahun 2022, sebelum akhirnya memilih hijrah ke Al Nassr di Arab Saudi, Cristiano Ronaldo sempat membuat gempar dunia sepakbola dengan sebuah wawancara eksklusif bersama jurnalis Piers Morgan. Dalam perbincangan terbuka itu, Ronaldo tidak segan melayangkan sejumlah kritik pedas kepada Manchester United, klub yang membesarkan namanya. Mulai dari fasilitas latihan yang dinilainya tidak mengalami perkembangan sejak ia meninggalkan klub di tahun 2009, hingga budaya kerja yang dinilai sudah jauh dari semangat juara yang dulu sangat dijunjung tinggi di era Sir Alex Ferguson.
Lebih dari itu, Ronaldo juga mengomentari mentalitas para pemain muda yang ia anggap terlalu manja dan kurang respek terhadap para pemain senior. Ia juga menyoroti kebijakan manajemen klub yang lebih berfokus pada keuntungan finansial ketimbang prestasi di lapangan, serta keputusan-keputusan keliru dalam menunjuk pelatih baru yang tidak mampu membawa perubahan signifikan.
Manchester United Tak Bergeming
Meski kritik tersebut mencuat ke publik dan menjadi perbincangan hangat, Manchester United seolah menutup telinga. Klub lebih memilih mengakhiri hubungan dengan Ronaldo secara resmi pada Januari 2023, ketimbang melakukan introspeksi mendalam atas berbagai keluhan tersebut. Banyak yang menilai keputusan tersebut lebih didasari atas keretakan hubungan internal ketimbang usaha untuk memperbaiki kondisi klub secara menyeluruh.
Setelah kepergian Ronaldo, Setan Merah memang sempat meraih beberapa trofi domestik di bawah asuhan Erik ten Hag, seperti Piala FA dan Carabao Cup. Namun, prestasi tersebut dirasakan belum cukup untuk mengembalikan Manchester United ke status mereka sebagai penantang serius gelar Liga Inggris dan kompetisi Eropa. Bahkan, dalam beberapa musim terakhir, performa MU kerap inkonsisten, dengan catatan buruk di liga dan hasil mengecewakan di Liga Champions.
Kritik Lama yang Terbukti Benar?
Belakangan, legenda Liverpool, Graeme Souness, kembali menyinggung kritik-kritik yang pernah dilontarkan oleh Ronaldo. Ia menilai bahwa apa yang dikatakan CR7 saat itu memiliki banyak kebenaran. Menurut Souness, Manchester United gagal mendengarkan masukan dari salah satu profesional terbaik di dunia sepakbola, yang justru bisa menjadi sumber refleksi besar untuk memperbaiki kondisi internal klub.
Lebih dari dua tahun setelah kepergian Ronaldo, kenyataannya memang belum ada tanda-tanda nyata bahwa Manchester United telah kembali ke jalur kejayaan. Masalah klasik seperti ketidakstabilan performa, kegagalan dalam perekrutan pemain, dan keputusan manajerial yang kurang tepat masih terus membayangi perjalanan mereka.
Para pendukung Setan Merah, meski tetap setia, mulai mempertanyakan arah kebijakan klub, terutama karena setiap pergantian pelatih dan pembelian pemain baru belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu, rival-rival tradisional seperti Manchester City, Liverpool, dan Arsenal terus melesat jauh di papan atas.
Budaya Klub yang Perlu Dibangun Kembali
Salah satu kritik utama Ronaldo yang kini terasa begitu relevan adalah tentang budaya klub. Manchester United, yang dulu terkenal dengan mentalitas juara dan semangat kerja keras, kini dinilai kehilangan identitas tersebut. Banyak pengamat menilai bahwa untuk kembali berjaya, klub ini harus membangun ulang fondasi budaya tim — sesuatu yang tidak bisa dibeli hanya dengan transfer pemain mahal.
Penghormatan terhadap pemain senior, rasa lapar akan kemenangan, profesionalisme tinggi, dan dukungan penuh terhadap staf pelatih adalah elemen-elemen yang dulunya menjadi DNA Manchester United. Tanpa membangkitkan kembali nilai-nilai itu, perjalanan Setan Merah untuk kembali ke puncak kejayaan tampaknya akan semakin panjang dan berliku.
Kini, mungkin hanya ada satu pertanyaan besar: apakah Manchester United diam-diam menyesali keputusannya tidak mendengarkan Cristiano Ronaldo? Walaupun tidak pernah diungkapkan secara resmi, perjalanan klub setelah kepergian Ronaldo berbicara banyak. Waktu terus berjalan, tapi perubahan signifikan belum juga terlihat.
Sementara Ronaldo melanjutkan kariernya dengan sukses di Arab Saudi dan tetap menjaga level performanya, Manchester United masih bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan besar tentang masa depan mereka. Yang jelas, kritikan dari CR7 kini terasa lebih sebagai sebuah peringatan dini yang diabaikan — sebuah penyesalan yang mungkin tak pernah mereka akui, tetapi jelas terpampang di setiap kekalahan dan kegagalan yang datang silih berganti.