Manchester City Tersingkir dari Piala Dunia Antarklub 2025: Liburan Lebih Cepat, Tapi Tak Bahagia

2 July 2025 22:20 WIB
manchester-city-1751437928312_169.jpeg

Kuatbaca - Kejutan besar hadir dari ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Manchester City, salah satu tim favorit yang digadang-gadang bakal melaju jauh, harus menghentikan langkah lebih cepat dari yang diperkirakan. Pada babak 16 besar yang berlangsung di Camping World Stadium, Orlando, The Citizens dipaksa menyerah oleh wakil Arab Saudi, Al Hilal, dengan skor dramatis 3-4 melalui babak perpanjangan waktu.

Laga berlangsung sengit dan penuh ketegangan sejak menit pertama. City sempat unggul dalam penguasaan bola, namun Al Hilal tampil jauh lebih efisien dalam memanfaatkan peluang. Kekalahan ini membuat City harus angkat koper dan pulang lebih cepat, mengakhiri perjalanan mereka di turnamen global tersebut hanya dalam satu pertandingan fase gugur.

Bernardo Silva: Kekalahan Bukan Kesempatan Liburan

Banyak yang mengira tersingkirnya City justru akan memberi berkah terselubung bagi skuad Pep Guardiola. Dengan Premier League musim 2025/2026 akan dimulai pada 16 Agustus mendatang, waktu istirahat yang lebih panjang seharusnya bisa menjadi keuntungan. Namun, Bernardo Silva punya pandangan berbeda.

Gelandang asal Portugal itu menegaskan bahwa tidak ada satu pun pemain City yang senang dengan kekalahan dini ini. Menurutnya, para pemain telah datang ke Piala Dunia Antarklub dengan niat menang dan membawa pulang trofi, bukan sekadar mengisi kalender pertandingan. Silva juga menepis anggapan bahwa timnya sudah mulai kehilangan motivasi atau bahkan menginginkan liburan lebih panjang.

Ambisi dan Jadwal Padat yang Melelahkan

Sebagai tim yang selalu tampil di berbagai kompetisi domestik dan Eropa, Manchester City memang akrab dengan jadwal padat. Hampir setiap musim mereka bertarung hingga akhir di Premier League, Liga Champions, dan berbagai turnamen lainnya. Dalam konteks itu, libur panjang memang menjadi barang mewah bagi para pemain.

Namun begitu, menurut Silva, intensitas itu sudah menjadi bagian dari identitas City. Mereka terbiasa dengan tekanan tinggi dan agenda yang menyesakkan, tapi tetap menjalaninya dengan profesionalisme dan ambisi tinggi. Karena itulah, tersingkir lebih awal dari ajang dunia seperti ini jelas terasa mengecewakan bagi seluruh tim.

Persiapan untuk Musim Baru Dimulai Lebih Awal

Dengan kembalinya skuad ke Manchester lebih cepat, fokus pun kini bergeser ke persiapan pramusim. Meskipun jadwal pasti libur belum diumumkan, Silva menyebut bahwa para pemain akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memulihkan kondisi dan bersiap menghadapi tantangan baru. Apalagi, mereka akan langsung berhadapan dengan Wolverhampton Wanderers dalam laga pembuka Premier League pertengahan Agustus nanti.

Pelatih Pep Guardiola dan tim pelatih kini memiliki waktu lebih leluasa untuk melakukan evaluasi dan menyusun strategi. Kekalahan dari Al Hilal bisa menjadi alarm awal bahwa musim mendatang tidak akan mudah, dan semua sektor dalam tim harus ditingkatkan—dari lini pertahanan yang tampak rapuh hingga lini depan yang kurang tajam.

Tersingkir dari turnamen besar memang menyakitkan, tetapi Manchester City adalah tim dengan karakter kuat dan pengalaman panjang. Mereka tahu betul cara bangkit dari kekecewaan. Meski tidak bisa membawa pulang trofi Piala Dunia Antarklub, City masih punya banyak target musim ini: mempertahankan gelar Liga Inggris, merebut kembali Liga Champions, dan mendominasi piala-piala domestik.

Bagi Bernardo Silva dan rekan-rekannya, momen ini bukan akhir segalanya. Justru ini bisa menjadi titik tolak untuk tampil lebih tajam dan fokus ke depan. Dengan skuad bertalenta dan kepemimpinan Guardiola, Manchester City masih akan menjadi kekuatan yang menakutkan di kancah sepak bola dunia.

Beristirahat lebih awal bukanlah kemenangan terselubung bagi City. Justru, ini jadi pelajaran penting soal kesiapan dan konsistensi. Kekalahan dari Al Hilal menunjukkan bahwa tak ada lawan yang bisa diremehkan, dan dominasi tidak selalu menjamin kemenangan. Kini, City punya waktu untuk introspeksi sebelum kembali bertarung di panggung yang lebih besar. Dan jika sejarah jadi acuan, tim ini tahu cara bangkit lebih kuat.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending