Liverpool Kalah di Final Carabao Cup, Mac Allister Jagain Dan Burn

17 March 2025 12:30 WIB
dan-burn-1742184439016.jpeg

Kuatbaca.com - Liverpool mengalami kekalahan dalam final Carabao Cup 2025 melawan Newcastle United dengan skor 2-1. Pertandingan yang berlangsung di Wembley Stadium pada Minggu (16/3/2025) malam WIB ini, menyaksikan kedua gol dari Newcastle dicetak oleh Dan Burn dan Alexander Isak, sementara satu-satunya gol Liverpool tercipta lewat Federico Chiesa. Namun, yang menjadi sorotan tajam dalam pertandingan ini adalah pengawasan yang buruk terhadap Dan Burn, terutama dalam gol pertama yang tercipta melalui sundulannya.

Gol pertama Newcastle terjadi pada menit ke-45, berawal dari sepak pojok yang dieksekusi oleh Kieran Trippier. Bola yang dikirimkan ke tengah kotak penalti langsung disambut sundulan keras oleh Dan Burn. Meski Kelleher, kiper Liverpool, berusaha menepisnya, namun sundulan tinggi yang dilakukan Burn tidak bisa dihentikan. Keanehan terjadi saat melihat siapa yang bertugas mengawasi Burn: Alexis Mac Allister, gelandang dengan tinggi 1,7 meter, tampaknya bukan pilihan terbaik untuk menghadapi Burn yang memiliki tinggi 1,9 meter.

1. Ketidakcocokan Pengawalan dan Kekalahan yang Terjadi

Sundulan Dan Burn bukanlah yang pertama kali mengancam gawang Liverpool pada malam itu. Sebelumnya, Burn juga sempat menciptakan peluang dengan sundulan dari sepak pojok lainnya yang berhasil disambut oleh Bruno Guimaraes, namun upayanya tersebut masih terlalu lemah. Namun, masalah besar terjadi saat gol pertama tercipta. Pemain-pemain bertahan Liverpool, yang dikenal cukup tangguh di udara seperti Ibrahima Konaté dan Virgil van Dijk, tidak ada yang terlihat mengawasi Burn.

Yang lebih mengejutkan adalah keputusan Liverpool untuk menugaskan Mac Allister, seorang gelandang, untuk mengawal Burn yang jelas-jelas unggul dalam hal postur tubuh. Mac Allister yang memiliki tinggi 1,7 meter jelas kalah tinggi dibandingkan dengan Burn yang memiliki tubuh lebih tinggi dan lebih kuat dalam duel udara. Dalam situasi seperti ini, seharusnya salah satu dari bek tengah Liverpool yang lebih berpengalaman dalam duel udara diberikan tugas tersebut.

2. Liverpool Seharusnya Membaca Situasi Lebih Teliti

Kesalahan pengawasan terhadap Dan Burn yang pada akhirnya berujung pada gol pertama Newcastle seharusnya bisa dihindari. Sebagai tim besar dengan pemain bertahan yang tangguh, Liverpool seharusnya lebih cermat dalam membaca situasi dan menempatkan pemain yang tepat untuk mengawal pemain lawan dalam situasi bola mati. Mengingat tingginya Burn yang mencapai 1,9 meter, rasanya sangat tidak tepat jika seorang gelandang dengan postur lebih kecil seperti Mac Allister ditugaskan untuk menjaga Burn.

Pada saat gol tercipta, Burn tampak bergerak bebas di dalam kotak penalti, meninggalkan Mac Allister yang kesulitan mengejar. Ini menunjukkan kekurangan dalam komunikasi antar pemain bertahan Liverpool. Tentu saja, kesalahan ini menjadi faktor penentu dalam pertandingan tersebut, mengingat Liverpool tidak mampu mengimbangi dominasi udara yang ditunjukkan oleh Newcastle.

3. Rangkaian Kegagalan Liverpool di Final Carabao Cup

Meskipun Liverpool memiliki beberapa peluang untuk menyamakan kedudukan, mereka hanya berhasil mencetak satu gol melalui Federico Chiesa yang memperkecil ketertinggalan. Namun, usaha tersebut tidak cukup untuk mengubah hasil akhir pertandingan. Pertahanan Liverpool yang tampaknya kurang konsentrasi dan kesalahan pengawalan dalam bola mati menjadi penyebab utama kekalahan ini.

Kekalahan ini juga menjadi pukulan berat bagi Liverpool yang berharap dapat meraih trofi di ajang ini. Dengan kekuatan dan pengalaman yang dimiliki oleh pemain-pemain bertahan seperti Van Dijk dan Konaté, seharusnya Liverpool bisa tampil lebih solid dan menghindari kesalahan-kesalahan mendasar yang terjadi pada malam itu. Selain itu, pengawalan terhadap pemain setinggi Dan Burn tentu harus menjadi perhatian lebih bagi Liverpool ke depannya.

4. Evaluasi dan Harapan Liverpool ke Depan

Kekalahan Liverpool dari Newcastle di final Carabao Cup menjadi pelajaran berharga bagi tim. Salah satu aspek yang harus dievaluasi adalah pengaturan pemain dalam situasi bola mati, terutama ketika menghadapi pemain lawan yang memiliki postur tubuh lebih besar dan lebih kuat dalam duel udara. Ke depannya, Liverpool harus lebih cermat dalam memilih pemain untuk tugas-tugas khusus seperti mengawal pemain lawan di dalam kotak penalti.

Selain itu, tim juga harus lebih solid dalam menjaga komunikasi antar pemain agar kejadian serupa tidak terulang. Meskipun ini adalah kekalahan yang menyakitkan, Liverpool dapat menggunakan pengalaman ini untuk memperbaiki performa mereka di kompetisi lain dan memastikan bahwa mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebagai tim besar, mereka harus mampu belajar dari setiap kegagalan dan terus berjuang untuk meraih trofi di masa mendatang.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending