Konflik Lautaro dan Calhanoglu Memanas, Chivu Ambil Tindakan Tegas

Kuatbaca - Ketegangan internal sedang melanda Inter Milan. Dua pilar penting tim, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu, terlibat dalam perselisihan terbuka yang memicu kekhawatiran di tubuh klub. Situasi ini pun mendorong pelatih kepala Cristian Chivu untuk segera bertindak sebelum konflik semakin membesar dan mengganggu persiapan musim baru.
Suasana Memanas Usai Kegagalan di Piala Dunia Antarklub
Ketegangan antara Lautaro dan Calhanoglu memuncak usai Inter Milan tersingkir secara mengejutkan dari Piala Dunia Antarklub 2025 oleh klub Brasil, Fluminense, di babak 16 besar. Kekalahan tersebut menjadi titik awal pecahnya konflik yang selama ini mungkin sudah terpendam.
Lautaro, sebagai kapten tim, melontarkan pernyataan yang cukup pedas kepada rekan setimnya itu. Dalam komentar yang viral di kalangan fans, striker asal Argentina itu seperti menyindir langsung Calhanoglu dan bahkan mempersilakannya untuk hengkang dari klub bila tidak lagi memiliki komitmen penuh terhadap tim.
Tidak tinggal diam, Calhanoglu segera memberikan respons. Melalui unggahan di media sosial pribadinya, gelandang berusia 31 tahun itu menyayangkan komentar Lautaro yang dinilainya bisa memecah belah suasana ruang ganti. Ia menegaskan bahwa komentar seperti itu tidak pantas dilontarkan di tengah kondisi tim yang sedang butuh persatuan.
Perseteruan ini langsung menjadi sorotan media dan pendukung Inter di seluruh dunia. Sebagai dua pemain kunci, perselisihan antara mereka dikhawatirkan bisa merusak atmosfer internal menjelang musim kompetisi yang akan datang.
Melihat situasi yang semakin memanas, Cristian Chivu yang baru saja mengambil alih kursi pelatih utama Inter, segera mengambil langkah cepat. Pada malam hari setelah kekalahan melawan Fluminense, Chivu mengumpulkan seluruh skuad dan petinggi klub di hotel tim yang berlokasi di Charlotte, Amerika Serikat.
Dalam pertemuan tertutup itu, Chivu menekankan pentingnya menjaga kekompakan tim. Ia mengajak seluruh elemen tim untuk menatap ke depan dan bekerja sama membangun kekuatan baru. Dalam forum itu pula, sejumlah pemain senior dan pemimpin di ruang ganti menyatakan dukungannya terhadap pendekatan Chivu yang tegas namun penuh kepedulian.
Absennya Calhanoglu dari Pertemuan
Menariknya, Hakan Calhanoglu tidak hadir dalam rapat tersebut. Ia diketahui sudah kembali ke Eropa bersama beberapa pemain Inter lainnya yang tengah dalam proses pemulihan cedera, beberapa jam sebelum laga melawan Fluminense digelar. Ketidakhadiran ini makin memunculkan spekulasi mengenai masa depan sang pemain.
Desas-desus kepergian Calhanoglu dari Inter Milan memang kian santer terdengar. Ia disebut-sebut tengah membuka peluang untuk kembali ke tanah kelahirannya, Turki, dengan Galatasaray sebagai klub yang paling serius mengincarnya. Padahal, kontraknya di Inter masih menyisakan dua tahun lagi.
Ancaman Perpecahan Jelang Musim Baru
Situasi seperti ini tentu tidak ideal bagi klub sebesar Inter Milan. Dengan persiapan musim baru yang sudah di depan mata, perselisihan antar pemain senior bisa menjadi sumber gangguan serius. Apalagi, baik Lautaro maupun Calhanoglu adalah sosok sentral di lapangan, yang kontribusinya sangat dibutuhkan klub untuk bersaing di berbagai kompetisi musim depan.
Cristian Chivu menghadapi ujian berat di awal kepemimpinannya. Ia tidak hanya dituntut menyusun strategi dan komposisi tim terbaik, tapi juga harus mampu menyatukan kembali para pemainnya yang tengah dilanda friksi emosional. Jika konflik ini tidak diredam segera, bukan tidak mungkin akan berdampak panjang terhadap performa tim.
Para pendukung Inter Milan kini menanti bagaimana kelanjutan kisah ini. Apakah Chivu mampu menjadi penengah yang efektif? Apakah Calhanoglu akan bertahan dan berdamai, atau justru memilih jalan keluar dari klub?
Yang jelas, momen ini akan menjadi pembuktian bagi semua pihak di dalam klub—bahwa loyalitas, profesionalisme, dan komitmen terhadap tim jauh lebih penting daripada ego pribadi. Bagi Inter Milan, tantangan terbesar musim ini mungkin bukan berasal dari lawan di lapangan, tapi dari dinamika internal mereka sendiri.