KKP Kerahkan Kapal Pengawas Bantu Angkut Warga Pulau Enggano ke Bengkulu

4 July 2025 11:24 WIB
kkp-1751599239899_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan komitmennya dalam mendukung masyarakat di wilayah terpencil, salah satunya dengan mengerahkan kapal pengawas Orca 05 untuk mengangkut warga Pulau Enggano ke Kota Bengkulu. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjamin akses mobilitas dan pelayanan dasar bagi warga yang selama ini terisolasi akibat keterbatasan transportasi.

Pulau Enggano, yang terletak sekitar 90 mil laut dari Kota Bengkulu, kerap mengalami kendala transportasi laut akibat pendangkalan di alur Pelabuhan Pulau Baai. Kondisi ini berdampak pada kelumpuhan distribusi logistik dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Sebagai respons cepat, KKP mengirimkan kapal pengawasnya untuk membantu warga menyeberang ke daratan utama.

1. Kapal Pengawas Tiba di Bengkulu Setelah 12 Jam Pelayaran

KP Orca 05 yang dikomandoi oleh Nahkoda Sutisna Wijaya, tiba di perairan Bengkulu pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 08.30 WIB setelah menempuh pelayaran selama kurang lebih 12 jam dari Pulau Enggano. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa kapal tersebut berhasil menjalankan misi kemanusiaan dengan baik.

"Alhamdulillah, kami sudah mendapat laporan dari Nakhoda KP Orca 05 bahwa kapal telah tiba di Kota Bengkulu dengan selamat setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 12 jam dari Enggano," ujar Menteri Trenggono.

2. Angkut 28 Warga, Termasuk Anak-Anak dan Pendamping

Total ada 28 penumpang yang diangkut oleh KP Orca 05. Dari jumlah tersebut, 23 orang merupakan warga dewasa, 5 lainnya anak-anak. Selain warga sipil, dua orang perwakilan dari Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) turut serta dalam pelayaran sebagai pendamping. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk memastikan perjalanan warga berlangsung aman dan tertib.

Setibanya di perairan sekitar Pelabuhan Pulau Baai, penumpang tidak langsung turun dari kapal pengawas karena kapal tidak dapat merapat ke pelabuhan akibat alur yang dangkal. Oleh sebab itu, proses penurunan penumpang dilakukan menggunakan speed boat milik instansi seperti KSOP, TNI AL, Basarnas, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu.

3. Warga Bertolak Karena Kebutuhan Mendesak

Sebagian besar warga yang menyeberang ke Kota Bengkulu memiliki alasan mendesak, seperti membeli sembako, mendaftarkan anak sekolah menjelang tahun ajaran baru, serta menemui keluarga yang sudah lama tidak dijumpai. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini menjadi sulit dipenuhi lantaran minimnya transportasi laut dari dan ke Pulau Enggano sejak Maret 2025.

Kondisi tersebut diperparah dengan terhentinya kapal angkut hasil panen dari pulau, sehingga petani dan nelayan kesulitan memasarkan hasil kerja mereka. Tidak sedikit petani yang kemudian membuang pisang hasil panen ke laut karena tidak ada kapal yang bisa mengangkut ke kota. Situasi ini menunjukkan betapa krusialnya peran transportasi dalam keberlangsungan ekonomi masyarakat pulau.

4. Dampak Serius pada Ekonomi dan Kehidupan Sosial Warga

Dalam tiga bulan terakhir, masyarakat Pulau Enggano harus berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup. Banyak dari mereka yang sebelumnya bertani kakao, kopi, pinang, dan hasil perkebunan lainnya, kini harus beralih profesi menjadi buruh harian seperti kuli bangunan. Hal ini dilakukan demi mendapatkan penghasilan tunai untuk membeli beras, minyak goreng, telur, dan kebutuhan pokok lainnya.

Warga pun mulai melakukan barter atau menukar hasil tangkapan laut dengan bahan makanan. Sistem ekonomi darurat ini menjadi bentuk adaptasi masyarakat atas situasi yang tidak kunjung membaik. Kondisi ini tidak hanya menyentuh aspek ekonomi, tetapi juga sosial, karena keterbatasan mobilitas mempersempit ruang interaksi dengan keluarga di luar pulau serta menghambat akses pendidikan bagi anak-anak.

5. Pemerintah Siap Lanjutkan Dukungan Transportasi Laut

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Pung Nugroho Saksono (Ipunk), menegaskan bahwa KP Orca 05 akan terus disiagakan untuk membantu mobilitas masyarakat Pulau Enggano ke Kota Bengkulu maupun sebaliknya. Komitmen ini menjadi bagian dari perhatian pemerintah terhadap masyarakat di pulau-pulau terluar yang rawan terisolasi.

"Dikarenakan KP Orca 05 belum bisa sandar di pelabuhan akibat masih ada pendangkalan alur, maka proses pengangkutan penumpang didukung dengan speed boat dari KSOP, TNI AL, Basarnas dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu," jelas Ipunk.

Selama perjalanan, penumpang mendapat layanan seperti selimut, makanan, dan minuman untuk menjamin kenyamanan. Pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar misi kemanusiaan ini tidak hanya bersifat sementara, namun berkelanjutan sampai pembangunan infrastruktur pelabuhan rampung.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending