Kevin De Bruyne Tinggalkan Manchester City: Perjalanan Berakhir Karena Keputusan Internal Klub

5 April 2025 17:48 WIB
kevin-de-bruyne-pep-guardiola-1743836834689_169.jpeg

Kuatbaca.com-Musim 2024/2025 menjadi penanda akhir era Kevin De Bruyne bersama Manchester City. Setelah satu dekade memperkuat The Citizens dan mempersembahkan berbagai gelar bergengsi, sang maestro lini tengah akan resmi meninggalkan Etihad Stadium pada akhir musim ini. Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan para penggemar, tetapi juga memicu spekulasi tentang alasan sebenarnya di balik perpisahan ini.


1. Sepuluh Tahun Pengabdian yang Berakhir di Persimpangan Jalan

Kevin De Bruyne merupakan sosok sentral dalam era kejayaan Manchester City. Sejak bergabung pada 2015 dari Wolfsburg, pemain asal Belgia itu telah berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik dunia. Bersama City, ia mempersembahkan 16 trofi, termasuk lima gelar Premier League dan satu Liga Champions.

Namun, kontraknya yang akan habis pada 30 Juni 2025 dipastikan tidak akan diperpanjang. Keputusan ini bukan semata-mata keinginan De Bruyne sendiri, tetapi kabarnya merupakan hasil evaluasi manajemen klub yang melibatkan manajer Pep Guardiola dan direktur teknik Txiki Begiristain. Keduanya disebut menjadi aktor penting dalam pengambilan keputusan besar ini.

2. Gaji Tinggi Jadi Beban, Performa Menurun Jadi Pertimbangan

Salah satu alasan utama yang diyakini berada di balik keputusan City melepas De Bruyne adalah aspek finansial. Gelandang berusia 33 tahun tersebut saat ini menerima bayaran sekitar 400 ribu poundsterling per pekan, angka yang dianggap terlalu tinggi untuk pemain yang sudah tidak lagi dalam performa terbaiknya.

Menawarkan perpanjangan kontrak dengan nilai gaji yang lebih rendah bisa saja dilakukan, namun hal itu bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak menghargai kontribusi besar De Bruyne selama ini. Oleh karena itu, langkah paling bijak adalah berpisah dengan cara yang elegan dan penuh penghormatan.


3. Cedera dan Statistik Menurun di Musim Terakhir

Kondisi fisik De Bruyne juga menjadi salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan. Musim ini, ia hanya 19 kali bermain sebagai starter di semua kompetisi, dengan catatan empat gol dan tujuh assist. Jika dibandingkan dengan musim 2022/2023 saat City meraih treble, performanya menurun cukup signifikan—pada musim itu ia mencetak 10 gol dan memberikan 29 assist, menjadikannya kunci utama sukses tim.

Beberapa cedera yang dialami dalam dua musim terakhir membuat De Bruyne kehilangan ketajaman dan daya jelajahnya di lini tengah. Hal ini membuat manajemen klub mulai meragukan kemampuannya untuk terus menjadi pemain inti dalam sistem Guardiola yang sangat menuntut.

4. City Bersiap Lakukan Regenerasi Besar-Besaran

Manchester City juga tengah berada di fase transisi. Setelah beberapa musim berjaya dengan skuad yang relatif stabil, kini Guardiola dan tim manajemen mulai merancang regenerasi. Mereka mulai merekrut pemain muda sejak bursa transfer Januari lalu dan akan melanjutkan tren tersebut pada musim panas mendatang.

Dengan strategi tersebut, De Bruyne tampak tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang klub. Alih-alih memaksakan dirinya bertahan dalam situasi yang tidak ideal, keputusan untuk hengkang bisa menjadi solusi terbaik bagi semua pihak—City bisa mengalihkan sumber daya ke pemain muda, sementara De Bruyne dapat mencari tantangan baru di fase akhir kariernya.

Perpisahan Kevin De Bruyne dengan Manchester City bukanlah hasil dari satu keputusan spontan, melainkan akumulasi dari banyak pertimbangan: mulai dari kondisi fisik, peran di tim, hingga rencana masa depan klub. Meski menyedihkan, ini adalah momen refleksi atas karier gemilang sang maestro di Etihad. Kini, dunia menantikan ke mana langkah De Bruyne akan berlanjut—apakah ke liga baru, atau bahkan kembali ke kampung halaman? Yang pasti, namanya akan selalu menjadi bagian penting dalam sejarah emas Manchester City.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending