Keputusan Mengejutkan: Omar Marmoush Eksekusi Penalti, Bukan Erling Haaland

18 May 2025 09:57 WIB
erling-haaland-1747516667671_169.jpeg

Kuatbaca - Final Piala FA 2024/2025 yang berlangsung di Wembley Stadium pada Sabtu (17/5/2025) malam WIB menghadirkan kejutan besar, bukan hanya dari hasil akhir pertandingan, tetapi juga dari keputusan yang diambil oleh para pemain Manchester City di lapangan. The Citizens, yang dikenal dengan performa gemilang sepanjang musim, harus mengakui keunggulan Crystal Palace dengan skor tipis 1-0.

Gol tunggal Palace dicetak oleh Eberechi Eze pada menit ke-16, membuat pasukan Pep Guardiola terpaksa mengejar ketertinggalan sejak babak pertama. Dominasi City dalam penguasaan bola terlihat jelas, tetapi pertahanan solid Palace yang digalang Tyreck Mitchell dan rekan-rekannya sukses meredam agresivitas Erling Haaland dan kolega.

Kesempatan Emas di Titik Putih

Harapan City untuk menyamakan kedudukan akhirnya datang pada menit ke-36. Tyreck Mitchell melakukan pelanggaran terhadap Bernardo Silva di kotak terlarang, dan wasit langsung menunjuk titik putih. Sorak-sorai pendukung City di Wembley menggelegar, berharap Erling Haaland, sang mesin gol yang selama ini tak tergantikan sebagai eksekutor penalti, bisa mengubah skor.

Namun, sesuatu yang tak biasa terjadi. Haaland, alih-alih langsung mengambil bola seperti biasanya, justru memberikan kesempatan itu kepada Omar Marmoush. Pemandangan ini jelas mengejutkan banyak pihak. Marmoush, yang baru didatangkan oleh Manchester City pada musim panas lalu, bukanlah nama yang kerap muncul sebagai eksekutor penalti.

Keputusan Haaland tersebut tampak sebagai bentuk kepercayaan penuh kepada Marmoush, mungkin sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa percaya diri di laga sebesar final Piala FA. Sayangnya, kesempatan emas itu tidak mampu dimaksimalkan. Sepakan Marmoush ke arah kanan berhasil dibaca dengan sempurna oleh kiper Palace, Dean Henderson, yang tampil gemilang sepanjang pertandingan.

Keputusan yang Berbuah Petaka

Gagalnya penalti tersebut terbukti krusial. Skor tetap bertahan 1-0 untuk Crystal Palace hingga peluit panjang dibunyikan. Kekalahan ini tidak hanya mengubur harapan City untuk menambah koleksi trofi mereka musim ini, tetapi juga memicu tanda tanya besar mengenai keputusan di lapangan.

Statistik menunjukkan bahwa Marmoush hanya memiliki delapan pengalaman mengambil penalti sepanjang kariernya, dengan dua di antaranya berakhir gagal. Di sisi lain, Haaland tercatat sudah mengeksekusi 49 penalti dengan hanya delapan kali gagal. Perbandingan yang jelas menunjukkan bahwa Haaland adalah pilihan paling logis untuk situasi sepenting itu.

Guardiola Enggan Salahkan Pemain

Usai pertandingan, Pep Guardiola, yang dikenal sebagai manajer penuh strategi dan perhitungan, enggan menyalahkan para pemainnya atas keputusan tersebut. Dalam konferensi pers, Guardiola menyatakan bahwa keputusan di lapangan sepenuhnya berada di tangan para pemain.

"Saya tidak tahu mengapa Haaland memberikan penalti kepada Marmoush. Saya belum berbicara dengan mereka. Itu adalah keputusan mereka dan mereka yang bertanggung jawab," ujar Guardiola dengan nada tenang.

Menurut Guardiola, dalam situasi bola mati seperti penalti atau tendangan bebas, keputusan sering kali didasarkan pada perasaan dan kepercayaan diri pemain yang bersangkutan. “Mereka merasa Marmoush siap mengambil tanggung jawab itu. Sayangnya, Henderson melakukan penyelamatan bagus,” tambahnya.

Kegagalan Marmoush di titik putih menjadi sorotan utama setelah laga berakhir. Banyak pihak berpendapat bahwa jika Haaland yang mengambil tendangan penalti tersebut, hasil akhir bisa saja berbeda. Mengingat ketajaman Haaland dari titik putih, City berpotensi menyamakan kedudukan dan membuka peluang untuk membalikkan keadaan.

Di sisi lain, keputusan Haaland untuk memberikan kesempatan kepada Marmoush tetap patut diapresiasi. Ini menunjukkan kepercayaan dan solidaritas di dalam tim. Hanya saja, di laga sebesar final Piala FA, margin untuk kesalahan sangatlah kecil.

Kemenangan Crystal Palace atas Manchester City di final Piala FA ini menjadi sejarah tersendiri. Bagi Palace, ini adalah kali pertama mereka berhasil meraih trofi di ajang bergengsi tersebut sejak klub berdiri. Keberhasilan ini disambut meriah oleh para suporter yang memadati Wembley dan para pemain yang merayakannya dengan penuh euforia.

Manchester City pun harus rela menutup musim tanpa gelar Piala FA, sebuah kenyataan pahit yang mungkin akan menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Sementara itu, Marmoush mungkin akan mengingat momen ini sebagai salah satu langkah penting dalam kariernya, meskipun berakhir dengan kegagalan.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending