Kuatbaca.com -Musim 2024/2025 menjadi masa yang pahit bagi Inter Milan. Harapan untuk mengakhiri musim dengan kejayaan pupus setelah kekalahan telak dari Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions. Laga yang berlangsung di Allianz Arena pada 1 Juni itu berakhir tragis untuk tim berjuluk Nerazzurri, dengan skor akhir 0-5. Kekalahan ini bukan hanya mengubur impian mengangkat trofi paling bergengsi di Eropa, tetapi juga menjadi simbol kegagalan total dalam musim kompetisi yang penuh tekanan dan ekspektasi tinggi.
1. Musim Tanpa Gelar: Mimpi Treble Buyar
Padahal, Inter sempat digadang-gadang menjadi kandidat kuat untuk meraih treble winners. Di awal musim, performa mereka menunjukkan kestabilan dan kedalaman skuad yang cukup mumpuni. Namun kenyataan berbicara lain. Di Serie A, mereka harus puas finis di posisi kedua di bawah Napoli yang tampil konsisten sepanjang musim dan berhasil mengamankan gelar Scudetto. Sementara di Coppa Italia, perjalanan mereka terhenti di babak semifinal usai dikalahkan oleh rival sekota, AC Milan. Ketiga kompetisi utama yang diikuti Inter musim ini pun berakhir tanpa satupun gelar.
2. Reaksi Emosional Alessandro Bastoni: Rasa Sakit yang Sulit Dilupakan
Bek andalan Inter, Alessandro Bastoni, menjadi salah satu pemain yang paling vocal mengekspresikan kekecewaannya usai kekalahan di final. Melalui unggahan emosional di akun Instagram pribadinya, Bastoni mencurahkan isi hatinya yang penuh luka atas hasil pahit tersebut. Ia menyebut bahwa kekalahan di partai final bukan hanya menyakitkan, tetapi juga sangat sulit diterima oleh seluruh skuad.
"Ini bukan akhir yang kami bayangkan," tulis Bastoni dalam unggahannya. "Kekalahan ini menyakitkan dan meninggalkan rasa pahit yang begitu mendalam. Butuh waktu untuk benar-benar memahaminya," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa para pemain Inter merasa kecewa, bukan hanya kepada para penggemar, tetapi terutama terhadap diri mereka sendiri. Menurut Bastoni, semua pemain tahu betapa pentingnya kesempatan untuk membawa pulang trofi tersebut bagi klub dan para tifosi yang setia mendukung.
3. Harapan untuk Bangkit dan Dukungan dari Suporter
Meski dirundung kekecewaan, Bastoni juga mengajak para penggemar untuk tetap memberikan dukungan. Ia menekankan bahwa masa-masa sulit seperti ini justru menjadi saat di mana kehadiran para suporter sangat dibutuhkan. Dalam pesannya, Bastoni menyiratkan bahwa perjalanan Inter belum berakhir, dan timnya akan terus berjuang untuk kembali ke jalur kemenangan.
"Kami akan terus berjuang dan menulis bab baru dalam kisah kami. Forza Inter," tulisnya menutup pesan penuh semangat tersebut.
Pesan itu menjadi cerminan bahwa meskipun hasil akhir menyakitkan, semangat untuk bangkit tetap menyala. Inter Milan mungkin jatuh, tapi harapan untuk kembali lebih kuat musim depan tetap hidup.
4. Tantangan Musim Depan dan Masa Depan Inter Milan
Dengan berakhirnya musim tanpa satu pun gelar, Inter Milan menghadapi banyak tantangan untuk musim 2025/2026. Evaluasi terhadap performa pelatih, strategi transfer, dan rotasi pemain kemungkinan besar akan menjadi fokus utama manajemen. Banyak pihak berharap pelatih Simone Inzaghi tetap bertahan dan membangun kembali tim dengan semangat baru. Performa tim musim depan akan sangat bergantung pada bagaimana Inter mampu merespons kekecewaan ini dan memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk kebangkitan.
Dalam dunia sepak bola, kekalahan seperti ini bisa menjadi titik balik atau justru awal dari kemunduran. Namun jika melihat reaksi pemain seperti Bastoni, tampaknya Inter Milan memiliki fondasi mental yang cukup kuat untuk membalikkan keadaan. Dukungan dari suporter, perencanaan matang dari manajemen, serta semangat juang pemain akan menjadi kunci bagi Inter untuk kembali berjaya di kancah domestik maupun Eropa.