Juventus Melepas Berlian Muda dengan Harga Murah

19 May 2025 19:50 WIB
dean-huijsen-1747643151935_169.jpeg

Kuatbaca - Keputusan Juventus untuk melepaskan Dean Huijsen ke Bournemouth tampaknya menjadi salah satu langkah transfer yang banyak dipertanyakan oleh para penggemar. Bagaimana tidak, klub asal Italia tersebut hanya mendapatkan 15,2 juta Euro ditambah potensi bonus tiga juta Euro saat melepas Huijsen pada musim panas 2024. Padahal, setahun kemudian, bek muda asal Spanyol itu dijual ke Real Madrid dengan nilai nyaris empat kali lipat lebih mahal.

Real Madrid menebus klausul pelepasan Huijsen sebesar 50 juta Pound atau sekitar 60 juta Euro. Klub raksasa Spanyol itu mengontrak Huijsen selama lima tahun hingga 2030, dan dia akan bergabung dengan skuad Los Blancos mulai Piala Dunia Antarklub 2025 yang akan digelar bulan depan. Bagi Madrid, nilai transfer ini dianggap sebagai investasi strategis, mengingat performa gemilang Huijsen di Bournemouth sepanjang musim lalu.

Peran Strategis Tiago Pinto di Balik Transfer

Salah satu sosok kunci di balik kesuksesan transfer ini adalah Tiago Pinto, direktur sepak bola Bournemouth. Pria asal Portugal yang sebelumnya bekerja di AS Roma itu berhasil memanfaatkan potensi Huijsen yang sempat bersinar saat dipinjamkan ke Roma pada paruh kedua musim 2023/2024. Di Roma, Huijsen bermain sebanyak 14 kali dan mencetak dua gol, sebuah catatan impresif untuk seorang bek muda.

Saat Pinto berpindah ke Bournemouth, ingatannya akan potensi Huijsen tetap terjaga. Ia langsung merekrut Huijsen dan memberinya kesempatan bermain yang konsisten. Hasilnya, pemain 20 tahun itu tampil dalam 34 pertandingan dan berhasil mencetak tiga gol, performa yang membuatnya dipanggil ke Timnas Spanyol. Bagi Bournemouth, keputusan ini tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga secara prestasi.

Juventus Kehilangan Permata Muda

Langkah Juventus untuk melepas Huijsen sebenarnya bisa dipahami dari sisi finansial. Meski Huijsen adalah produk akademi klub, ia baru bergabung di usia 16 tahun dan dianggap sebagai pemain 'naik kelas' ke tim utama. Namun, persaingan ketat di lini belakang dengan nama-nama seperti Bremer, Federico Gatti, hingga Daniele Rugani membuat Juventus memilih untuk meminjamkannya ke Roma.

Sepulangnya ke Turin pada musim panas 2024, nasib Huijsen berubah drastis. Direktur olahraga Juventus, Cristiano Giuntoli, melihatnya sebagai aset bisnis yang bisa mendatangkan dana segar. Melepas pemain akademi berarti mendapatkan pendapatan bersih 100 persen dalam laporan keuangan, dan Juventus membutuhkan itu untuk membiayai proyek pelatih baru mereka, Thiago Motta.

Strategi Transfer yang Dipertanyakan

Keputusan menjual Huijsen ke Bournemouth mungkin dianggap tepat di atas kertas, tetapi badai cedera yang melanda lini belakang Juventus belakangan ini membuat banyak pihak menyesal. Bremer harus absen hingga akhir musim, sementara penggantinya, Renato Veiga, hanya dikontrak hingga akhir musim ini. Juventus juga mendatangkan Lloyd Kelly dari Newcastle United, tetapi performanya dianggap belum maksimal jika dibandingkan dengan Huijsen di Bournemouth.

Tidak sedikit penggemar yang menilai Giuntoli seharusnya meminta klausul penjualan yang lebih besar kepada Bournemouth, mengingat potensi Huijsen yang jelas terlihat sejak awal. Bahkan, beberapa pihak di manajemen Juventus mulai mengakui bahwa penjualan tersebut mungkin terlalu terburu-buru, mengorbankan pemain muda yang justru bersinar di Inggris.

Kini, Dean Huijsen bersiap memulai petualangan barunya di Santiago Bernabeu. Bergabung dengan Real Madrid, ia akan memiliki kesempatan lebih besar untuk menunjukkan kualitasnya di level tertinggi, baik di liga domestik maupun kompetisi Eropa. Bagi Juventus, kisah Huijsen adalah pengingat bahwa tidak semua aset muda bisa sekadar dianggap sebagai bisnis; terkadang, mereka adalah investasi jangka panjang yang berharga.

Juventus mungkin mendapatkan keuntungan finansial dari transfer ini, tetapi banyak yang bertanya-tanya apakah itu sebanding dengan potensi besar yang kini justru akan dinikmati Real Madrid. Kini, para suporter hanya bisa berharap bahwa Juventus tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan bakat-bakat muda lainnya.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending