Jadi Bek Termahal Madrid, Dean Huijsen Tak Terbebani: “Saya di Sini untuk Menang, Bukan Gagal”

Kuatbaca.com - Dean Huijsen resmi menjadi bek termahal Real Madrid setelah ditebus dengan nilai transfer mencapai 50 juta poundsterling dari Bournemouth. Meski status tersebut menimbulkan ekspektasi tinggi, pemain muda berdarah Belanda ini menegaskan bahwa ia tak tertekan dan memilih fokus pada kontribusinya untuk tim.
1. Transfer Cepat dan Tak Terduga
Bek berusia 20 tahun itu mengungkap bahwa ia awalnya berencana bertahan lebih lama di Inggris. Namun segalanya berubah cepat setelah ia dipanggil oleh Timnas Spanyol pada bulan Maret lalu.
“Begitu Real Madrid menelepon, saya tak lagi melirik klub lain. Bagi saya, Madrid adalah klub terbaik di dunia,” ujar Huijsen dikutip dari The Guardian.
Huijsen menyebut Madrid sebagai impian yang datang lebih cepat dari yang ia bayangkan, dan tanpa ragu, ia langsung menyetujui kepindahannya.
2. Tak Tertekan dengan Harga Fantastis
Label sebagai bek termahal Madrid rupanya tidak membuat Huijsen silau atau terbebani. Ia bahkan menganggap harga tersebut sebagai hal yang berada di luar kontrolnya.
“Saya tak memikirkan hal itu. Nilai klausulnya memang segitu, dan kalau tak ada, mungkin Bournemouth akan minta lebih banyak,” katanya santai.
Sikap dewasa dan tenang Huijsen ini menuai pujian, mengingat tekanan publik Santiago Bernabéu bisa sangat besar, terutama untuk pemain muda dengan harga selangit.
3. Dapat Pesan dari Sergio Ramos, Digadang Jadi Penerus
Menariknya, setelah transfernya resmi diumumkan, Huijsen mendapat pesan dari legenda lini belakang Madrid, Sergio Ramos. Banyak yang mulai menyebutnya sebagai penerus Ramos karena gaya bermain agresif dan keberanian membawa bola dari belakang.
Meski pujian dan ekspektasi terus mengalir, Huijsen memilih fokus pada pembelajaran dan adaptasi dengan filosofi pelatih Xabi Alonso.
“Saya cocok dengan filosofi bermain Xabi. Membawa bola ke depan dan bertahan adalah dua kekuatan saya,” ujarnya.
4. Siap Tempur dan Ingin Raih Gelar Bersama Madrid
Huijsen menegaskan bahwa dirinya bukan datang ke Madrid hanya untuk jadi pelengkap skuad. Ia ingin jadi bagian penting dalam ambisi klub meraih trofi.
“Saya pikir saya telah menunjukkan bahwa saya siap. Saya di sini untuk membantu tim dan memenuhi tuntutan yang ada,” tegasnya.
“Saya juga ingin memenangkan gelar. Saya di sini bukan untuk gagal meraih gelar.”
Dengan usia yang masih sangat muda, potensi besar, dan mentalitas juara, Huijsen siap menyambut tantangan baru di ibu kota Spanyol dan membuktikan bahwa ia memang layak mengenakan seragam putih kebanggaan Madridistas.
Dean Huijsen datang ke Real Madrid bukan hanya dengan harga mahal, tapi juga dengan mental kuat dan tekad besar. Ia tahu ekspektasi yang mengiringinya, namun memilih untuk fokus bekerja keras. Didukung oleh filosofi permainan Xabi Alonso dan pengalaman belajar dari yang terbaik, Huijsen tampaknya siap menjelma jadi salah satu pilar pertahanan masa depan Madrid—dan mungkin, sosok legendaris berikutnya di lini belakang Bernabéu.