Italia Tak Mau Gegabah Pilih Pelatih Baru: Fokus Evaluasi Pasca-Pecat Spalletti

Kuatbaca.com - Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) tengah menghadapi masa sulit usai pemecatan Luciano Spalletti dari kursi pelatih tim nasional. Meski tekanan publik terus meningkat, Italia memilih untuk tidak terburu-buru dalam menunjuk pelatih baru. Mereka menyatakan pentingnya evaluasi matang di tengah ancaman kegagalan lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun.
1. Kekalahan dari Norwegia Picu Keputusan Besar
Italia mengawali Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan hasil mengecewakan. Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia langsung memantik respons tegas dari FIGC yang memecat Spalletti hanya setelah satu pertandingan.
Sementara Norwegia tampil impresif dengan meraih 9 poin dari tiga laga, Italia kini terancam tidak bisa merebut posisi puncak grup yang menjadi satu-satunya tiket lolos otomatis ke putaran final. Jalur play-off pun menjadi kenyataan pahit yang mungkin kembali harus mereka tempuh—jalur yang dua kali gagal mereka lewati di edisi sebelumnya.
2. Hati-hati Setelah Dua Kali Gagal Lolos
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, menyadari tekanan besar yang dihadapi federasi. Mengambil keputusan cepat tanpa mempertimbangkan strategi jangka panjang bisa jadi blunder besar. Gravina mengatakan bahwa FIGC masih mempelajari situasi secara menyeluruh.
“Kami masih memanfaatkan seluruh waktu yang ada. Terlepas dari siapa yang akan ditunjuk, kami ingin melihat ada proyek baru yang kuat di baliknya,” ujar Gravina dikutip dari Football Italia.
Dengan hanya satu tim yang lolos langsung dari grup dan sejarah pahit di play-off, Italia sadar bahwa penunjukan pelatih berikutnya adalah keputusan strategis yang krusial.
3. Claudio Ranieri Menolak, Opsi Makin Terbatas
Upaya pertama FIGC mendekati pelatih berpengalaman Claudio Ranieri ternyata menemui jalan buntu. Ranieri menolak tawaran tersebut meski kabarnya sempat ada kesepakatan awal. Penolakan ini membuat opsi pelatih berkualitas yang tersedia makin menyempit.
Nama-nama lain seperti Gennaro Gattuso mulai muncul ke permukaan, tetapi belum ada keputusan final. Italia ingin memastikan bahwa siapa pun yang memimpin tim ke depan memiliki kapasitas, visi, dan kapabilitas jangka panjang.
4. FIGC Cari Proyek, Bukan Sekadar Nama
Alih-alih terpaku pada nama besar, FIGC kini mencari sosok pelatih yang membawa gagasan segar dan mampu memimpin transformasi tim nasional. Italia butuh lebih dari sekadar pemadam kebakaran. Mereka ingin seseorang yang bisa memimpin Gli Azzurri untuk keluar dari krisis identitas dan kembali kompetitif di level dunia.
Hal ini diamini oleh banyak pihak, termasuk pengamat dan mantan pelatih. Mereka menyarankan agar Italia meniru langkah federasi negara lain yang kini fokus membina generasi muda dengan pendekatan sepak bola modern.
FIGC tidak ingin mengulang kesalahan masa lalu dengan mengambil keputusan tergesa-gesa. Di tengah tekanan besar, mereka memilih langkah rasional dan strategis dengan menilai situasi secara menyeluruh. Penunjukan pelatih timnas Italia akan menjadi momen krusial yang menentukan masa depan Gli Azzurri di panggung sepak bola dunia.