Italia Dibantai Norwegia, Donnarumma Tak Bisa Menahan Kekecewaan

1. Kekalahan Memalukan Italia dari Norwegia di Kualifikasi Piala Dunia
Kuatbaca.com - Italia mengalami kekalahan telak saat bertemu Norwegia dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Bertanding di Ullevaal Stadion, Oslo, pada Sabtu dini hari (7/6/2025), Gli Azzurri harus menelan pil pahit setelah dihajar tiga gol tanpa balas oleh tuan rumah Norwegia.
Tiga gol Norwegia dicetak oleh Alexander Sorloth, Antonio Nusa, dan striker andalan mereka, Erling Haaland. Kemenangan ini memperkuat posisi Norwegia di puncak klasemen grup mereka, sementara Italia kini dihadapkan pada tantangan berat untuk merebut tiket ke Piala Dunia secara langsung.
Statistik mencatat Italia sebenarnya lebih banyak menguasai bola dengan persentase 62%. Namun penguasaan bola yang dominan itu tak mampu diubah menjadi peluang emas. Italia hanya mampu mencatat satu tembakan tepat sasaran sepanjang pertandingan, berbanding empat milik Norwegia.
Kekalahan ini bukan hanya membuat Italia kehilangan poin, tapi juga mengungkap kelemahan serius dalam skuat asuhan pelatih Luciano Spalletti. Banyak pihak menyoroti betapa tumpulnya lini serang dan kurang solidnya pertahanan Italia di laga tersebut.
2. Donnarumma: “Kami Harus Introspeksi”
Kiper utama Italia, Gianluigi Donnarumma, menjadi salah satu sosok yang paling disorot usai laga berakhir. Dalam sesi wawancara usai pertandingan, Donnarumma tampak terpukul. Ia bahkan mengaku kesulitan menjelaskan apa yang salah dari performa timnya malam itu.
“Saya tidak punya penjelasan untuk kekalahan ini. Saya hadir di sini hanya karena menghormati media. Tapi yang jelas, suporter kami tidak layak menerima performa seburuk ini,” ujarnya dengan wajah muram, dikutip dari RAI Sport.
Donnarumma menegaskan pentingnya introspeksi dari seluruh anggota tim. Ia menyerukan agar para pemain melihat ke dalam diri masing-masing dan menemukan kekuatan untuk bangkit dari situasi buruk ini. “Kami harus duduk bersama, mengakui kesalahan, dan keluar dari lubang ini sebagai satu tim,” tambahnya.
Kiper Paris Saint-Germain itu juga menegaskan bahwa performa seperti ini sama sekali tidak mencerminkan identitas Italia sebagai salah satu tim dengan sejarah panjang dan prestasi besar di sepak bola dunia.
3. Jalan Berliku Menuju Piala Dunia 2026
Kekalahan dari Norwegia membuat jalan Italia menuju putaran final Piala Dunia 2026 kian terjal. Dengan hanya juara grup yang langsung lolos ke turnamen, Italia kini kemungkinan besar harus kembali menjalani jalur playoff — rute yang menjadi momok dalam beberapa tahun terakhir.
Gli Azzurri diketahui gagal lolos ke dua edisi terakhir Piala Dunia (2018 dan 2022) akibat kekalahan menyakitkan di fase playoff. Kenangan buruk ini menghantui tim dan para pendukungnya, mengingat sejarah besar yang pernah ditorehkan Italia dengan empat gelar juara dunia.
Sementara Norwegia menunjukkan performa yang impresif sejauh ini dengan menyapu bersih tiga laga awal mereka. Keunggulan poin dan selisih gol membuat Haaland dkk berada dalam posisi sangat menguntungkan untuk merebut tiket langsung ke turnamen di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko nanti.
Untuk Italia, setiap pertandingan tersisa akan menjadi laga hidup-mati. Mereka tidak boleh kehilangan poin lagi jika tak ingin nasib buruk kembali terulang dan absen dari pesta sepak bola terbesar sejagat.
4. Harapan dan Tantangan untuk Gli Azzurri
Publik Italia kini berharap akan ada perubahan signifikan dalam pendekatan dan strategi tim. Pelatih Luciano Spalletti dituntut untuk segera mengevaluasi komposisi pemain, strategi permainan, serta mentalitas skuatnya agar tidak kembali tergelincir di pertandingan selanjutnya.
Donnarumma dan rekan-rekannya masih punya waktu untuk memperbaiki posisi di klasemen. Namun tantangan besar akan datang, mengingat lawan-lawan yang akan dihadapi di babak selanjutnya juga tidak kalah kuat dan punya ambisi serupa untuk lolos ke Piala Dunia.
Sebagai tim dengan reputasi besar, tekanan untuk lolos ke Piala Dunia adalah mutlak. Gagal lagi akan menjadi catatan kelam yang sangat menyakitkan bagi sepak bola Italia dan seluruh penggemarnya di dunia.
Dengan kompetisi yang semakin ketat dan tim-tim lain yang terus berkembang, Italia harus menunjukkan jati dirinya sebagai tim besar — bukan hanya di atas kertas, tapi juga dalam aksi nyata di lapangan hijau.