Fulham dan Forest: Dua Batu Sandungan Liverpool di Musim yang Nyaris Sempurna

Kuatbaca - Ambisi Liverpool untuk memperlebar jarak di puncak klasemen Premier League kembali terganjal. Kali ini, bukan klub raksasa yang menjegal langkah mereka, melainkan Fulham — tim yang secara mengejutkan tampil garang saat menjamu The Reds di Craven Cottage pada Minggu (6/4/2025). Dalam pertandingan penuh drama itu, Liverpool harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 3-2, sebuah hasil yang menyakitkan karena mereka sempat unggul lebih dulu.
Kekalahan ini merupakan yang kedua bagi Liverpool sepanjang musim 2024/2025. Yang pertama terjadi saat mereka takluk dari Nottingham Forest. Kini, Fulham menjadi tim kedua yang berhasil membuat pasukan Jurgen Klopp pulang tanpa poin, sekaligus memecahkan rekor tak terkalahkan Liverpool dalam 26 pertandingan terakhir di Premier League.
Awal Menjanjikan yang Berujung Petaka
Liverpool sebenarnya memulai laga dengan cukup percaya diri. Alexis Mac Allister membuka keunggulan pada menit ke-14 melalui sepakan indah yang mengecoh lini belakang Fulham. Pada momen itu, terlihat bahwa Liverpool tampil seperti biasanya: dominan, presisi, dan penuh intensitas.
Namun, kesan itu tidak bertahan lama. Fulham tiba-tiba menggila. Dalam rentang waktu hanya 14 menit, gawang Liverpool dibobol tiga kali berturut-turut oleh Ryan Sessegnon, Alex Iwobi, dan Rodrigo Muniz. Trio gol kilat itu bukan hanya mengubah skor, tetapi juga memporak-porandakan ritme permainan Liverpool.
Tertinggal 3-1 di babak pertama, Liverpool hanya mampu membalas satu gol lewat Luis Diaz di babak kedua. Namun, upaya mereka untuk menyamakan kedudukan tak membuahkan hasil hingga peluit panjang berbunyi.
Tren Buruk Saat Bertemu Fulham dan Forest
Yang menarik, Fulham kini bergabung dengan Nottingham Forest sebagai dua tim yang gagal dikalahkan Liverpool musim ini. Sebelumnya, Forest bahkan sempat menang 1-0 di Anfield dan menahan imbang 1-1 di kandang sendiri. Sementara Fulham, pada pertemuan pertama musim ini, juga sudah membuat Liverpool frustrasi dengan hasil imbang 2-2 di Anfield.
Kedua tim tersebut seolah menjadi ‘kryptonite’ bagi The Reds — batu sandungan yang muncul di saat tidak terduga. Padahal, melawan tim-tim papan atas seperti Manchester City, Arsenal, dan Chelsea, Liverpool justru tampil konsisten dan menunjukkan kelasnya sebagai kandidat juara.
Kekalahan ini juga menandai berakhirnya catatan impresif Liverpool yang tidak pernah kalah dalam 48 pertandingan terakhir di Premier League ketika mereka mencetak gol lebih dulu. Dari 48 laga itu, Liverpool mencatat 43 kemenangan dan hanya 5 kali seri. Namun rekor itu runtuh di tangan Fulham — sebuah alarm keras bahwa Liverpool tak bisa hanya mengandalkan keunggulan awal untuk mengamankan kemenangan.
Dengan kompetisi yang kian memanas, hasil ini tentu menjadi bahan evaluasi penting bagi Jurgen Klopp. Di saat persaingan gelar makin ketat dan margin kesalahan makin tipis, kehilangan poin dari tim-tim yang secara peringkat lebih rendah bisa menjadi penentu dalam perburuan trofi di akhir musim.
Fulham Bangkit, Liverpool Waspada
Sementara itu, Fulham patut diacungi jempol. Setelah menelan dua kekalahan beruntun, mereka bangkit dengan cara yang luar biasa. Bermain di depan publik sendiri, mereka tampil penuh semangat, tak gentar menghadapi nama besar, dan memanfaatkan peluang dengan efektif. Kemenangan ini tidak hanya memberikan tiga poin penting, tetapi juga dorongan moral besar untuk sisa musim.
Liverpool masih berada di puncak klasemen, namun tekanan semakin besar. Dengan Arsenal dan Manchester City terus membuntuti, hasil buruk seperti ini bisa berakibat fatal di akhir musim. Apalagi jika tren buruk saat menghadapi tim underdog terus berlanjut.
Musim ini masih menyisakan beberapa pertandingan, dan semua bisa terjadi. Namun satu hal jelas: Liverpool perlu membenahi konsistensi, terutama saat menghadapi lawan-lawan yang di atas kertas tidak diunggulkan. Karena dalam sepak bola, bukan hanya laga besar yang menentukan gelar juara — tapi juga bagaimana sebuah tim menghadapi laga yang dianggap ‘mudah’.
Fulham dan Forest sudah membuktikan bahwa label underdog bukan halangan untuk menundukkan raksasa. Kini, semua mata tertuju pada bagaimana Liverpool bangkit dari kekalahan ini dan menata ulang langkah mereka menuju garis finis.