Format Baru Kualifikasi dan Hyperpole Warnai 24 Hours of Le Mans 2025

Kuatbaca - Ajang balap legendaris 24 Hours of Le Mans kembali hadir di tahun 2025 dengan warna dan nuansa yang berbeda. Bukan hanya karena persaingan yang makin ketat di lintasan Circuit de la Sarthe, Prancis, tetapi juga karena hadirnya format baru dalam sesi kualifikasi dan hyperpole. Format ini dirancang untuk menghadirkan tensi lebih tinggi sejak hari pertama gelaran, dan otomatis memaksa seluruh tim tampil tajam sejak awal.
Para peserta, termasuk Sean Gelael bersama tim United Autosports #95, akan menghadapi sistem eliminasi yang lebih kompleks. Inovasi ini menjadi bentuk nyata dari ambisi penyelenggara untuk menjaga Le Mans tetap relevan, dramatis, dan menarik perhatian penggemar motorsport di seluruh dunia.
Format Eliminasi Bertingkat, Mirip Formula 1
Salah satu perubahan paling signifikan adalah sistem kualifikasi eliminasi bertingkat yang mengadopsi semangat dari Formula 1. Jika di tahun-tahun sebelumnya hanya ada sesi kualifikasi dan satu hyperpole, kini dibagi menjadi tiga tahap: Qualifying (Q), Hyperpole 1 (H1), dan Hyperpole 2 (H2).
Dalam kategori LMP2 dan LMGT3, sebanyak 17 dan 24 mobil akan bertarung di babak Q. Dari sini, hanya 12 mobil tercepat dari masing-masing kelas yang berhak melaju ke H1. Babak H1 kembali menyaring delapan mobil terbaik untuk masuk ke babak puncak, yakni H2. Hasil dari H2 inilah yang akan menentukan pole position dan urutan start hingga posisi ke-8.
Sementara di kelas utama Hypercar, sistem serupa diterapkan dengan skala yang lebih besar. Dari 21 mobil yang ikut di Q, 15 mobil terbaik lanjut ke H1. Kemudian, 10 di antaranya bertahan ke H2. Urutan posisi start hingga posisi 10 diambil dari hasil H2 ini. Semua ini menciptakan tensi tinggi sejak babak awal dan memaksa tim serta pembalap untuk tampil konsisten dalam tiap sesi.
Regulasi Khusus di LMGT3: Rotasi Pembalap Wajib
Salah satu tantangan terbesar muncul di kelas LMGT3, di mana aturan baru mewajibkan rotasi pembalap berdasarkan kategori. Tiap tim harus menurunkan pembalap berkategori Bronze di sesi kualifikasi berdurasi 30 menit. Jika tim mereka lolos ke H1 dan H2, maka dua pembalap berbeda lainnya harus mengisi sesi tersebut.
Ini adalah strategi yang tak hanya adil, tetapi juga menantang. Ambil contoh tim United Autosports 95, di mana Darren Leung wajib tampil di sesi Q. Bila berhasil melaju ke H1, kemungkinan besar Marino Sato akan turun tangan. Jika mereka berhasil menembus H2, giliran Sean Gelael yang akan bertarung. Ini berarti ketiga pembalap harus berada dalam kondisi optimal sejak hari pertama.
Skema ini menuntut kekompakan tim, perencanaan matang, dan kecepatan adaptasi yang tinggi. Dalam konteks balap ketahanan, hal ini bukan hanya soal kecepatan individu, tapi juga soal keharmonisan strategi tim selama 24 jam penuh balapan.
Jadwal Padat Menuju Hari Balapan
Format baru ini juga membuat susunan jadwal Le Mans lebih padat namun tetap terstruktur. Babak kualifikasi akan digelar pada hari Rabu, 11 Juni. Kemudian, sesi Hyperpole 1 dan Hyperpole 2 untuk LMGT3 dan LMP2 dilaksanakan pada Jumat dini hari waktu Indonesia.
Seluruh pembalap juga masih harus melewati empat sesi latihan bebas sebelum menghadapi babak pemanasan (warm-up) dan akhirnya memulai lomba selama 24 jam penuh pada Sabtu, 14 Juni pukul 21.00 WIB.
Dengan hadirnya format baru ini, 24 Hours of Le Mans 2025 bukan hanya tentang siapa tercepat di lintasan, tetapi juga siapa yang mampu menyusun strategi paling matang. Konsistensi, koordinasi, dan kesiapan mental seluruh tim menjadi kunci utama.
Bagi Sean Gelael dan rekan setimnya di United Autosports, ini bukan hanya soal mengejar hasil, tapi juga pembuktian bahwa mereka siap bersaing di level tertinggi balapan ketahanan dunia. Format baru ini bisa jadi pintu menuju kejutan tak terduga, dan menjadi saksi apakah adaptasi cepat bisa berbuah manis di lintasan legendaris ini.
Balapan 24 Hours of Le Mans tahun ini bisa disaksikan langsung melalui situs resmi www.gelaelized.com, membawa nuansa balapan legendaris itu lebih dekat ke publik Indonesia.