Era Baru di Santiago Bernabéu: Xabi Alonso Siap Bawa Nuansa Segar untuk Real Madrid

1 June 2025 15:14 WIB
thibaut-courtois-1742102620281.jpeg

Kuatbaca - Real Madrid bersiap memasuki babak baru dalam sejarah mereka dengan kedatangan Xabi Alonso sebagai pelatih kepala. Mantan gelandang elegan yang pernah jadi jenderal lapangan tengah Los Blancos ini kembali ke klub lamanya, bukan sebagai pemain, melainkan sebagai arsitek strategi di balik layar. Dengan gaya kepelatihan modern yang ia kembangkan di Bayer Leverkusen, Alonso diproyeksikan membawa perubahan formasi dan filosofi permainan yang berbeda dari era sebelumnya.

Sentuhan Taktikal Xabi Alonso: Transisi Menuju 3-4-3

Dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktis yang fleksibel dan berani, Alonso kemungkinan besar akan membawa formasi andalannya, 3-4-3, ke skuad Madrid. Skema ini berhasil ia terapkan dengan luar biasa bersama Leverkusen di Bundesliga, menggabungkan permainan menyerang yang agresif dengan kedisiplinan pertahanan yang solid.

Di Real Madrid, formasi ini akan menjadi angin segar, mengingat selama bertahun-tahun tim ini identik dengan formasi 4-3-3 yang menjadi ciri khas sejak era Zidane. Perubahan ini tentu menuntut adaptasi, baik dari pemain senior maupun bintang muda.

Tembok Tiga Bek: Siapa yang Masuk Line-up?

Dalam pola tiga bek, Real Madrid memiliki stok pemain yang mumpuni. Antonio Rüdiger diperkirakan akan menjadi jenderal lini belakang, didampingi Éder Militão dan David Alaba. Ketiganya memiliki atribut lengkap sebagai bek modern: cepat, kuat, dan mampu membangun serangan dari belakang.

Namun, nama-nama seperti Nacho atau Aurélien Tchouaméni, yang juga sempat bermain sebagai bek tengah dalam skema darurat, bisa menjadi opsi fleksibel ketika rotasi diperlukan. Alonso dikenal menyukai pemain multifungsi, dan karakter itu bisa jadi penentu menit bermain.

Keseimbangan di Lini Tengah: Pilar Strategis Alonso

Kunci utama dari formasi 3-4-3 Alonso terletak pada lini tengah. Di sinilah permainan Madrid akan benar-benar berubah. Duet gelandang tengah kemungkinan besar akan diisi oleh Eduardo Camavinga dan Federico Valverde, dua motor lapangan dengan tenaga besar, kemampuan bertahan, dan visi menyerang.

Sementara itu, posisi wingback akan sangat krusial dalam skema ini. Dani Carvajal di kanan dan Ferland Mendy di kiri bisa menjadi pilihan utama, tapi kehadiran Fran García dan bahkan Vinícius Tobias bisa memberikan opsi segar. Mereka akan dituntut bekerja keras secara ofensif dan defensif — naik turun sepanjang pertandingan.

Di sektor penyerangan, Alonso akan dimanjakan oleh deretan talenta kelas dunia. Vinícius Jr dan Rodrygo bisa menempati posisi sayap dalam skema 3-4-3, menyisir sisi lapangan dengan kecepatan dan kelincahan mereka. Di tengah, sosok seperti Kylian Mbappé (jika transfernya terwujud), Joselu, atau bahkan Brahim Diaz bisa menjadi tumpuan mencetak gol.

Dengan kedalaman skuad yang dimiliki Madrid, Alonso punya banyak pilihan untuk merotasi penyerang. Bahkan Jude Bellingham, meski berposisi sebagai gelandang, bisa dimainkan lebih ke depan sebagai false nine atau gelandang menyerang dalam skema tertentu.

Kepemimpinan Alonso akan membawa dinamika baru di ruang ganti. Sebagai mantan pemain yang dihormati, ia punya nilai plus dalam menjalin komunikasi dengan para pemain. Namun, tantangan terbesarnya adalah mentransformasi mentalitas tim agar sejalan dengan visinya: kolektif, dinamis, dan taktis.

Real Madrid adalah klub yang penuh tekanan. Setiap perubahan, sekecil apa pun, akan menjadi sorotan. Namun, jika Alonso mampu mengimplementasikan filosofi sepak bolanya seperti yang ia lakukan di Leverkusen, bukan tidak mungkin Los Blancos akan memasuki era kejayaan baru.

Mengganti pelatih di klub sebesar Real Madrid selalu menjadi keputusan yang penuh risiko, terlebih jika sang pelatih adalah sosok muda seperti Alonso. Namun, dengan kecerdasannya di lapangan, baik sebagai pemain maupun pelatih, banyak pihak optimistis ia bisa membawa Real Madrid tampil lebih segar dan modern.

Kini, yang tersisa adalah menunggu kiprahnya di musim depan. Apakah formasi 3-4-3 benar-benar akan diusung secara permanen? Dan apakah para pemain siap beradaptasi dengan sistem baru tersebut? Semua akan terjawab saat peluit pertama musim 2025/2026 ditiup.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending