Dean Huijsen: Tak Gentar dengan Label Bek Termahal, Fokus Bawa Madrid Berjaya

Kuatbaca - Musim panas 2025 menjadi babak baru dalam karier Dean Huijsen. Bek muda berdarah Belanda itu resmi bergabung dengan Real Madrid dengan nilai transfer yang cukup mencolok: 50 juta Poundsterling. Jumlah tersebut menjadikannya sebagai bek termahal dalam sejarah klub raksasa Spanyol itu. Namun, di tengah sorotan dan ekspektasi besar, Huijsen justru tampil kalem. Bagi pemain berusia 20 tahun itu, label harga bukanlah sesuatu yang perlu dipikirkan berlebihan.
Dalam dunia sepak bola modern, nilai transfer kerap menjadi beban psikologis yang menghantui para pemain muda. Namun tidak dengan Huijsen. Ia menyadari bahwa keputusan finansial adalah urusan klub, bukan pemain. Fokus utamanya kini adalah membuktikan diri di atas lapangan, mengenakan seragam putih Los Blancos, dan menjawab kepercayaan yang telah diberikan.
Langkah Cepat Menuju Bernabéu
Perjalanan Huijsen ke Santiago Bernabéu sebenarnya tidak sepenuhnya direncanakan sejak awal. Setelah tampil impresif di Bournemouth, ia mengaku masih ingin berkarier lebih lama di Inggris. Namun semuanya berubah ketika namanya muncul dalam radar tim nasional Spanyol dan mendapat panggilan pertama pada Maret lalu. Momen itu seolah menjadi titik balik.
Begitu Real Madrid menunjukkan ketertarikan, Huijsen mengaku tak lagi menoleh ke klub lain. Baginya, ketika klub sebesar Madrid datang mengetuk, tak ada lagi ruang untuk ragu. Keputusan pun diambil cepat. Ia tak hanya melihat Madrid sebagai tempat bermain, tapi juga sebagai tempat bertumbuh, belajar dari para pemain top, dan tentunya, mengincar banyak gelar.
Inspirasi dari Sang Legenda
Setelah kepindahannya diresmikan, Huijsen mendapatkan pesan pribadi dari salah satu bek legendaris Madrid: Sergio Ramos. Meski isi pesannya tak diungkap, perhatian dari sosok sebesar Ramos jelas memberikan suntikan semangat tersendiri. Ramos bukan hanya legenda Madrid, tapi juga simbol ketangguhan dan kepemimpinan di lini belakang. Bagi Huijsen, momen itu adalah penegasan bahwa ia kini berada di panggung besar, dan dirinya punya potensi untuk menulis sejarah baru.
Banyak yang mulai membandingkan Huijsen dengan Ramos, terutama karena harga mahal yang menyertainya. Namun, pemain muda ini tidak terpancing. Ia memilih untuk fokus pada proses dan perkembangan dirinya, bukan pada tekanan atau harapan berlebihan dari publik.
Klik dengan Filosofi Xabi Alonso
Kedatangan Huijsen ke Madrid berbarengan dengan masuknya pelatih baru, Xabi Alonso. Uniknya, Huijsen merasa langsung cocok dengan filosofi bermain sang pelatih. Ia menyebut bahwa gaya permainan Alonso yang menekankan permainan progresif dari belakang sangat sesuai dengan karakter permainannya.
Membawa bola dari lini belakang, membaca permainan, dan bertahan secara taktis adalah kekuatan utama Huijsen. Ia juga menyebut bahwa komunikasi dengan Alonso berjalan lancar dan ia sudah memahami apa yang diharapkan darinya.
Huijsen berkomitmen untuk berkontribusi maksimal bagi tim, bukan hanya sebagai pemain muda penuh potensi, tapi juga sebagai bagian dari ambisi besar Real Madrid dalam perburuan gelar domestik maupun Eropa.
Meski baru berusia 20 tahun, ucapan Huijsen penuh tekad. Ia tak datang ke Madrid hanya untuk belajar atau mengisi skuad. Tujuan utamanya jelas: membantu Madrid meraih trofi. Ia ingin menjadi bagian penting dalam setiap pertandingan, bukan sekadar pelapis atau proyek jangka panjang.
“Saya di sini bukan untuk gagal meraih gelar,” katanya, tegas dan tanpa keraguan.
Dengan kombinasi keberanian, kerendahan hati, serta kepercayaan diri, Dean Huijsen menunjukkan bahwa ia siap menghadapi panggung besar Bernabéu. Kini, yang tersisa adalah waktu dan kerja keras untuk membuktikan bahwa harga mahal itu bukan beban, melainkan cermin dari nilai dirinya yang sesungguhnya.