Cedera Jadi Titik Balik: Bukayo Saka Temukan Pencerahan Lewat Buku Spiritualitas

11 June 2025 10:43 WIB
bukayo-saka-1_169.jpeg

Cedera berat yang dialami Bukayo Saka pada akhir 2024 tak hanya menghentikan langkahnya di lapangan, tetapi juga membuka jalan baru dalam kehidupan pribadinya. Di balik rasa sakit dan ketidakpastian, pemain sayap Arsenal itu menemukan ketenangan dan makna baru melalui sebuah buku yang mengubah perspektifnya.

Insiden itu terjadi pada 21 Desember 2024, ketika Saka mengalami robekan hamstring yang memaksanya naik ke meja operasi. Keputusan harus diambil cepat: menjalani prosedur segera atau menundanya hingga liburan usai. Tanpa banyak pertimbangan, ia memilih opsi pertama dan menjalani operasi tepat sehari sebelum Natal.

“Operasinya selesai sore hari, jadi saya harus melewati malam Natal dengan kruk dan penyangga kaki. Bukan momen liburan yang saya bayangkan,” ungkap Saka kepada The Guardian.

Absennya Jadi Pukulan untuk Arsenal

Cedera tersebut menjadi yang terparah sepanjang karier Saka di Arsenal, membuatnya menepi hingga akhir Maret. Kehilangannya turut berdampak signifikan terhadap performa tim dalam perebutan gelar Premier League. Sebelumnya, rekor absennya hanya berkisar 2–3 pekan saja.

Namun, dari keterbatasan fisik itu, Saka justru menemukan ruang untuk refleksi diri. Ia menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara tuntutan profesi sebagai pesepakbola dan kehidupan pribadi. Salah satu momen paling berkesan dalam masa pemulihannya adalah saat ia mulai membaca buku The Power of Now karya Eckhart Tolle.

“Apa yang Penting Saat Ini?”

Buku tersebut diberikan oleh Carlos Cuesta, asisten pelatih Mikel Arteta. Isinya berbicara tentang pentingnya hidup di masa kini dan melepaskan beban pikiran dari masa lalu maupun masa depan. Bagi Saka, pesan itu menjadi panduan selama masa sulit pemulihan.

“Terkadang saya berpikir, ‘Apakah saya bisa kembali ke performa terbaik?’ atau ‘Apa yang bisa saya lakukan agar tak cedera?’ Tapi semua itu hanya membawa energi negatif,” ujarnya.

“Dari buku itu, saya belajar untuk bertanya ke diri sendiri: Apa yang penting saat ini? Itu yang saya pegang sekarang.”

Menatap Musim Baru dengan Jiwa Baru

Setelah tiga musim berturut-turut gagal mengangkat trofi Premier League dan hanya menjadi runner-up, Saka menatap musim depan dengan visi yang lebih dewasa. Apalagi saat rival-rival sekota seperti Tottenham, Chelsea, dan Crystal Palace justru meraih gelar musim ini.

Dengan semangat baru yang dibangun dari dalam, Saka tak hanya ingin kembali dalam performa terbaiknya, tetapi juga memimpin Arsenal untuk menuntaskan dahaga gelar yang sudah lama dinanti.

“Saya sudah lebih siap, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental,” tutupnya.

Dengan refleksi dan pemahaman baru, Bukayo Saka tampaknya siap menulis babak berikutnya dalam kariernya—bukan hanya sebagai bintang di lapangan, tetapi juga pribadi yang matang di luar stadion.

Arsenal
Bukayo Saka

olahraga

Fenomena Terkini






Trending