Barcelona Vs Inter: Lini Belakang Masih Jadi Masalah Serius untuk El Barca

2 May 2025 01:54 WIB
liga-champions-1746045645912_169.jpeg

Kuatbaca.com - Barcelona harus puas bermain imbang 3-3 melawan Inter Milan pada leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025. Walau tampil dominan secara statistik, El Barca kembali menunjukkan titik lemahnya yang sudah berulang kali dikeluhkan musim ini: lini belakang yang rapuh.

Di tengah ambisi menutup musim dengan trofi bergengsi, pertahanan Barcelona kembali menjadi sorotan tajam, terlebih setelah tiga dari tiga tembakan tepat sasaran Inter Milan berujung gol.

1. Hasil Imbang Penuh Drama di Lluis Companys

Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpiade Lluis Companys pada Kamis (1/5/2025) dini hari WIB menyajikan duel yang sangat intens. Inter Milan mencetak gol cepat di menit pertama melalui Marcus Thuram, sebelum Denzel Dumfries menggandakan keunggulan tim tamu.

Namun Barcelona membalas lewat dua gol dari Lamine Yamal dan Ferran Torres yang membuat babak pertama ditutup dengan skor imbang 2-2.

Di babak kedua, Dumfries kembali menjebol gawang Barcelona di menit ke-65, sebelum gol balasan datang cepat dua menit kemudian dari Raphinha yang beruntung tembakannya membentur mistar lalu mengenai kiper Inter, Yan Sommer, dan masuk ke gawang.

2. Statistik Dominan Tapi Gagal Menang

Secara statistik, Barcelona menguasai jalannya pertandingan dengan 78 persen penguasaan bola, melepaskan 19 tembakan, dan 9 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya, Inter hanya mencatatkan 7 tembakan, dengan 3 yang mengarah ke gawang, namun semuanya sukses menjadi gol.

Fakta ini menjadi tamparan keras bagi tim asuhan Hansi Flick, yang terlihat sangat lemah dalam mengantisipasi serangan balik dan situasi bola mati.

3. Garis Pertahanan Tinggi Terus Jadi Masalah

Taktik garis pertahanan tinggi yang diterapkan Flick memang membuat Barcelona tampil agresif dan menekan sejak awal. Namun celah di belakang bek terakhir mereka kerap dimanfaatkan lawan, termasuk oleh Inter di laga ini.

Eksploitasi ruang di lini belakang dan buruknya koordinasi antarpemain belakang menjadi alasan mengapa tim lawan bisa mencetak gol dari peluang minim. Set-piece atau bola mati juga menjadi momok. Dua dari tiga gol Inter berawal dari situasi sepak pojok, menunjukkan bahwa Barca masih lemah dalam duel udara dan organisasi pertahanan.

4. Statistik LaLiga Juga Tak Menguntungkan

Rapuhnya pertahanan Barcelona bukan hanya terlihat di Liga Champions, tetapi juga tercermin dalam performa mereka di kompetisi domestik. Meski berada di puncak klasemen LaLiga, Barcelona sudah kebobolan 32 gol, jumlah terbanyak di antara empat tim teratas.

Ini jelas menjadi peringatan bahwa jika tidak segera dibenahi, kelemahan ini bisa menggagalkan ambisi mereka di dua kompetisi tersisa.

5. Raphinha: Kebobolan di Kandang Itu Tidak Bisa Diterima

Pemain sayap Barca, Raphinha, secara terbuka menyesalkan kebobolan tiga gol di laga kandang sekelas semifinal Liga Champions. Menurutnya, tim sekelas Barcelona tak seharusnya kehilangan fokus dalam momen krusial, apalagi saat bermain di depan pendukung sendiri.

"Kami kebobolan banyak gol di kandang lagi, dan itu tidak dapat diterima," ucap Raphinha dikutip dari Sport. "Tapi kami juga harus memberi pujian kepada Inter, karena mereka sangat kuat dalam bola mati."

Ia menambahkan bahwa hasil imbang 3-3 ini masih menyisakan peluang terbuka di leg kedua. "Yang penting adalah kami masih punya kesempatan. Kami akan mempersiapkan diri lebih baik minggu ini," tegasnya.

6. Tantangan Berat di Leg Kedua di Markas Inter

Barcelona akan menghadapi Inter Milan pada leg kedua di Giuseppe Meazza pada 7 Mei mendatang. Bermain di kandang lawan bukan perkara mudah, apalagi Inter memiliki catatan kandang yang solid dan gaya bermain yang mengandalkan efektivitas dan serangan cepat.

Jika Barcelona tidak segera menemukan solusi untuk lini belakang mereka, peluang lolos ke final bisa sirna seketika. Hansi Flick dan tim pelatihnya harus menemukan formula yang lebih seimbang antara menyerang dan bertahan.

Dominasi Tak Cukup Jika Pertahanan Terbuka

Barcelona kembali membuktikan bahwa dominasi penguasaan bola tidak berarti kemenangan jika lini belakang tampil keropos. Inter Milan memberikan pelajaran penting: efisiensi dan disiplin bertahan bisa lebih menentukan di panggung sebesar Liga Champions.

Leg kedua akan jadi ujian terbesar bagi Hansi Flick. Mampukah ia menyulap lini belakang El Barca jadi lebih solid dalam waktu kurang dari seminggu?

olahraga

Fenomena Terkini






Trending