Kuatbaca - Musim panas 2025 kembali menjadi arena perburuan pemain di sepak bola Eropa. Di antara deretan target transfer yang mencuat, nama Benjamin Šeško menjadi salah satu yang paling ramai dibicarakan. Arsenal, klub asal London Utara, menunjukkan minat yang sangat serius terhadap striker muda milik RB Leipzig itu. Bahkan, negosiasi antar kedua klub disebut sudah dimulai sejak awal jendela transfer dibuka.
Mikel Arteta, sang manajer, kabarnya sudah memberikan lampu hijau. Šeško dinilai cocok dengan skema permainan Arsenal yang menekankan agresivitas dan mobilitas tinggi di lini depan. Usianya yang masih 22 tahun dan kemampuan mencetak gol yang mulai matang membuatnya masuk dalam radar utama The Gunners.
Namun, bukan Arsenal namanya jika tak berhitung dengan cermat. Di tengah ketertarikan mereka, negosiasi sempat berjalan buntu. RB Leipzig, sebagai pemilik sang pemain, mematok harga 80 juta Euro atau sekitar Rp 1,5 triliun. Sebaliknya, Arsenal hanya mampu mengajukan tawaran 70 juta Euro (sekitar Rp 1,3 triliun).
Selisih 10 juta Euro ini tampaknya menjadi batu sandungan yang belum teratasi. Arsenal enggan gegabah, terlebih mereka masih harus menyeimbangkan neraca keuangan dan alokasi anggaran untuk posisi lain yang juga ingin diperkuat musim ini.
RB Leipzig tampaknya tahu betul nilai jual pemain mudanya. Ketidakhadiran mereka di ajang Liga Champions musim depan membuat mereka kehilangan pemasukan besar. Maka, menjual Šeško menjadi salah satu cara strategis untuk menjaga stabilitas keuangan klub.
Dengan mencetak 21 gol dari 45 laga musim lalu, Šeško tak hanya tampil konsisten, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa. Posturnya yang mendekati dua meter menambah daya tarik sebagai target man modern yang bisa mengimbangi permainan fisik Premier League. Leipzig sadar, klub-klub besar seperti Arsenal akan datang dengan cek tebal. Maka, mereka tidak mau melepas aset berharganya dengan harga yang tidak sesuai ekspektasi.
Bukan cuma harga transfer yang menjadi perhatian Arsenal. Isu gaji juga mulai muncul ke permukaan. Šeško disebut menginginkan kenaikan signifikan dalam kontrak barunya, sesuai dengan lonjakan reputasi dan performanya. Hal ini membuat Arsenal perlu berpikir dua kali—bukan karena tak sanggup, melainkan karena mereka punya kebijakan gaji ketat demi menghindari ketimpangan dalam ruang ganti.
Selain itu, Arsenal juga harus bergerak cepat. Klub-klub besar lain dari Inggris dan luar negeri dikabarkan turut mengamati situasi. Bayern Munchen dan Manchester United, misalnya, pernah dikaitkan dengan nama striker Slovenia ini. Jika terlalu lama bernegosiasi, Arsenal bisa saja kecolongan.
Kini, bola ada di tangan Arsenal. Apakah mereka akan menaikkan tawaran dan menyelesaikan transfer yang sudah nyaris rampung, atau justru mundur teratur dan mulai mencari opsi lain di bursa transfer?
Dalam situasi seperti ini, keputusan tidak hanya bergantung pada kemampuan finansial semata, tetapi juga pada prioritas dan strategi klub secara keseluruhan. Mikel Arteta tentu ingin menambah daya gedor tim yang musim lalu tampil tajam meski tanpa striker klasik. Namun, dengan Liga Champions dan ambisi gelar di depan mata, tambahan amunisi di lini depan bisa menjadi penentu keberhasilan musim depan.
Apa pun akhirnya, saga transfer Benjamin Šeško ke Arsenal masih jauh dari kata selesai. Dengan bursa transfer masih panjang, segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa saja Arsenal menambah tawaran, RB Leipzig melunak, atau bahkan muncul kejutan dari klub lain yang menyalip di tikungan.
Para pendukung Arsenal kini hanya bisa berharap manajemen klub bisa bertindak bijak dan cepat. Sebab dalam dunia sepak bola modern, ketepatan memilih pemain sama pentingnya dengan kecermatan mengelola uang.