Kuatbaca - Jelang musim baru, Liverpool mulai melakukan manuver di bursa transfer dengan menyasar berbagai posisi yang perlu diperkuat. Fokus utama selama ini memang banyak tertuju pada lini tengah dan sisi bek sayap, terutama setelah kepergian beberapa pemain kunci musim lalu. Namun kini, perhatian mulai beralih ke jantung pertahanan, yaitu posisi bek tengah.
Situasi ini tak lepas dari potensi hengkangnya sejumlah pemain. Nama Ibrahima Konaté, salah satu bek andalan The Reds, dikabarkan tengah dilirik oleh klub-klub raksasa seperti Paris Saint-Germain dan Real Madrid. Dengan kontraknya yang menyisakan satu tahun lagi, masa depan Konaté di Anfield menjadi tanda tanya besar. Tak hanya itu, Jarell Quansah, bek muda yang digadang-gadang sebagai masa depan lini belakang Liverpool, juga dikabarkan sedang diincar Bayer Leverkusen. Dua situasi ini membuat Liverpool harus bersiap jika kehilangan kedalaman di lini belakang menjadi kenyataan.
Menariknya, di tengah isu transfer yang terus bergulir, Alexis Mac Allister, gelandang asal Argentina yang bersinar bersama Liverpool musim lalu, justru memberikan isyarat tentang siapa pemain yang ia ingin lihat berseragam merah Liverpool. Dalam sebuah sesi wawancara ringan, Mac Allister mengungkapkan bahwa ia sangat mengagumi rekan senegaranya di timnas Argentina, Cristian "Cuti" Romero.
Bagi Mac Allister, Romero bukan sekadar bek tangguh. Ia menyebutkan bahwa gaya bermain Romero yang tenang namun agresif membuatnya merasa nyaman di lapangan. Bek Tottenham Hotspur itu, menurut Mac Allister, tak hanya kuat secara fisik tetapi juga punya karakter pemimpin dan mampu mengangkat semangat rekan-rekannya. Pernyataan ini tentu menjadi menarik, apalagi mengingat Liverpool sedang dalam fase regenerasi pasca era Jürgen Klopp.
Cristian Romero memang bukan nama asing di Premier League. Sejak bergabung dengan Tottenham Hotspur, ia menjelma menjadi tembok kokoh di lini belakang. Permainannya dikenal lugas namun cerdas. Sebagai bagian dari skuad juara Piala Dunia 2022 bersama Argentina, Romero juga membawa aura pemenang yang jarang dimiliki banyak pemain.
Jika Liverpool memang serius mempertimbangkan rekomendasi Mac Allister, Romero bisa menjadi tambahan yang sangat berharga. Selain kemampuannya sebagai bek tengah yang mumpuni, ia juga sudah terbiasa dengan atmosfer Liga Inggris yang intens. Itu berarti ia tak perlu waktu adaptasi lama, berbeda dengan pemain dari luar liga yang kadang kesulitan menyesuaikan diri.
Dengan skenario terburuk kehilangan Konaté dan Quansah, Liverpool jelas tidak bisa hanya mengandalkan Virgil van Dijk yang mulai menua. Meskipun Van Dijk masih menjadi andalan utama, klub harus mulai menyiapkan penerus jangka panjang yang bisa menjaga stabilitas lini belakang.
Memboyong Romero tentu bukan perkara mudah, mengingat statusnya sebagai pemain inti di Tottenham. Namun dalam dunia sepak bola, segala kemungkinan bisa terjadi, terutama jika pemain menunjukkan minat untuk pindah dan klub bersedia membuka negosiasi dengan harga yang tepat.
Bayangkan kombinasi lini belakang Liverpool dengan duet Van Dijk dan Romero. Ketegasan dan pengalaman keduanya bisa menjadi fondasi pertahanan yang solid, terutama saat menghadapi tim-tim besar di kompetisi Eropa. Di sisi lain, Romero juga bisa menjadi mentor untuk para bek muda seperti Sepp van den Berg atau Billy Koumetio, jika mereka kembali dari masa pinjaman.
Dengan masuknya manajer baru dan era baru pasca Klopp, Liverpool tentu sedang menata ulang struktur skuad. Kehadiran pemain seperti Romero bisa menjadi bagian penting dari babak baru The Reds. Dan siapa tahu, saran dari Mac Allister ini bisa menjadi kunci awal dari transfer kejutan yang akan datang.