AC Milan Incar Coppa Italia, Tapi Itu Belum Cukup untuk Selamatkan Musim

Kuatbaca.com-Musim kompetisi 2024/2025 menjadi masa penuh dinamika bagi AC Milan. Meski berpeluang membawa pulang gelar Coppa Italia, banyak pihak menilai pencapaian itu belum cukup untuk mengobati inkonsistensi mereka di ajang Serie A. Rossoneri harus menghadapi kenyataan bahwa performa mereka sepanjang musim ini tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi para penggemar maupun sejarah besar klub.
Berikut ulasan lengkap mengenai situasi terkini AC Milan, termasuk peluang di Coppa Italia dan kegagalan di liga domestik.
1. Peluang Raih Gelar Kedua Musim Ini
AC Milan akan melakoni laga final Coppa Italia melawan Bologna di Stadion Olimpico, Roma, pada Kamis (15/5/2025) dini hari WIB. Partai ini menjadi kesempatan emas bagi skuat asuhan Sergio Conceição untuk mengangkat trofi kedua mereka musim ini, setelah sebelumnya sukses menjuarai Piala Super Italia pada Januari lalu.
Kemenangan atas Bologna akan menjadi pembuktian bahwa Milan masih memiliki daya saing di kompetisi domestik. Trofi Coppa Italia sendiri terakhir kali mereka raih pada tahun 2003, dan sejak saat itu dominasi di ajang ini lebih banyak dikuasai oleh klub-klub lain seperti Juventus dan Lazio. Maka dari itu, gelar ini punya makna penting—bukan hanya sebagai pencapaian, tetapi juga sebagai penyuntik semangat dan kebangkitan tim.
2. Inkonsistensi di Serie A Jadi Sorotan Tajam
Sayangnya, prestasi di ajang piala belum cukup untuk menutupi performa mengecewakan Milan di Serie A musim ini. Hingga pekan ke-36, Rossoneri masih terpaku di peringkat kedelapan dengan 60 poin. Posisi ini sangat jauh dari target realistis yang seharusnya mereka capai, yakni zona Liga Champions.
Dengan jarak empat poin dari posisi empat besar dan hanya dua pertandingan tersisa, peluang untuk tampil di Liga Champions musim depan nyaris tertutup. Milan harus berharap banyak dari hasil negatif empat tim di atas mereka—sebuah skenario yang sangat sulit diwujudkan. Hal ini menjadi tamparan keras bagi klub yang pernah begitu disegani di Eropa.
3. Kecewa Suporter dan Bayangan Ekspektasi Masa Lalu
Performa Milan musim ini mengundang kekecewaan besar di kalangan pendukung. Sebagai klub dengan sejarah panjang dan prestisius di kancah Eropa, para fans menuntut lebih dari sekadar sekadar trofi Coppa Italia atau Piala Super. Mereka menginginkan konsistensi di liga, penampilan kompetitif di Eropa, dan kehadiran tim yang benar-benar bisa bersaing dengan rival-rival utama seperti Inter Milan, Juventus, atau Napoli.
Apalagi, dukungan suporter di stadion selalu maksimal. Setiap pekan, ribuan Milanisti hadir menyuarakan semangat dari tribun San Siro. Ketika tim tampil angin-anginan, tentu ada kekecewaan mendalam karena pengorbanan dan loyalitas mereka seolah tak terbalas dengan prestasi nyata.
4. Evaluasi Manajemen dan Masa Depan Conceição
Sergio Conceição yang baru ditunjuk musim ini memang menghadapi tekanan berat. Meski berhasil meraih satu trofi dan berpotensi menambah satu lagi, nasibnya di Milan belum tentu aman. Dalam klub sebesar Milan, ekspektasi terhadap pelatih selalu tinggi. Konsistensi dan progres tim adalah dua hal yang sangat diperhitungkan dalam evaluasi akhir musim.
Manajemen klub harus mengambil keputusan bijak untuk menyusun strategi jangka panjang. Entah itu memberikan waktu lebih kepada Conceição untuk membangun timnya, atau mempertimbangkan opsi lain demi mencapai target besar musim depan.
Yang jelas, jika Milan gagal menembus zona Eropa secara keseluruhan, Coppa Italia sekalipun tidak akan cukup untuk menyelamatkan citra klub dari musim yang mengecewakan. Trofi bisa menghibur sesaat, tetapi tanpa konsistensi, fondasi masa depan tetap rapuh.
AC Milan mungkin akan mengakhiri musim ini dengan gelar Coppa Italia—suatu prestasi yang patut diapresiasi. Namun, gelar tersebut tidak bisa menghapus kenyataan bahwa Rossoneri gagal tampil konsisten di Serie A. Ketika klub sebesar Milan tak mampu bersaing di papan atas liga, perlu ada evaluasi serius terhadap arah dan kebijakan klub.